120 Orang Tewas dan Ribuan Orang Hilang Kontak akibat Banjir di Eropa
Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan simpati yang mendalam atas musibah banjir di negaranya dan sejumlah negara lain di Eropa. Ia menyebut negerinya tengah didera ketakutan, keputusasaan, dan penderitaan.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
BERLIN, JUMAT — Jumlah korban tewas akibat banjir dahsyat di Eropa, khususnya bagian barat Jerman dan Belgia, hingga Jumat (16/7/2021), menembus angka 100 jiwa. Ribuan warga dilaporkan masih belum jelas nasibnya akibat terputusnya jalinan komunikasi di sejumlah wilayah. Kewaspadaan sejumlah negara di Eropa terus ditingkatkan di tengah belum membaiknya cuaca, minimal hingga akhir pekan ini.
Pihak berwenang di Negara Bagian Rhineland-Palatinate, Jerman, mengatakan, bencana banjir telah mengakibatkan 50 jiwa melayang. Sementara di wilayah Rhine-Westphalia Utara, pejabat negara bagian itu menyebutkan, jumlah korban tewas sebanyak 43 jiwa, seraya memperingatkan bahwa angka itu bisa meningkat lebih jauh. Adapun di Belgia, hingga Jumat pagi, menurut laporan media setempat, korban tewas akibat bencana banjir di negara itu sebanyak 12 jiwa.
Banjir bandang terjadi menyusul hujan deras berhari-hari yang mengubah aliran sungai dan jalan-jalan menjadi arus deras. Hujan terus turun mulai Rabu (14/7/2021). Banjir bandang menyapu mobil dan menyebabkan rumah-rumah tergenang di sejumlah wilayah. Sekitar 1.300 orang di Jerman masih dilaporkan hilang. Pihak berwenang mengatakan, upaya untuk menghubungi mereka dapat terhambat oleh jalan dan koneksi telepon yang terganggu. Di Belgia, hingga Jumat, setidaknya lima orang masih dinyatakan hilang.
Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan simpati yang mendalam atas musibah banjir di negaranya dan sejumlah negara lain di Eropa. Di tengah kunjungannya ke Washington, AS, Kamis, Merkel menyebut negerinya tengah didera ketakutan, keputusasaan, dan penderitaan karena ratusan ribu orang tiba-tiba menghadapi bencana. ”Empati dan hati saya untuk semua orang yang dalam bencana ini kehilangan orang yang mereka cintai, atau yang mengkhawatirkan nasib orang yang masih hilang,” katanya, mencatat banyak warga di Luksemburg dan Belanda juga menderita.
Merkel mengatakan, pemerintahnya tidak akan membiarkan mereka yang terkena dampak ”sendirian dengan penderitaan mereka”. Ia menyatakan, Pemerintah Jerman bakal melakukan ”yang terbaik untuk membantu warga dalam kesusahan mereka”.
Merkel mengatakan, pemerintahnya tidak akan membiarkan mereka yang terkena dampak ”sendirian dengan penderitaan mereka”. Ia menyatakan, Pemerintah Jerman bakal melakukan ”yang terbaik untuk membantu warga dalam kesusahan mereka”.
Presiden AS Joe Biden menyebut bencana banjir itu sebagai tragedi. ”Kanselir Merkel, saya ingin menyampaikan kepada Anda dan warga Jerman belasungkawa tulus saya dan belasungkawa rakyat Amerika atas hilangnya nyawa dan kehancuran akibat banjir selama 24 jam terakhir di Jerman dan negara-negara tetangga,” kata Biden.
Dari kota Erftstadt, barat daya Cologne, Jerman, dilaporkan, tim penyelamat bergegas membantu orang-orang yang terjebak banjir di rumah mereka. Pihak berwenang daerah setempat mengatakan, beberapa orang tewas setelah rumah mereka runtuh akibat penurunan tanah. Dari gambar udara terlihat penurunan tanah itu mengakibatkan lubang berukuran besar yang menganga. Sementara itu, setidaknya tiga orang berhasil diselamatkan dari Sungai Wurm di daerah Heinsberg pada Kamis malam.
Gubernur Rhine-Westphalia Utara Armin Laschet telah mengadakan pertemuan darurat kabinet. Penanganan bencana banjir oleh Laschet itu secara luas dipandang sebagai ujian bagi ambisinya untuk menggantikan Merkel sebagai kanselir dalam pemilihan nasional Jerman pada 26 September mendatang.
Tentara Jerman telah mengerahkan 900 tentara untuk membantu upaya penyelamatan dan pembersihan di wilayah-wilayah yang tersapu dan terdampak bencana itu.
Menurut Malu Dreyer, Gubernur Rhineland-Palatinate, bencana itu menunjukkan perlunya mempercepat upaya untuk mengekang pemanasan global. ”Kita telah mengalami kekeringan, hujan lebat, dan banjir beberapa tahun berturut-turut, termasuk di negara bagian kami,” katanya kepada grup media Funke. ”Perubahan iklim tidak abstrak lagi. Kami mengalaminya dari dekat dan menyakitkan.”
Dia menuduh blok Uni kanan-tengah Laschet dan Merkel menghalangi upaya untuk mencapai pengurangan gas rumah kaca yang lebih besar di Jerman. Ini terkait dengan posisi Jerman sebagai negara dengan perekonomian terbesar Eropa dan penghasil utama emisi karbon.
Di seberang perbatasan Jerman yang masuk wilayah Belgia, sebagian besar korban tenggelam ditemukan di sekitar Liege, tempat hujan paling deras melanda. Hingga Jumat pagi, cuaca mendung masih tampak menggantung di sejumlah wilayah di negara itu. Adapun di Belanda bagian selatan, kewaspadaan juga terus ditingkatkan. Ribuan orang di selatan Belanda pada Kamis didesak untuk segera meninggalkan rumah mereka guna menghindari banjir karena sungai-sungai berada di ambang meluap.
Di Valkenburg, di ujung selatan Limburg, wilayah Belanda yang dekat perbatasan Belgia dan Jerman, banjir telah melanda pusat kota. Bencana itu memaksa evakuasi di beberapa panti jompo dan menghancurkan setidaknya satu jembatan. Rekaman pesawat drone menunjukkan air berwarna cokelat mengalir di atas tempat parkir dan taman. Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima mengunjungi Valkenburg pada Kamis malam untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap warga yang tengah berkesusahan.
Sementara itu, hujan yang turun berkepanjangan di Swiss telah menyebabkan beberapa sungai dan danau meluap. Penyiar media publik SRF melaporkan bahwa banjir bandang menyapu mobil, membanjiri ruang bawah tanah, dan menghancurkan jembatan kecil di desa utara Schleitheim und Beggingen pada Kamis malam. Tidak dilaporkan adanya korban akibat peristiwa itu. (AFP/AP/REUTERS)