Pesawat Militer Filipina Berpenumpang 92 Orang Jatuh
Pesawat militer Filipina jatuh di salah satu kota di Kepulauan Sulu di Filipina. Sebanyak 40 penumpang selamat dan 17 orang lainnya tewas. Semuanya adalah prajurit. Penyebab kecelakaan masih belum diketahui.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
MANILA, MINGGU — Pesawat militer Filipina jatuh di salah satu kota di Kepulauan Sulu di Filipina. Sebanyak 40 penumpang selamat dan 17 orang lainnya tewas. Semuanya adalah prajurit. Sejauh ini, penyebab kecelakaan masih belum diketahui.
Pesawat militer jenis Lockheed C-130 itu berangkat dari kota Cagayan de Oro di Pulau Mindanao, bagian selatan Filipina, Minggu (4/7/2021) pagi waktu setempat. Tak lama berselang, pesawat dikabarkan jatuh di Kota Patikul yang terletak di Kepulauan Sulu, wilayah Mindanao yang dikuasai oleh pemberontak Muslim Abu Sayyaf.
”Kabar yang kami terima, ada 92 orang di dalam pesawat, termasuk pilot dan para awak kapal,” kata Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana kepada media ABS-CBN News. Tim pencarian dan penyelamatan telah diturunkan ke lokasi kecelakaan dan terus melakukan evakuasi dari badan pesawat yang terbakar.
Tim lapangan melapor langsung kepada Panglima Militer Filipina Jenderal Cirilito Sobejena. Menurut dia, sebanyak 40 orang telah berhasil diselamatkan. Sekarang mereka menjalani perawatan di Rumah Sakit Militer Divisi Infanteri ke-11 di kota Busbus, Sulu. Sementara 17 orang lainnya dikabarkan tewas.
Tim penyelidik yang masih mendalami kasus itu belum bisa menyimpulkan penyebab jatuhnya pesawat. Cuaca pada Minggu pagi di Mindanao dan Sulu sama-sama hujan. Meskipun begitu, faktor cuaca sejauh ini belum disimpulkan sebagai penyebab. Demikian pula dengan dugaan sabotase ataupun serangan dari kelompok militer Abu Sayyaf.
Juru Bicara Angkatan Udara Filipina Letnan Kolonel Maynard Mariano mengatakan, pihaknya sejauh ini hanya bisa memaparkan berdasarkan fakta lapangan. Pesawat tersebut semestinya mendarat di lapangan udara Kota Jolo. ”Pesawat kehilangan daya. Dan ketika sedang berusaha menghidupkan kembali daya pesawat jatuh di Patikul. Kota ini memang bersebelahan dengan Jolo,” ujar Mariano.
Laman Philstar Global melaporkan, mayoritas prajurit yang berada di dalam pesawat naas itu baru lulus dari akademi militer. Mereka sedang menuju pos penugasan pertama mereka di Sulu. Kepulauan ini dikuasai oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf yang oleh Pemerintah Filipina dan dunia internasional dicap sebagai teroris. Oleh sebab itu, Pulau Mindanao beserta gugus kepulauan di sekitarnya, termasuk Sulu, merupakan daerah operasi militer Filipina terbesar.
Ini adalah kecelakaan kedua angkutan udara militer Filipina pada tahun ini. Pada bulan Juni, helikopter Black Hawk S70-I jatuh ketika sedang latihan di Lembah Crow, sebelah utara Manila. Sebanyak enam prajurit, termasuk pilot, tewas. Akibatnya, semua unit helikopter ini dilarang terbang.
Pesawat Lockheed C-130 ini adalah kendaraan operasional yang menjadi tulang punggung militer Filipina. Mulai dari tentara, senjata, sampai bantuan kemanusiaan diangkut memakai pesawat ini. Filipina memesan 16 unit dari sebuah perusahaan di Polandia yang beroperasi di bawah lisensi divisi Sikorsky dari perusahaan penerbangan Amerika Serikat, Lockheed Martin. Sebanyak 11 unit telah tiba pada 2020. (REUTERS/DNE)