Kiev
Menteri Pertahanan Ukraina Andriy Taran tengah berada di bawah tekanan dari anggota pemerintah dan kelompok oposisi. Pasalnya, Taran berencana mengikutsertakan para taruna militer perempuan dan meminta mereka mengenakan sepatu hak tinggi dalam sebuah parade penting militer bulan depan di Kiev.
”Tujuan dari setiap parade militer adalah untuk menunjukkan kemampuan militer tentara. Tidak boleh ada ruang stereotip dan seksisme,” kata pernyataan bersama tiga anggota kabinet Ukraina, termasuk Menteri Urusan Veteran Yulia Laputina. Pernyataan itu menyusul pengumuman pekan lalu tentang alas kaki yang digunakan dalam parade yang direncanakan pada 24 Agustus mendatang. Tanggal itu adalah peringatan 30 tahun deklarasi kemerdekaan Ukraina dari Uni Soviet.
Taran pada Sabtu (3/7/2021) mengatakan, dirinya telah menginstruksikan para pejabat untuk melihat apakah sepatu ”eksperimental” dapat dikenakan oleh taruna perempuan dalam parade itu. Sepatu yang disiapkan adalah sepatu bot, tetapi memiliki hak setinggi pergelangan kaki. Militer Ukraina tidak memberikan penjelasan mengapa taruna perempuan mengenakan jenis sepatu yang berbeda dari taruna laki-laki.
Rencana itu mengejutkan publik dan mendapatkan protes keras. Taran pun dituntut untuk meminta maaf. Disebutkan dalam pernyataan tiga anggota kabinet itu bahwa sekitar 57.000 perempuan bertugas di angkatan bersenjata Ukraina. Mereka telah membuktikan kemampuan mereka bukan dengan sepatu hak tinggi, melainkan dengan senapan mesin.
Iryna Gerashchenko, anggota parlemen dari oposisi, sebagaimana dikutip BBC, mengatakan, rencana itu adalah bentuk seksisme dan bukan kesetaraan. Gerashchenko mengatakan, dia awalnya mengira foto-foto tentara perempuan yang berlatih dengan celana tempur dan sepatu hak tinggi adalah tipuan. Dia bertanya-tanya mengapa kementerian menganggap sepatu hak lebih penting daripada merancang pelindung tubuh yang disesuaikan untuk perempuan. (AP)