Otoritas Haiti tidak mengungkapkan berapa banyak tersangka pelaku pembunuhan Presiden Moise yang telah ditangkap. Tidak disebutkan juga siapa atau dari kelompok mana orang yang ditangkap itu.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
PORT-AU-PRINCE, RABU — Menteri Komunikasi Haiti Frantz Exantus menyatakan, kepolisian telah menangkap terduga pelaku pembunuh Presiden Jovenel Moise (53). Di tengah potensi kekacauan politik dan keamanan yang mengemuka pasca-pembunuhan Moise, penjabat Perdana Menteri Claude Joseph mengatakan, polisi dan militer mengendalikan keamanan.
Seperti diwartakan, satu regu pria bersenjata membunuh Presiden Haiti Jovenel Moise dan melukai istrinya, Martine, dalam sebuah serangan di kediaman mereka pada Rabu (7/7/2021) dini hari. Joseph, menyebut sekelompok orang tak dikenal, sebagian berbicara dalam bahasa Spanyol dan Inggris, menyerang kediaman pribadi Presiden. Martine terluka akibat kejadian itu dan langsung dilarikan ke sebuah rumah sakit. ”Ini serangan penuh kebencian, kekejian, dan barbar,” kata Joseph.
Exantus tidak mengungkapkan berapa banyak tersangka yang telah ditangkap pascakejadian itu. Tidak disebutkan juga siapa atau dari kelompok mana orang yang ditangkap itu. Beberapa saat setelah kejadian, dalam wawancara dengan Associated Press, penjabat PM Joseph menyerukan penyelidikan internasional atas pembunuhan itu. Ia juga mengatakan, pemilihan umum yang ditetapkan untuk akhir tahun ini harus diadakan dan berjanji untuk bekerja dengan sekutu dan lawan Moise.
Dari Washington DC, Amerika Serikat (AS), dilaporkan Duta Besar Haiti untuk AS Bocchit Edmond mengatakan, serangan terhadap Moise dilakukan oleh tentara bayaran asing dan pembunuh profesional. Para pembunuh itu diduga menyamar sebagai agen Penegak Hukum Narkoba AS (DEA). Kedutaan Besar AS di Haiti menyebutkan, DEA memang memiliki kantor di ibu kota Haiti untuk membantu Pemerintah Haiti dalam program perang melawan penggunaan dan pengedaran narkoba. Namun, otoritas AS membantah DEA terlibat dalam pembunuhan Moise.
Dalam keterangannya, Edmond juga menyinggung tentang kondisi Martine, istri Moise. Disebutkan bahwa Martine berada dalam kondisi stabil, tetapi masih kritis. Ia telah dipindahkan ke Miami, AS, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Disebutkan bahwa Martine berada dalam kondisi stabil, tetapi masih kritis. Ia tengah dipindahkan ke Miami, AS, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Kematian Moise disebut membuat Haiti guncang. Ketegangan politik dan keamanan sudah mewarnai kehidupan di Haiti sebelumnya. Protes diusung para pendukung oposisi yang menuduh Moise telah meningkatkan otoritarianisme. Kondisi keamanan di Haiti juga tidak stabil akibat dilanda kekerasan kelompok-kelompok geng. Instabilitas juga terjadi di ekonomi negara itu di mana tingkat inflasi dilaporkan melonjak.
Terlepas dari jaminan Joseph bahwa ketertiban akan berlaku di Haiti, ada kebingungan tentang siapa yang harus mengambil kendali dan kecemasan yang meluas di antara publik Haiti. Pihak berwenang menyatakan ”keadaan pengepungan” di negara itu dan menutup bandara internasional. Jalan-jalan di Port-au-Prince yang biasanya ramai terlihat lengang dan bahkan kosong sepanjang Rabu. Tembakan sporadis terdengar di kejauhan, transportasi umum langka, dan beberapa orang berjibaku mencari toko yang buka untuk mendapatkan makanan dan air.
”Kami membutuhkan setiap orang untuk memajukan negara ini,” kata Joseph. Dia juga menyinggung musuh-musuh Presiden. Di tengah adanya pihak yang memusuhi presiden, Joseph menggambarkan mendiang Moise sebagai pria pemberani. Moise disebutkannya telah menentang beberapa oligarki di Haiti dan hal itu memiliki konsekuensi tertentu, khususnya di bidang keamanan.
Joseph menyebutkan bahwa Pemerintah Haiti telah meminta bantuan Pemerintah AS untuk penyelidikan. Menurut dia, para pembunuh Moise bisa saja melarikan diri melalui perbatasan darat ke Republik Dominika atau melalui laut. Republik Dominika secara terpisah mengatakan akan menutup perbatasan dan memperkuat keamanan di daerah tersebut. Digambarkan bahwa kawasan perbatasan Dominika dalam kondisi tenang-tenang saja.
Departemen Luar Negeri (Deplu) AS di Washington mengakui telah menerima permintaan bantuan dari Pemerintah Haiti. Juru bicara Deplu AS, Ned Price, menyatakan AS siap memberikan bantuan apa pun yang mungkin diperlukan Haiti setelah pembunuhan Moise. Ia mendesak pihak berwenang Haiti untuk membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan.
Disinggung juga bahwa AS menerima permintaan peralatan pertahanan. Hal itu ditanyakan para awak media, khususnya tentang ada tidaknya permintaan alutsista yang tertunda dari Haiti. "Kami berharap akan menerima permintaan resmi. Kami siap menerimanya. Tapi, sampai sekarang, saya tidak dalam posisi untuk mengonfirmasi bahwa kami telah menerima permintaan resmi itu,” kata Price. (AP/AFP/REUTERS)