Trudeau marah pada desakan sejumlah negara agar ada penyelidikan internasional atas dugaan genosida penduduk asli Kanada. Pada 2019, penyelidikan internal Kanada menemukan bukti genosida terhadap penduduk asli.
Oleh
Kris Mada
·4 menit baca
OTTAWA, SELASA — Penduduk asli yang kini menjadi kelompok minoritas Kanada kembali menemukan bukti dugaan genosida. Temuan terbaru diumumkan suku Penelakut, salah satu suku Indian di British Colombia, pada Senin (13/7/2021) malam waktu setempat atau Selasa dini hari WIB.
Kepala Suku Penelakut, Joan Brown, mengumumkan penemuan 160 makam di Pulau Penelakut. Di pulau itu, dulu pernah beroperasi sekolah khusus untuk anak-anak Indian menjadi pekerja pabrik. Sekolah itu dikelola gereja mulai 1890 atau 20 tahun setelah Kanada diproklamasikan pada 1870. Sekolah tersebut ditutup pada 1975. ”Mustahil melalui tindakan genosida dan pelanggaran HAM ini. Penyembuhan memang berlangsung, kadang mulus, kadang sulit karena bebannya terlalu berat,” kata Brown.
Brown menyebut, murid sekolah di pulau yang dulu bernama Kuper itu tidak hanya dari suku Penelakut. Karena itu, Brown mengajak suku-suku lain ikut memeriksa kuburan di sana. ”Kami kembali harus menghadapi trauma karena genosida ini. Setiap kali kami menghadapi ini, semakin kecil peluang untuk sembuh,” ujarnya.
Temuan suku Penelakut menambah daftar kuburan tak bertanda yang diduga tempat memakamkan anak-anak Indian. Pada Mei 2021, suku Tk’emlúps te Secwépemc menemukan 250 kuburan tanpa nisan di bekas lokasi Kamploops yang merupakan sekolah asrama khusus anak Indian. Penelitian lanjutan menemukan total hampir 1.500 kuburan tak bertanda di berbagai bekas lokasi sekolah khusus untuk anak-anak Indian.
Pekan ini, perwakilan suku Tk’emlúps te Secwépemc direncanakan mengumumkan hasil pemeriksaan terhadap beberapa bekas lokasi sekolah. Pemeriksaan fokus mencari kemungkinan makam tak bertanda tempat anak-anak Indian dikuburkan.
Setelah proklamasi kemerdekaan pada 1870, Pemerintah Kanada memaksa setidaknya 150.000 anak Indian masuk sekolah yang dibuat untuk mereka. Sekolah-sekolah itu dioperasikan oleh gereja Katolik.
Pengakuan genosida
Pada 2019, Tim Penyelidik Nasional atas Pembunuhan dan Hilangnya Perempuan dan Remaja Putri Penduduk Asli (NIMMIWG) Kanada menyimpulkan telah terjadi genosida atau pemusnahan etnis. Kesimpulan itu sulit dielakkan setelah tim memeriksa semua bukti terkait hilangnya perempuan dan remaja putri masyarakat asli Kanada.
Salah seorang anggota suku Penelakut, Steve Sxwithul’txw, mengaku mengenal sejumlah nama korban yang diumumkan tim itu. Bahkan, ia menduga sebagian korban adalah kerabatnya. Sxwithul’txw juga menjadi salah satu anak yang dipaksa masuk sekolah di Pulau Kuper.
”Beberapa kerabat saya meninggal di sana. Saya ingin tahu di mana mereka dikubur agar sisa jenazahnya bisa kami temukan dan mendapatkan penghormatan serta pemakaman yang layak,” ujarnya.
Ia mendesak pemeriksaan lebih lanjut di sekitar lokasi sekolah untuk menemukan makam lain. Hal itu penting bagi keluarga anak-anak yang dipaksa masuk ke berbagai sekolah.
Pemerintah Provinsi British Columbia telah mengumumkan hibah 12 juta dollar Kanada untuk mendukung upaya penduduk asli memeriksa bekas-bekas lokasi sekolah. Sementara Ottawa mengumumkan akan memberi dana tambahan untuk upaya sejenis. Pada 2019, Ottawa mengucurkan 27 juta dollar Kanada untuk NIMMIWG.
Sxwithul’txw mengatakan, tambahan dana itu hanya salah satu langkah awal pertanggungjawaban pemerintah. Bagi Sxwithul’txw dan banyak Indian Kanada lain, pemerintah harus bertanggung jawab atas genosida terhadap anak-anak Indian. Sebab, pemerintahlah yang mengharuskan ratusan ribu anak Indian masuk sekolah khusus.
”Penduduk asli seharusnya tidak dibayar untuk menemukan anak-anak mereka. Saya belum melihat perdana menteri melakukan lebih banyak untuk memastikan ada yang bertanggung jawab atas hal ini, selain hanya mengatakan beberapa hal dan meletakkan boneka beruang,” tutur Sxwithul’txw.
PM Kanada Justin Trudeau memang belum berbuat banyak setelah penemuan makam di Kamloops. Ia ikut mengucapkan dukacita dan meletakkan boneka beruang di lokasi kedukaan umum untuk anak-anak bekas murid Kamloops. Ia juga mendesak gereja Katolik bertanggung jawab. Ia tidak menyinggung bahwa ratusan ribu anak itu dipaksa masuk sekolah khusus oleh Pemerintah Kanada.
Trudeau marah pada desakan sejumlah negara agar ada penyelidikan internasional atas dugaan genosida penduduk asli Kanada. Desakan antara lain disampaikan China dan sejumlah negara Afrika dan Asia. Bersama Amerika Serikat, Kanada ikut menuding ada genosida oleh Beijing terhadap orang Uighur. Kini, Beijing membalas Ottawa.
Menteri Utama British Columbia John Horgan mengatakan, ia dan Trudeau sangat serius berupaya memastikan dukungan kepada penduduk asli terus tersedia. ”Sekarang, terlalu dini untuk menyatakan selain harus menanti apa yang akan dilakukan komunitas (penduduk asli), bukan hanya terkait temuan yang menyedihkan, melainkan juga trauma bagi penyintas, keluarga mereka,” kata dia. (AFP/REUTERS)