Harga Cip dan Operasi Pabrik di AS Lambungkan Laba Samsung Electronics
Laba operasi Samsung Electronics pada April-Juni tahun ini diperkirakan senilai 12,5 triliun won (11 miliar dollar AS). Harga cip dan berlanjutnya operasional perseroan di pabrik utama di AS menjadi topangan utama.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
SEOUL, RABU — Raksasa teknologi Korea Selatan, Samsung Electronics, memperkirakan lonjakan lebih dari 53 persen dalam laba operasi pada triwulan kedua tahun 2021. Kinerja perusahaan produsen telepon pintar terbesar di dunia itu tertopang kuat oleh harga cip dan berlanjutnya operasional perseroan di pabrik utama di wilayah Amerika Serikat.
Manajemen Samsung Electronics di Seoul, Rabu (7/7/2021), mengatakan, dalam catatan perkiraan pendapatan bahwa perseroan mengharapkan laba operasi sekitar 12,5 triliun won (11 miliar dollar AS) untuk kinerja April hingga Juni 2021. Itu berarti terjadi kenaikan target dari realisasi pada periode yang sama tahun lalu, yakni 8,15 triliun won. Seperti diwartakan Bloomberg, nilai itu di atas proyeksi sebelumnya, yakni rata-rata 11 triliun won.
Samsung Electronics adalah anak perusahaan unggulan dari grup raksasa Samsung. Sejauh ini Samsung adalah kerajaan usaha terbesar yang dikendalikan keluarga konglomerat—dikenal sebagai chaebol—yang mendominasi bisnis di Korea Selatan (Korsel), negara dengan perekonomian terbesar ke-12 di dunia. Omzet keseluruhan konglomerat itu setara dengan seperlima dari produk domestik bruto nasional Korsel.
Sebagaimana kita tahu dan rasakan bersama, pandemi Covid-19 telah mendatangkan malapetaka pada ekonomi dunia, dengan pembatasan dan larangan perjalanan diberlakukan di seluruh dunia selama berbulan-bulan.
Namun, pandemi yang sejauh ini telah merenggut sekitar 4 juta jiwa di seluruh dunia juga membuat banyak perusahaan teknologi berkembang pesat. Kebijakan bekerja dan belajar dari rumah telah mendorong permintaan atas perangkat bertenaga cip Samsung, termasuk peralatan rumah tangga seperti televisi dan mesin cuci. Diperkirakan penjualan produk Samsung Electronics pada periode tersebut sebesar 63 triliun won, naik 19 persen secara tahunan.
Pendapatan Samsung akan tetap solid, sebagian besar karena peningkatan permintaan atas cip memori dan kenaikan harga DRAM. (Tom Kang).
Analis mengatakan, perseroan mendapat dorongan khusus dari kenaikan harga cip memori. Perusahaan peneliti pasar yang berbasis di Taipei, TrendForce, bulan lalu memperkirakan harga cip memori, terutama DRAM—yang banyak digunakan di server dan ponsel—akan naik hingga triwulan ketiga tahun ini. Hal itu terjadi karena ”situasi kekurangan pasokan yang parah terus berlanjut”. ”Pendapatan Samsung akan tetap solid, sebagian besar karena peningkatan permintaan atas cip memori dan kenaikan harga DRAM,” kata Tom Kang, direktur riset pada peneliti pasar Counterpoint. Namun, saham Samsung Electronics turun 0,86 persen pada sesi awal perdagangan di Seoul.
Pemadaman listrik di seluruh Texas, Amerika Serikat, yang disebabkan badai musim dingin yang parah mengakibatkan penutupan pabrik-pabrik semikonduktor yang berkerumun di sekitar Austin, Februari lalu. Kondisi yang sama juga menimpa pabrik milik Samsung. Perusahaan kehilangan lebih dari 300 miliar won karena penangguhan operasi itu, kata kantor berita Korea Selatan Yonhap.
Namun, manajemen Samsung mengatakan, jalur produksi di Texas ”sepenuhnya dinormalisasi pada triwulan kedua tahun ini”. Menurut Kim Woon-ho, analis pada IBK Investment & Securities, dimulainya kembali operasional pabrik itu positif untuk pendapatan bagi perseroan pada April-Juni. Meskipun demikian, pengiriman ponsel produksi Samsung diperkirakan turun seiring melambatnya penjualan produk andalan terbarunya, seri Galaxy S21, yang diluncurkan pada Januari lalu. ”Diperkirakan lini produksi ponsel Samsung di Vietnam dan India tidak beroperasi dengan baik akibat lockdown Covid-19,” kata Kim dalam sebuah laporan.
Wakil Presiden Moody’s Investors Service Gloria Tsuen berbagi pandangan positif bagi perusahaan Samsung Electronics untuk paruh kedua tahun ini. ”Pendorong pendapatan utama untuk Samsung masih akan datang dari semikonduktor,” katanya kepada AFP. Hanya, tantangan hukum yang mendera perseroan tetap diperkirakan dapat menjadi pemberat. Pemimpin de facto Samsung, Lee Jae-yong, saat ini diadili. Ia didakwa memanipulasi pengambilalihan untuk memuluskan suksesinya di puncak grup Samsung.
Lee secara terpisah dipenjara pada Januari karena skandal korupsi yang meluas yang menjatuhkan mantan Presiden Korsel Park Geun-hye. Para pemimpin perusahaan Korsel dan beberapa cendekiawan mengatakan, kekosongan kepemimpinan di Samsung dapat menghambat pengambilan keputusan perusahaan pada investasi skala besar di masa depan. Padahal hal-hal itu sebelumnya merupakan kunci kebangkitan global perseroan. (AFP)