Lebih dari 1.000 Tentara Afghanistan Kabur ke Tajikistan
Otoritas Tajikistan melaporkan bahwa lebih dari 1.000 tentara Afghanistan menyeberangi perbatasan dan masuk ke wilayah Tajikistan karena terdesak pasukan Taliban.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·4 menit baca
OTORITAS PERBATASAN TAJIKISTAN VIA AP
Dalam foto yang dirilis Pasukan Perbatasan Komite Negara untuk Keamanan Nasional Republik Tajikistan, Selasa, 22 Juni 2021, tampak tentara Afghanistan duduk di sebuah jembatan di seberang perbatasan Tajikistan-Afghanistan di Tajikistan. Mereka terdesak pasukan Taliban.
KABUL, SENIN — Situasi keamanan di Afghanistan kian tidak menentu. Dialog damai intra-Afghanistan tak berjalan karena para pihak bertikai, pasukan pemerintah dan Taliban, memilih berperang. Sebagian besar warga, termasuk lebih dari 1.000 tentara, melarikan diri dari negara itu.
Komite Keamanan Nasional Tajikistan, Senin (5/7/2021) sore, melaporkan, lebih dari 1.000 tentara Afghanistan telah menyeberangi perbatasan dan masuk ke wilayah Tajikistan. Tentara yang seharusnya jadi andalan Kabul menangkis serangan Taliban justru terdepak dari pos-pos pertahanan.
Militan Taliban telah melancarkan beberapa serangan besar di Afghanistan utara atau di perbatasan dengan Asia Tengah, dalam beberapa pekan terakhir. Pasukan Pemerintah Afghanistan semakin terdesak karena Taliban terus membuat kemajuan dalam pertempuran mereka.
Peningkatan serangan terjadi di saat pasukan internasional berangsur keluar dari Afghanistan sejak awal Mei. Taliban, misalnya, berhasil merebut Sher Khan Bandar, gerbang utama atau pos terdepan menuju Tajikistan, Asia Tengah, tiga pekan silam. Kemajuan lain dibuat Taliban akhir pekan lalu dengan merebut Panjwai, distrik kunci di bekas benteng pertahanan mereka di Kandahar.
Dua lokasi tersebut, Sher Khan Bandar dan Panjwai, berada di wilayah yang berbatasan dengan Tajikistan di Asia Tengah. Hampir semua tentara Kabul di dua tempat itu lari meninggalkan pos penjagaan menuju Tajikistan karena terdesak oleh pasukan Taliban. Puluhan warga telah meninggalkan Afghanistan menuju Iran dan mengungsi ke ibu kota Kandahar.
Komite Keamanan Nasional Tajikistan mengatakan, pihaknya telah mencatat 1.037 personel militer Afghanistan telah masuk ke wilayahnya. Mereka melarikan diri ke negara bekas Uni Soviet itu ”untuk menyelamatkan hidup mereka” setelah bentrokan dengan Taliban pada Minggu malam.
”Dengan mempertimbangkan prinsip bertetangga yang baik dan berpegang pada posisi non-intervensi dalam urusan internal Afghanistan, personel militer pasukan Pemerintah Afghanistan diizinkan memasuki wilayah Tajikistan,” kata komite itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan Khovar, kantor berita resmi Tajikistan.
JAVED TANVEER/AFP
Polisi Afghanistan bersiaga di atas kendaraan lapis baja di pos pemeriksaan Distrik Panjwai, Provinsi Kandahar, Minggu, 4 Juli 2021, setelah Taliban merebut distrik utama di bekas benteng mereka di Kandahar. Perebutan Panjwai mendorong puluhan keluarga melarikan diri.
Menurut Khovar, gerilyawan Taliban telah memegang ”kendali penuh” atas enam distrik di Provinsi Badakhshan yang berbatasan dengan Tajikistan, Afghanistan timur laut. Ratusan tentara Afghanistan telah menyeberang ke Tajikistan setelah Taliban melancarkan serangannya pada awal Mei.
Pejabat di Kabul, Minggu (4/7), mengatakan, Taliban telah merebut Panjwai, distrik kunci di bekas benteng mereka di Provinsi Kandahar, setelah pertempuran sengit pada Sabtu malam dengan pasukan Afghanistan. Akibat pertempuran itu, sejumlah keluarga melarikan diri dari Panjwai.
Taliban telah melanjutkan pertempuran untuk merebut wilayah di semua daerah perdesaan Afghanistan sejak awal Mei. Taliban menggencarkan perlawanan bersamaan dengan dimulainya penarikan personel militer AS dan NATO, awal Mei, dengan batas akhir pada 11 September 2021.
Pertempuran telah berkecamuk di beberapa provinsi di Afghanistan. Taliban mengklaim telah merebut lebih dari 100 dari 421 distrik di seluruh negara itu. Namun, Pemerintah Afghanistan membantah dominasi Taliban dan menjelaskan bahwa militer tetap menjaga stabilitas keamanan.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengonfirmasi kejatuhan distrik-distrik itu. Ia mengungkapkan, sebagian besar dikuasai tanpa perlawanan. Taliban sebelumnya telah menunjukkan video yang menunjukkan tentara Afghanistan mengambil uang ongkos transportasi, tetapi bukannya pergi bertempur di lapangan, malah kembali ke rumah masing-masing.
Fakta kian banyaknya wilayah yang direbut Taliban, juga ribuan warga dan tentara Afghanistan meninggalkan negaranya, menimbulkan kekhawatiran yang luas tentang kerapuhan militer Kabul. Pasukan pemerintahan Presiden Ashraf Ghani dikhawatirkan akan runtuh begitu AS dan NATO merampungkan penarikan pasukan dari negara di Asia Selatan itu pada 11 September 2021.
Presiden AS Joe Biden telah memerintahkan penarikan penuh pasukan AS dari Afghanistan pada peringatan 20 tahun serangan 11 September 2001 ke AS. Serangan dilakukan teroris Al Qaeda.
AP PHOTO/NAZIM QASMY
Tentara Afghanistan berhenti di sebuah jalan di garis depan pertempuran antara Taliban dan pasukan keamanan, dekat kota Badakhshan, Afghanistan utara, Minggu, Juli. 4, 2021.
Kantor berita Rusia, RIA, melaporkan, pasukan Pemerintah Afghanistan sedang merencanakan serangan balasan di wilayah utara negara itu setelah kalah dari Taliban. RIA mengutip penjelasan Penasihat Keamanan Nasional Afgahnistan, Hamdullah Mohib, yang berada di Moskwa, Senin.
Mohib berkunjung ke Moskwa untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat keamanan senior Afghanistan. Dilaporkan, pasukan Kabul tak mengharapkan serangan Taliban. Namun, pasukan pemerintah dipastikan akan melakukan serangan balik untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai Taliban.
Rusia mengoperasikan pangkalan militer di Tajikistan, bekas Uni Soviet yang berbatasan dengan Afghanistan. Kantor berita TASS mengutip Kementerian Luar Negeri Rusia melaporkan, konsulat Rusia di kota Mazar-i-Sharif, Afghanistan utara, tutup karena masalah keamanan. (AFP/REUTERS/AP)