Tabung Oksigen Meledak, Rumah Sakit di Irak Terbakar
Sebuah bangsal perawatan pasien Covid-19 di kota Nassiriya, Irak, terbakar, Senin (12/7/2021). Kebakaran akibat ledakan tabung oksigen itu menyebabkan sedikitnya 52 pasien tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
BAGHDAD, SELASA — Sedikitnya 52 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam kebakaran bangsal isolasi pasien Covid-19 di Rumah Sakit Al Hussein di kota Nassiriya, Provinsi Dhi Qar, Irak, Senin (12/7/2021). Kebakaran diduga dipicu ledakan tangki oksigen di dalam bangsal. Saat ini, polisi tengan memintai keterangan kepala Dinas Kesehatan Provinsi Dhi Qar dan direktur rumah sakit.
Haydar al-Zamili, juru bicara otoritas kesehatan setempat, Selasa (13/7/2021) pagi, mengatakan, 52 jenazah korban telah ditemukan dan puluhan orang lain terluka dalam kejadian itu. Sebagian besar korban tewas karena luka bakar. ”Pencarian para korban terus berlanjut karena ada dugaan masih ada yang terjebak di dalam gedung,” kata al-Zamili.
Penjaga rumah sakit, Ali Muhsin, mengatakan, ia mendengar ledakan besar di dalam bangsal khusus perawatan pasien Covid-19. ”Setelah itu api berkobar dengan sangat cepat,” kata Ali, yang membantu membawa sejumlah pasien luka menjauh dari lokasi.
Sejumlah sumber di rumah sakit tersebut mengatakan, jumlah korban tewas akibat kebakaran bisa meningkat karena banyak pasien masih hilang. Pada hari kejadian, 63 orang tengah dirawat di bangsal yang memiliki kapasitas tampung hingga 70 pasien. Sebanyak dua petugas kesehatan termasuk yang tewas.
Kebakaran rumah sakit itu membuat kerabat dan keluarga para korban marah. Mereka berkumpul di depan halaman rumah sakit dan sempat bentrok dengan polisi. Menurut saksi, dua kendaraan patroli polisi dibakar massa.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Dhi Qar memberlakukan keadaan darurat di provinsi itu. Pemprov juga memerintahkan para dokter dan perawat yang tengah cuti untuk kembali bertugas untuk membantu merawat para korban.
Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhemi menggelar pertemuan kabinet darurat untuk mencari tahu penyebab kebakaran. Pemerintah pusat juga mengirimkan bantuan medis darurat ke lokasi kejadian.
Menurut beberapa pejabat kesehatan setempat, bangsal perawatan yang terbakar baru dibangun tiga bulan lalu. Bangsal itu khusus untuk merawat pasien Covid-19 di wilayah tersebut. Kepala Pertahanan Sipil Irak Mayor Jenderal Khalid Bohan mengatakan, bangsal baru itu dibangun dari bahan yang mudah terbakar dan rawan kebakaran.
Kejadian di kota Nassiriya itu adalah kebakaran rumah sakit kedua dalam enam bulan terakhir. Keduanya sama-sama disebabkan ledakan tabung oksigen. Kejadian pertama terjadi di Rumah Sakit Ibn Al-Khateeb di Baghdad, April. Sebanyak 82 pasien tewas dan 110 pasien lainnya mengalami luka-luka akibat kejadian itu.
Banyak korban yang saat itu menggunakan respirator atau alat bantu pernapasan menjadi korban. Kemarahan masyarakat akibat kejadian itu meluas dan berdampak pada pengunduran Menteri Kesehatan Irak, Hassan al-Tamimi.
Irak, negara yang porak poranda akibat perang dan pemberontakan, belum bisa bangkit dari keterpurukannya dan kini harus berhadapan dengan pandemi. Di negara ini, tercatat 1,4 juta kasus infeksi Covid-19 dan lebih dari 17.000 warga meninggal dunia karena pandemi itu.
Keterpurukan situasi negara secara keseluruhan membuat infrastruktur kesehatan negara itu bobrok. Program vaksinasi yang dimulai sejak Maret lalu, sampai saat ini baru menjangkau 1 persen dari sekitar 40 juta jiwa rakyat Irak.
Sejak pandemi melanda, rumah sakit berjuang dengan jumlah pasien yang terus membeludak. Sementara pasokan obat maupun oksigen kurang.
”Pejabat yang korup harus bertanggung jawab atas kebakaran dan pembunuhan pasien yang tidak bersalah. Di mana tubuh ayah saya?” kata seorang pemuda sambil mencari jasad sang ayah di antara korban di halaman rumah sakit. (AP/AFP/REUTERS)