Kerajaan Arab Saudi menggelar ibadah haji 1442 hijriah untuk 60.000 jemaah. Pembatasan jumlah dilakukan untuk menghindari penularan Covid-19. Sejalan dengan itu, protokol kesehatan ketat juga diterapkan.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
RIYADH, SABTU — Jemaah haji mulai berdatangan di kota Mekkah, Arab Saudi, pada Sabtu (17/7/2021), untuk menunaikan ibadah haji 1442 hijriah. Tahun ini menjadi gelaran kedua kalinya pelaksanaan ibadah haji di tengah-tengah masa pandemi Covid-19.
Seperti dilaporkan oleh Al Arabiya, ratusan anggota jemaah haji tiba di stasiun al-Zaidi di Mekkah. Pemerintah Arab Saudi menyiapkan lebih dari 200 bus yang akan membawa para jemaah menuju ke Kabah setelah lolos pemeriksaan izin dan kesehatan.
Di waktu normal, Mekkah biasanya akan menyambut lebih dari 2,5 juta umat Islam dari seluruh dunia untuk kegiatan ibadah haji. Namun, karena pandemi Covid-19, ibadah tahun ini dibatasi hanya bagi 60.000 orang yang tinggal di Arab Saudi dan telah divaksinasi Covid-19. Mereka juga adalah orang yang berusia 18-65 tahun, tidak menderita penyakit kronis, dan tidak pernah melakukan perjalanan haji sebelumnya.
Pada tahun lalu, hanya beberapa bulan setelah pandemi Covid-19 melanda, Kerajaan Arab Saudi hanya mengizinkan 10.000 anggota jemaah yang tinggal di negara itu untuk menjalani ibadah haji dengan protokol kesehatan ketat. Tidak dilaporkan adanya kasus Covid-19 pada ibadah haji pada 2020.
Saat itu pihak berwenang mendirikan beberapa fasilitas kesehatan, klinik keliling, dan ambulans untuk melayani para peziarah. Para jemaah juga dibawa ke tempat-tempat keagamaan dalam jumlah kecil. Mereka dibekali perlengkapan, termasuk kerikil yang disterilkan untuk ritual lempar jumrah, cairan disinfektan, masker kesehatan, sajadah, dan ihram yang terbuat dari bahan tahan bakteri.
Tahun ini, meski kuotanya ditambah, protokol kesehatan tetap diterapkan secara ketat. Selain wajib divaksin dengan dosis penuh, para jemaah wajib menjaga jarak dan memakai masker. Siapa pun hanya boleh masuk masjid dan tempat lain jika sudah mendapat izin pemerintah. Pelanggar akan didenda uang setara ongkos naik haji umum di Indonesia.
Guna kelancaran kegiatan dan pemantauan, seluruh jemaah haji diwajibkan mengunduh aplikasi seluler Shaaer Smart Card. Aplikasi itu menyimpan detail data pribadi dan tempat tinggal para jemaah sekaligus memantau status kesehatan mereka. Melalui apikasi itu, jemaah bisa mendapatkan dan menilai layanan haji, termasuk mengakses berbagai transportasi di sekitar Mekkah dan di sepanjang perjalanan haji mereka.
Setelah dibawa menggunakan bus dan sampai ke Masjidil Haram, para jemaah mulai melakukan tawaf atau prosesi mengelilingi Kabah tujuh kali. Banyak yang membawa payung untuk melindungi diri dari panasnya sinar matahari.
”Setiap tiga jam, 6.000 orang masuk untuk melakukan tawaf kedatangan. Setelah setiap kelompok pergi, dilakukan proses sterilisasi di tempat suci itu,” kata juru bicara Kementerian Haji Arab Saudi Hisham al-Saeed.
Pihak berwenang Arab Saudi berharap untuk mengulangi keberhasilan haji tahun lalu. Hal itu ditandai dengan kepanitiaan haji yang sangat besar dan komitmen penuh dari pejabat dan jemaah untuk mengikuti pedoman protokol kesehatan.
Protokol jaga jarak sosial diberlakukan setiap saat selama haji. Robot juga telah ditempatkan di sekitar Kabah untuk menyemprotkan cairan disinfektan sepanjang hari. Ada pula robot yang melayani pembagian air zamzam bagi para jemaah dan pekerja.
Di antara jemaah yang terpilih tahun ini adalah Ameen, seorang kontraktor minyak asal India berusia 58 tahun. Ia tinggal di Kota Dammam, Arab Saudi. Ia terpilih untuk berhaji tahun ini bersama istri dan tiga anaknya yang sudah dewasa. ”Kami sangat gembira. Begitu banyak teman dan kerabat kami ditolak,” kata Ameen.
Kegembiraan juga diungkapkan apoteker asal Mesir, Mohammed El Eter, setelah tahu dirinya terpilih berhaji di tahun ini. ”Ini adalah momen spesial yang tak terlupakan dalam hidup seseorang. Saya berterima kasih kepada Tuhan karena memberi saya kesempatan ini untuk diterima di antara banyak orang yang melamar,” kata pria berusia 31 tahun itu.
Saya berterima kasih kepada Tuhan karena memberi saya kesempatan ini, untuk diterima di antara banyak orang yang melamar.
Seperti negara-negara Teluk lainnya, Arab Saudi adalah rumah bagi populasi ekspatriat yang signifikan dari Asia Selatan, Timur Jauh, Afrika, serta Timur Tengah. Jemaah haji itu dipilih dari lebih dari 558.000 pelamar melalui sistem pemeriksaan daring.
Wakil Menteri Kementerian Haji Arab Saudi Mohammad al-Bijawi, kepada media resmi Saudi, menyatakan, jemaah akan dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri dari maksimal 20 orang. Tujuannya untuk membatasi penyebaran sekiranya ada temuan kasus Covid-19.
Sejauh ini, kasus Covid-19 di Arab Saudi tercatat lebih dari 507.000 kasus dengan sekitar 8.000 kasus kematian di antaranya. Sementara lebih dari 20 juta dosis vaksin Covid-19 telah diberikan di negara berpenduduk lebih dari 34 juta orang itu. (AFP/REUTERS/BEN)