Rusia Kerahkan Tentara Padamkan Kebakaran di Daerah Terdingin Bumi
Pada musim dingin, suhu di Siberia bisa mencapai minus 60 derajat celsius. Kini ratusan ribu hektar hutan terbakar karena suhu panas, padahal selama berabad-abad, mayoritas lahan di sana hampir selalu beku.
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
MOSKWA, KAMIS — Rusia mengerahkan tentara untuk memadamkan kebakaran hutan di Siberia, salah satu daerah terdingin di Bumi. Di daerah yang nyaris selalu beku dengan suhu bisa mencapai minus 60 derajat celsius itu, kini terjadi kebakaran yang menghanguskan 800.000 hektar hutan. Di Amerika Serikat dan Kanada yang berdekatan dengan Siberia, luas hutan yang terbakar sudah melebihi 1 juta hektar.
Pada Rabu (14/7/2021) sore, waktu Moskwa atau Kamis dini hari WIB diumumkan, helikopter angkut menengah dikerahkan ke Siberia. Selain mengangkut air untuk pemadaman api, helikopter militer itu juga menjadi pemantau untuk mendata lokasi yang terdampak paling parah. Moskwa juga mengirimkan pesawat Ilyushin IL-76 untuk membantu pemadaman.
Sementara Pemerintah Yakutia, daerah Siberia yang menjadi lokasi titik api paling banyak, mengerahkan hampir 3.000 pemadam kebakaran di lapangan. Mereka berusaha memadamkan hampir 300 titik api yang menghanguskan ratusan ribu hektar hutan di sana. Lahan yang terbakar termasuk 30.500 hektar daerah konservasi seperti Taman Nasional Lela Pillars yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.
Sebagai pembanding, luas Provinsi Banten 966.300 hektar. Sementara luas DKI Jakarta 66.100 hektar. Dengan demikian, luas lahan dan hutan yang terbakar di Siberia sudah melebihi 10 kali luas Jakarta dan hampir setara luas Banten.
Kebakaran di Siberia dan Yakutia semakin kerap seiring kenaikan suhu di kawasan tersebut.
Pada musim dingin, suhu di daerah yang terletak sekitar 5.000 kilometer dari Moskwa itu bisa mencapai minus 60 derajat celsius. Selama berabad-abad, mayoritas lahan di sana hampir selalu beku.
Sejak beberapa tahun terakhir, suhu di Siberia terus meningkat. Biasanya, suhu terpanas di sana rata-rata 20 derajat celsius. Pada 2021, suhu tertinggi di sana mencapai 38 derajat celsius atau hampir 100 derajat lebih tinggi dari suhu terdingin di sana.
Kebakaran tahun ini sampai membuat warga Yakutia mengirimkan petisi kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. Mereka meminta Putin mengerahkan upaya lebih besar bagi pemadaman kebakaran lahan dan hutan di Siberia.
Kebakaran Amerika
Kebakaran tidak hanya dilaporkan di Rusia. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Amerika Serikat dan Kanada bagian barat kembali melaporkan kebakaran hutan selama musim panas. Luas lahan dan hutan yang terbakar di AS-Kanada sudah melebihi 400.000 hektar.
Di Oregon, AS, hampir 2.000 rumah terancam oleh kebakaran hutan. Sejauh ini, sudah 85.793 hektar lahan terbakar di sana. Pemerintah daerah memerintahkan penduduk segera mengungsi jika tidak ingin terjebak di tengah kebakaran.
Salah seorang warga, Tim McCarley, mengaku mendapat peringatan keras dari polisi sebelum memutuskan mengungsi. ”Mereka bilang, kalau Anda tidak mengungsi, Anda bisa mati,” kata McCarley yang ditampung oleh Palang Merah setempat.
Garda Nasional telah diterjunkan untuk membantu pemadaman di Oregon. Pemadam kebakaran reguler lebih dulu dikerahkan. Meski demikian, pemadaman belum mencapai 10 persen dari lahan yang terbakar.
Kebakaran di Oregon merupakan salah satu dari 60 kebakaran lahan dan hutan besar di AS saat ini. Pusat Pemantau Kebakaran Lahan (NIFC) AS menyebut, total luas area yang terbakar sudah melebihi luas kota New York. Sepanjang 2021, NIFC mencatat luas area yang terbakar hampir mencapai 950.000 hektar.
NIFC khawatir, kebakaran pada 2021 akan lebih luas dan lebih lama dibandingkan 2020. Pada 2020, kebakaran mulai meluas pada awal Juli. Sementara pada 2021, kebakaran besar mulai terdata sejak Juni.
Peningkatan suhu disebut ikut berkontribusi pada kebakaran hutan dan lahan. Pada awal Juli 2021, AS dan Kanada dilanda gelombang panas. Banyak warga meninggal dan sebagian lagi harus dirawat karena hawa panas yang menyengat.
Di Kanada, kebakaran hutan dilaporkan, di antarabya, terjadi di British Columbia. Bahkan, sambaran petir di salah satu lokasi memicu kebakaran hutan di sana. (AFP/REUTERS)