Taliban Rebut Dua Pertiga Daerah Perbatasan Afghanistan-Tajikistan
Taliban merebut kota Islam Qala, gerbang utama ke Iran, pada Jumat ini setelah merebut daerah perbatasan dengan Tajikistan, Uzbekistan, dan Turkmenistan.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
KABUL, JUMAT — Kelompok Taliban terus membuat kemajuan dalam beberapa hari ini dengan menguasai sejumlah daerah perbatasan. Taliban, Jumat (9/7/2021), merebut Islam Qala, gerbang utama ke Iran setelah menguasai kota perbatasan dengan Tajikistan, Uzbekistan, dan Turkmenistan.
Otoritas Rusia, Jumat, mengatakan, Taliban sudah menguasai dua per tiga daerah perbatasan Afghanistan-Tajikistan. Moskwa mendesak para pihak yang bertikai di Afghanistan untuk segera menahan diri.
”Kami mencatat ada peningkatan tajam ketegangan di perbatasan Afghanistan-Tajikistan. Taliban dengan cepat menduduki sebagian besar distrik perbatasan. Saat ini, mereka menguasai dua pertiga daerah perbatasan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.
Menurut Zakharova, Moskwa mendesak semua pihak untuk ”menahan diri”. Moskwa siap mengambil ”langkah-langkah tambahan” untuk ”mencegah agresi” pada sekutunya, Tajikistan. Semua pihak yang bertikai diminta untuk ”menghindari penyebaran ketegangan ke luar negeri”.
Tidak hanya pada beberapa daerah perbatasan dengan Tajikistan. Taliban bahkan merebut beberapa daerah perbatasan dengan negara Asia Tengah lainnya, seperti Uzbekistan dan Turkmenistan, serta Iran di Asia barat daya.
Taliban mengumumkan bahwa mereka pada Jumat ini telah merebut Islam Qala, kota pelabuhan di perbatasan utama Afghanistan-Iran. Klaim itu muncul beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyampaikan pembelaan atas kebijakannya menarik pasukan AS dari Afghanistan.
Biden mengatakan, misi militer AS akan berakhir pada 31 Agustus 2021 setelah ”mencapai” tujuannya. Namun, Biden mengakui bahwa ”sangat tidak mungkin” Kabul akan mampu mengendalikan seluruh negerinya.
”Status quo bukanlah pilihan,” kata Biden. ”Saya tidak akan mengirim generasi Amerika berikutnya untuk berperang di Afghanistan.” Pernyataan Biden itu untuk merespons pandangan yang menginginkan agar AS tetap bertahan.
Delegasi Taliban yang sedang berada di Moskwa, Jumat, memberikan konferensi pers. Kelompok Taliban mengklaim bahwa mereka telah menguasai sekitar 85 persen wilayah Afghanistan. Klaim ini termasuk kontrol terhadap Islam Qala, pos perlintasan utama antara Afghanistan dan Iran.
Secara terpisah, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan, penyeberangan perbatasan Islam Qala ”di bawah kendali penuh kami”. Delegasi pejabat Taliban mengatakan, pasukan mereka telah menguasai sekitar 250 dari 398 distrik di Afghanistan.
Klaim ini dibantah Pemerintah Afghanistan dan sulit diverifikasi secara independen. Pejabat pemerintah di Kabul mengatakan, perlawanan terhadap kelompok Taliban sedang berlangsung.
”Semua pasukan keamanan Afghanistan, termasuk unit perbatasan, hadir di daerah itu (Islam Qala). Upaya sedang dilakukan untuk merebut kembali kota tersebut,” kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Tareq Arian.
Dengan menguasai Islam Qala, Taliban berhasil membentuk semacam tapal kuda dari perbatasan Iran ke perbatasan dengan China. Peningkatan serangan oleh Taliban terjadi pada saat pasukan AS bersiap mengakhiri seluruh rangkaian penarikan personelnya yang telah dimulai pada awal Mei 2020.
Pekan ini, otoritas Tajikistan melaporkan, lebih dari 1.000 tentara Afghanistan telah melarikan diri ke Tajikistan setelah terjadi penyerangan oleh kelompok Taliban di Afghanistan utara.
Kabul bersumpah untuk merebut kembali semua distrik yang dikuasai Taliban dan mengerahkan ratusan pasukan komando untuk melawan kelompok garis keras itu di Afghanistan utara.
Pertempuran di utara juga memaksa Moskwa untuk menutup konsulatnya di kota Mazar-i-Sharif, ibu kota Provinsi Balkh dan salah satu pusat kota terbesar di Afghanistan di dekat perbatasan dengan Uzbekistan.
Dipulangkan
Sementara itu, China mengirim pesawat penumpang ke Afghanistan untuk membawa pulang 210 warganya. Media Pemerintah China, Jumat, melaporkan, keamanan di Afghanistan sangat berbahaya. Keadaan memburuk setelah AS bersiap meninggalkan negara di Asia Selatan itu.
Surat kabar Global Times mengatakan, penerbangan Xiamen Airlines telah berangkat pada 2 Juli dari ibu kota Kabul dan mendarat di Provinsi Hubei di China bagian tengah. Maskapai mengonfirmasi laporan itu dalam sebuah unggahan di akun media sosial China, Weibo, tetapi tidak memberikan rincian tambahan.
Menurut media milik Partai Komunis China itu, 22 orang di antara warga China yang dipulangkan dari Afghanistan itu diketahui positif Covid-19. Namun, fakta kasus-kasus baru Covid-19 itu tidak muncul dalam laporan harian Komisi Kesehatan Nasional China. (AFP/REUTERS/AP)