Kamis Ini, Partai Komunis China Rayakan Usia Seabad
Dengan kontroversinya, China terbukti efektif tumbuh menjadi adidaya baru. Capaian ini tak lepas dari Partai Komunis China yang hari ini, Kamis (1/7/2021), merayakan usia seabadnya.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·5 menit baca
BEIJING, RABU — Dengan kontroversinya, China terbukti efektif tumbuh menjadi adidaya baru. Capaian ini tak lepas dari Partai Komunis China yang telah berkuasa selama 72 tahun. Hari ini, Kamis (1/7/2021), Partai Komunis China merayakan hari jadinya yang genap satu abad atau 100 tahun. Acara diselenggarakan di Lapangan Tiananmen, Beijing.
Upacara peringatan seabad Partai Komunis China (PKC) itu, menurut kantor berita Xinhua, akan dimulai pada pukul 08.00 waktu setempat atau pukul 07.00 WIB. Presiden China Xi Jinping yang juga Sekretaris Jenderal PKC sedianya akan memberikan pidato tentang masa depan China, partai, dan rakyat China.
”Selama 100 tahun terakhir, partai telah menuliskan bab yang luar biasa dalam sejarah pembangunan bangsa China dan kemajuan umat manusia,” kata Xi pada acara pemberian Medali 1 Juli, anugerah penghormatan tertinggi kepada kader partai teladan, di Aula Besar Rakyat, Beijing, Selasa (29/06/2021).
Kepada seluruh anggota PKC, Xi berpesan agar mereka bekerja dengan rajin, menjaga moral yang tinggi, serta menempatkan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi. Xi juga berpesan agar kader mengatasi tantangan dan melanjutkan tradisi baik, yakni kerja keras dan hidup sederhana.
Sementara untuk memperkuat eksistensi partai dan negara di masa depan, Xi menekankan penguatan ekonomi, militer, dan diplomasi. Tiga bidang itu dianggap telah membuat China bangkit dan kuat dalam empat dekade ini.
Mengutip Xinhua, selama beberapa dekade terakhir, PKC telah memperjelas komitmennya terhadap aspirasi dan misi aslinya yang terdiri atas tiga hal. Pertama, memperjuangkan kemampuan China untuk lepas landas secara ekonomi dan memantapkan stabilitas sosial jangka panjang. Kedua, memimpin negara terpadat di dunia itu untuk bangkit berdiri. Ketiga, membawa China tumbuh menjadi negara kaya dan kuat.
Sadar sepenuhnya bahwa kemiskinan tidak sesuai dengan sosialisme, PKC memimpin rakyat China untuk memulai reformasi dan keterbukaan. Kebijakan ini telah mengubah nasib bangsa China dan memiliki implikasi global yang besar.
Sejumlah pencapaian dicatatkan China di berbagai bidang dalam beberapa tahun terakhir. Kabar mutakhir misalnya adalah sukses China mengirimkan misi luar angkasanya ke Mars dan orbit Bumi. China juga telah memperluas pengaruh ekonomi dan politiknya di dunia.
Capaian itu bukannya tanpa catatan hitam. Selama masa kepemimpinan Mao Zedong, misalnya, pendiri negara komunis China, sebagian kebijakan sosial dan ekonomi pemerintah menyebabkan jutaan orang tewas dan China menjadi miskin.
Ada pula periode kelaparan hebat pada 1958-1960, dekade kekacauan dalam Revolusi Kebudayaan pada 1966, dan pembunuhan massal terhadap aktivis pro-demokrasi di Tiananmen pada 1989.
Kritik juga muncul dari dunia Barat atas tindakan represif China terhadap orang atau kelompok yang menentang sistem kontrol penuh partai atas kehidupan politik. Mereka dipenjara atau diintimidasi agar diam. Kebijakan keras juga diterapkan untuk memadamkan perlawanan etnis minoritas di Tibet, Xinjiang, dan Mongolia.
Kebebasan berbicara dan oposisi politik di bekas jajahan Inggris, yakni di Hong Kong, telah dikekang. China juga terus mengintimidasi Taiwan. Taiwan telah memiliki pemerintahan demokratis sendiri. Namun, China mengklaimnya sebagai provinsi pembangkang yang siap untuk direbut kembali.
Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional Fisipol UGM, Nur Rachmat Yuliantoro, berpendapat, secara historis ataupun ideologis, PKC bertanggung jawab penuh terhadap perkembangan China modern. Peristiwa Long March 1934-1935 yang melegenda menunjukkan bahwa PKC punya daya juang dan kemampuan bertahan yang baik.
”Dengan menitikberatkan perjuangan pada peran besar kaum petani, PKC berperang melawan Jepang bersama-sama kelompok Nasionalis dan kemudian mengalahkan yang terakhir ini sampai melarikan diri ke Formosa (Taiwan). Ini modal besar untuk berdiri dan berkembangnya RRC,” kata Rachmat.
Kombinasi kepemimpinan revolusioner Mao Zedong dan visi reformasi Deng Xiaoping yang diteruskan oleh para pemimpin Cina selanjutnya, menurut Rachmat, berada di balik mesin kerja PKC sejak 1949. PKC menguasi birokrasi, militer, dan aspek-aspek lainnya dari kehidupan bangsa Cina. Semua harus tunduk kepada arahan dan ketentuan PKC.
”Kemajuan ekonomi dan integrasi nasional adalah dua alat terpenting bagi legitimasi PKC. Demokrasi, sekeras apa pun tuntutan Barat agar Cina menerapkannya, tidak akan mudah karena bagi PKC kesejahteraan warga dan persatuan bangsa lebih penting,” kata Rachmat.
China Study Unit Convenor CSIS, Veronika S Saraswati, mengatakan, capaian China tidak bisa dilepaskan dari PKC. Kuncinya terletak pada konsistensi pilihan politik PKC, yaitu rakyat sebagai dasar dan arah pembangunan negara. ”Dan itu dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Kuncinya konsisten. Maka, pembangunan di segala bidang, termasuk ekonomi, menjadi luar biasa. Ini mensyaratkan stabilitas politik dan keamanan,” kata Veronika.
Meritokrasi di PKC, Veronika melanjutkan, juga berperan vital. Ini diwujudkan antara lain dengan mendorong pendidikan para kader sekaligus menyediakan ruang kompetisi ketat untuk kenaikan hierarki partai. ”Kompetisi antarkader partai lebih sengit di China daripada di Indonesia, tetapi kompetisinya sehat. Politik uang, di bawah Xi, benar-benar ditindak keras,” kata Veronika.
Sementara terhadap kritik negara-negara Barat soal China yang tidak demokratis, Veronika mengatakan, China punya model demokrasinya sendiri yang disebut demokrasi terpusat. Karakternya memang tidak sama dengan demokrasi model Barat.
Berawal dari gerakan politik bawah tanah pada 1921, PKC akhirnya merebut kekuasaan di tengah perang saudara pada 1949. Selanjutnya PKC menjelma menjadi partai terkuat dan menguasai China selama lebih dari 70 tahun.
Departemen Organisasi Komite Pusat PKC, Rabu (30/6/2021), menyebutkan, PKC hingga 5 Juni telah memiliki 95.148 juta anggota. Jumlah tersebut, seperti dilaporkan Xinhua, naik 3,5 persen dari angka yang dilaporkan pada 2019 dan sekitar 20 kali lebih banyak dari angka yang dilaporkan pada 1949 ketika Republik Rakyat China didirikan. Pada 1921, ketika didirikan dalam perjuangan di bawah tanah, PKC hanya memiliki lebih dari 50 anggota. (AP/REUTERS)