Presiden Brasil Jair Bolsonaro dilarikan ke rumah sakit setelah berhari-hari cegukan tanpa henti. Masalah kesehatan Bolsonaro menjadi sorotan setelah mengalami infeksi Covid-19 dan penusukan tahun 2018.
Oleh
Fransisca Romana Ninik
·2 menit baca
BRASILIA, KAMIS — Setelah tak henti cegukan selama 10 hari, Presiden Brasil Jair Bolsonaro (66) dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan intensif. ”Saya cegukan 24 jam sehari,” katanya.
Bolsonaro dilarikan ke Rumah Sakit Angkatan Bersenjata di ibu kota Brasilia, Rabu (14/7/2021) pagi waktu setempat, merujuk pada gangguan pencernaan. Beberapa jama kemudian, dokter bedah yang menangani Bolsonaro memindahkan dia ke Sao Paulo untuk tes lanjutan. Pada Rabu malam, pernyataan Rumah Sakit Nova Star menyebutkan, Bolsonaro akan menjalani perawatan klinis dan belum akan menjalani operasi dalam waktu dekat.
Selama beberapa pekan terakhir, Bolsonaro terlihat berusaha keras saat berbicara. Itu terlihat kala dia harus memberikan pengarahan soal perkembangan kasus infeksi Covid-19 di Brasil. ”Saya meminta maaf kepada semua orang yang mendengarkan saya karena saya sudah cegukan selama lima hari ini,” kata Bolsonaro, saat wawancara dengan Radio Guaiba pada 7 Juli.
Dia mengira bahwa obat-obatan yang diresepkan setelah operasi gigi sebelumnya mungkin menjadi penyebab cegukannya.
Beberapa hari setelah wawancara radio, Bolsonaro kembali minta maaf karena tidak bisa berbicara dengan baik akibat cegukan saat sesi Facebook Live mingguan. ”Saudara-saudara, suara saya hilang. Kalau saya bicara terlalu banyak, cegukannya kembali, ya, sudah kembali sekarang,” katanya kepada para pendukungnya, Selasa malam.
Masalah kesehatan
Cegukan selama berhari-hari ini menambah daftar masalah kesehatan Bolsonaro dan memunculkan pertanyaan atas kondisinya. Tahun lalu dia terinfeksi Covid-19, meskipun dengan gejala ringan, dan masih mengalami batuk berkepanjangan. Dia juga menjalani serangkaian operasi setelah penusukan pada perutnya saat kampanye pemilihan presiden tahun 2018, tak lama sebelum kemenangannya.
Anthony Lembo, gastroenterologis pada Pusat Kesehatan Beth Israel Deaconess di Boston, Amerika Serikat, mengungkapkan, cegukan kronis biasanya merupakan manifestasi masalah kesehatan tersembunyi, seperti gangguan pencernaan yang mungkin memerlukan operasi. Dalam beberapa kasus, bagian organ pencernaan perlu diambil. ”Operasi pemotongan usus tentu bukan operasi kecil,” kata Lembo.
Dia menambahkan, dalam kasus Bolsonaro yang mengalami operasi berulang kali, tindakan intervensi menjadi lebih rumit.
Tekanan
Kabar tentang kesehatan Bolsonaro datang seiring menurunnya popularitas presiden tersebut terkait penanganan pemerintahannya terhadap pandemi Covid-19. Dia juga menghadapi dugaan korupsi pengadaan vaksin Covid-19.
Senat Brasil menggelar penyelidikan atas penanganan pandemi lantaran Bolsonaro berulang kali meremehkannya. Hampir 540.000 penduduk Brasil menjadi korban pandemi. Investigasi diperpanjang hingga 90 hari. Oposisi juga mendorong dilakukannya pemakzulan Bolsonaro.
Jajak pendapat terbaru menunjukkan tingkat persetujuan yang tercatat paling rendah. Ini menjadi indikasi dia bisa kalah dalam pemilihan mendatang. (AP/AFP/REUTERS)