Sejak pandemi Covid-19, permintaan akan tanaman herbal dari Albania melonjak karena obat-obatan herbal diyakini bisa menguatkan pertahanan tubuh.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
Harum tanaman herbal sage, lavender, dan bunga cornflower meruap dari lahan-lahan kebun tanaman herbal di Albania. Di daerah Sheqeras yang berada di kaki Gunung Mali i Thate, Albania selatan, saat ini tengah musim bunga cornflower, tanaman yang secara tradisional dikenal mampu meningkatkan metabolisme dan ketahanan terhadap infeksi.
Pada pagi hari, puluhan perempuan bertopi lebar memetik bunga-bunga berwarna biru yang memikat kupu-kupu dan lebah. Setelah dipetik, bunga-bunga cornflower itu kemudian dikeringkan di dalam ruangan yang gelap agar warnanya tak pudar, kemudian dikirimkan ke luar negeri.
Sejak pandemi Covid-19, Abania menerima lonjakan permintaan dari sejumlah negara yang membutuhkan tanaman herbal, termasuk bunga cornflower. Sebelum pandemi pun, selama beberapa tahun terakhir, Albania telah menjadi salah satu produsen jamu terbesar di Eropa dan sebagian besar tanaman liar yang dipanen itu berada di kaki-kaki bukit.
Sekitar 95 persen tanaman herbal asal Albania diekspor ke Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Perancis, Jerman, dan Italia. Permintaan akan tanaman herbal ini kemudian melonjak karena pandemi. Minat dan antusiasme masyarakat terhadap obat-obatan herbal yang alami dan organik naik karena diyakini bisa memperkuat sistem kekebalan tubuh.
”Setiap peristiwa pasti ada hikmahnya,” kata Altin Xhaja, pemilik perusahaan Albrut, yang kini memperluas area budidaya dan memanen bunga-bunga liar itu secara intensif.
Pada tahun 2020, Albania telah mengekspor sedikitnya 14.000 ton ramuan obat dan aromatik senilai 59 juta dollar AS. Jumlah ini meningkat 15 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tren ini terus berlanjut dengan peningkatan ekspor hingga 20 persen dalam tiga bulan pertama tahun 2021 dibandingkan tahun sebelumnya.
”Kita sedang berpacu dengan waktu dan harus bergegas memenuhi permintaan. Untuk saat ini, bunga cornflower yang harganya paling mahal. Harga 1 kilogram bunga cornflower kering bisa sampai 30 euro (sekitar Rp 1,3 juta),” kata Xhaja.
Tepat di sebelah ladang bunga cornflower, hamparan bunga mallow yang berwarna ungu menunggu giliran panen. Puluhan pekerja tengah sibuk memilih dan memilah tanaman-tanaman itu di pabrik milik Filip Gjoka di Lac, Tirana utara. Gjoka mengakui, bisnis ini juga sebenarnya diuntungkan oleh ketegangan hubungan antara AS dan China.
”Perang dagang antara AS dan China memaksa banyak negara di Barat untuk beralih ke pasar Albania,” kata Gjoka yang juga memimpin asosiasi obat herbal dan aromatik itu.
Sekitar 30 perusahaan di Albania mendapat izin ekspor tanaman-tanaman yang digunakan sebagai obat herbal karena sifatnya yang anti-inflamasi, antiseptik, dan bahkan antistres. Tanaman herbal ini juga bisa diminum sebagai teh yang kaya akan vitamin C dan antioksidan. Selain itu, juga bisa menjadi minyak atau salep.
Dataran tinggi yang berbatu di Albania utara menjadi lahan bagi sage yang permintaannya meningkat sampai 40 persen. Ini yang mendorong para petani untuk memperluas lahan perkebunan mereka. ”Ini tidak terduga. Tanaman-tanaman ini sudah menghidupi lebih dari 50 persen keluarga di daerah ini,” kata petani Pjeter Cukaj yang meyakini bahwa sage, lavender, dan tanaman liar lain memiliki kekuatan magis untuk kesehatan.
Hanya, para petani mengeluhkan susahnya mencari pinjaman uang untuk memperluas area lahan serta membangun tempat penyimpanan dan pengeringan. Kalangan profesional juga menyerukan perlunya undang-undang khusus untuk label penjamin kualitas tanaman herbal yang akan mendorong pertumbuhan sektor ini. Apalagi karena prosesnya dilakukan secara alami. ”Semuanya murni, alami, tanpa pestisida. Kami memetiknya juga pakai tangan saja,” kata salah seorang petani, Edlira Licaj.
Drane Cukaj (91), warga setempat, meyakini bisa berumur panjang karena meminum air dengan rendaman sage setiap hari. ”Sage adalah hidup saya dan selalu membuat saya merasa bahagia. Tanaman-tanaman herbal liar ini pasti bisa membantu melawan Covid-19,” ujarnya. (AFP)