Harga Rumah Melejit di Inggris Saat Pandemi, Perekonomian Makin Timpang
Krisis akibat pandemi Covid-19 memiliki efek mendalam pada ekonomi Inggris. Peningkatan kondisi ketimpangan di masyarakat perlu diantisipasi dampak-dampaknya.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
LONDON, SENIN — Ledakan permintaan yang mendorong kenaikan harga pasar perumahan di Inggris dan lonjakan harga saham secara global telah menyebabkan peningkatan penghasilan rumah tangga menengah atas di negara itu selama pandemi Covid-19. Peningkatan kondisi ketimpangan di masyarakat perlu diantisipasi dampak-dampaknya, terutama dalam neraca rumah tangga, oleh pemerintah sepulihnya ekonomi dari pandemi.
Hal itu tertuang dalam hasil penelitian yang digelar lembaga Resolution Foundation yang dirilis di London, Senin (12/7/2021). Lembaga yang berbasis di London itu menyatakan diri sebagai lembaga pemikir independen yang berfokus pada peningkatan standar hidup warga berpenghasilan rendah hingga menengah.
Dalam ringkasan eksekutif laporan itu digambarkan banyak aspek kekayaan keluarga tumbuh dengan sangat cepat di saat pandemi Covid-19, sekalipun pandemi dipenuhi aneka pembatasan kegiatan warga. Kalangan keluarga yang tidak mampu membelanjakan uang telah mengumpulkan tabungan ekstra. Para pemilik rumah di Inggris pun telah melihat nilai properti mereka melambung tinggi.
”Namun, lonjakan kekayaan ini jauh dari kata seimbang. Beberapa keluarga harus kehabisan tabungan atau pinjaman untuk mengatasi krisis. Ketika ekonomi pulih dari Covid, sangat penting untuk sepenuhnya memahami dampak jangka panjangnya terhadap neraca rumah tangga,” demikian, di antaranya, rekomendasi laporan itu.
Merujuk pada penelitian itu, rata-rata rumah tangga di Inggris mengalami peningkatan kekayaan 7.800 poundsterling (10.800 dollar AS atau sekitar Rp 156 juta) karena kenaikan harga aset. Kondisi itu terjadi di tengah pengeluaran sehari-hari yang lebih rendah selama pandemi. Inggris mengalami penurunan ekonomi paling tajam dalam lebih dari 300 tahun pada tahun 2020.
”Banyak keluarga terpaksa menabung daripada membelanjakan selama lockdown, sementara harga rumah terus melonjak bahkan saat jam kerja anjlok,” kata Jack Leslie, ekonom senior Resolution Foundation.
Merujuk pada penelitian itu, rata-rata rumah tangga di Inggris mengalami peningkatan kekayaan 7.800 poundsterling (10.800 dollar AS) karena kenaikan harga aset. Kondisi itu terjadi di tengah pengeluaran sehari-hari yang lebih rendah selama pandemi.
Persentase peningkatan kekayaan terbesar datang bagi mereka yang berada di tengah distribusi kekayaan. Aset bersih mereka meningkat nilainya sebesar 9 persen menjadi 80.500 pound per orang dewasa, didorong oleh kenaikan tajam harga rumah. Dibantu oleh pemotongan pajak pembelian properti dan permintaan lebih besar untuk rumah yang lebih luas dan cocok untuk bekerja dari rumah, harga rumah di Inggris naik 9,9 persen hingga Maret 2021. Itu adalah kenaikan terbesar sejak 2007.
Lebih lanjut penelitian itu menemukan fakta atas keluarga dengan akumulasi kekayaan tertinggi dari golongan keluarga terkaya di Inggris. Sekitar 10 persen dari mereka mengalami kenaikan persentase yang lebih kecil, tetapi dengan keuntungan absolut terbesar dari sisi jumlah, rata-rata 44.000 poundstering per orang dewasa.
Mereka umumnya memegang proporsi kekayaan lebih besar dalam bentuk saham dan lebih sedikit dalam perumahan daripada rumah tangga secara rata-rata di negara itu. Sebaliknya, 30 persen warga Inggris dari kelas menengah ke bawah hanya mengalami peningkatan rata-rata kekayaan mereka sebesar 86 poundsterling per orang saja.
Krisis Covid-19 memiliki efek mendalam pada ekonomi Inggris. Maka, perlu memahami bahwa dampak kelindan hal itu sangat penting bagi pembuat kebijakan ekonomi. Pasar tenaga kerja dan efek pendapatan dari krisis adalah yang paling langsung dan telah menjadi subyek banyak perhatian dan analisis. Namun, penting juga sifatnya untuk pembuat kebijakan memahami bagaimana pandemi telah memengaruhi kekayaan rumah tangga.
Paling tidak krisis Covid-19 telah memiliki dampak yang belum pernah terjadi sebelumnya pada keuangan keluarga. Saham masalah kekayaan untuk standar hidup secara langsung dan kekuatan neraca rumah tangga akan menjadi penentu utama bagaimana ekonomi dapat pulih dengan cepat. Disebutkan pula bahwa perubahan kekayaan di kalangan warga Inggris mungkin menjadi warisan abadi dari krisis ini.
Resolution Foundation mengatakan, Pemerintah Inggris harus melihat lebih keras bagaimana mengenakan pajak atas peningkatan kekayaan dibandingkan menempatkan sebagian besar beban pajak pada pendapatan dan pengeluaran yang diperoleh. Temuan ini juga mungkin menarik minat Bank of England, yang berpikir ekonomi Inggris mungkin mendapat dukungan dari rumah tangga yang menghabiskan sebagian dari kekayaan ekstra mereka.
Meskipun demikian, jajak pendapat yang digunakan dalam penelitian ini meningkatkan risiko sebaliknya. Hanya 14 persen rumah tangga yang telah mengumpulkan tabungan selama pandemi mengatakan mereka ”sangat mungkin” untuk membelanjakannya. Sebaliknya, 35 persen dari mereka yang disurvei berharap untuk menabung lebih banyak, bahkan setelah pandemi. Ini terkait dengan kebiasaan mereka selama ini dalam hal penghematan. (REUTERS)