China Bertekad Perkuat Militer dan Rebut Kembali Taiwan
Peringatan seabad Partai Komunis China tahun ini dianggap sebagai puncak dari perjalanan selama 2.500 tahun rakyat China mengejar ”xiaokang” atau kehidupan yang damai dan bahagia.
BEIJING, KAMIS — Presiden Xi Jinping menekankan beberapa agenda penting China ke depan ketika berpidato pada perayaan puncak peringatan hari ulang tahun ke-100 Partai Komunis China, Kamis (1/7/2021) di Beijing. Dua agenda di antaranya adalah membangun militer yang kuat dan merebut kembali Taiwan.
Perayaan 100 tahun atau seabad Partai Komunis China (PKC) di Lapangan Tiananmen, Beijing, ditandai dengan penerbangan 30 jet tempur dan helikopter. Orang-orang yang berkerumun dan para petinggi yang hadir, termasuk Presiden Xi Jinping, bersorak sorai dan bertepuk tangan meriah ketika jet-jet itu membentuk formasi angka 100.
Xi, para petinggi pemerintahan, dan petinggi PKC menempati benteng selatan Kota Terlarang. Menurut South China Morning Post (SCMP), selain Xi, petinggi lain, mantan Presiden Hu Jintao, dan mantan Perdana Menteri Wen Jiabao, juga hadir. Bahkan, hadir juga mantan anggota Komite Tetap Politbiro paling tua saat ini, Song Ping, yang berusia 104 tahun.
Baca Juga: Kamis Ini, Partai Komunis China Rayakan Usia Seabad
Kawasan di sekitar Lapangan Tiananmen yang ikonik itu dijaga dengan super ketat. Xi, pemimpin paling kuat China sejak Mao Zedong, menyampaikan pidato yang oleh media Pemerintah China digambarkan sebagai ”pidato penting”. Dia menyampaikan pidatonya dari Gerbang Kedamaian Surgawi yang menghadap ke Lapangan Tiananmen.
Xi memuji ”dunia baru” yang diciptakan oleh tangan-tangan rakyat China. Dalam pidato yang disiarkan televisi selama satu jam setelah menyaksikan formasi jet tempur, Xi berjanji untuk membangun militer China agar lebih kuat dan maju, serta bertekad untuk ”penyatuan kembali” Taiwan, juga memimpin Hong Kong dan Makau dengan gaya China.
”Rakyat China tidak hanya pandai menghancurkan dunia lama. Mereka juga telah mampu menciptakan dunia baru,” kata Xi. ”Hanya sosialisme yang bisa menyelamatkan China,” ujarnya lagi.
Xi berambisi untuk terus memimpin China. Dia akan memulai masa jabatan lima tahun ketiga sebagai pemimpin partai pada tahun depan. Pamor Xi dan PKC meningkat setelah China dengan cepat pulih dari pandemi Covid-19 dan sikap lebih tegas di panggung global.
Namun, Beijing menghadapi kritik dari luar atas tindakan kerasnya yang berlebihan terhadap Hong Kong dan perlakuan buruk terhadap etnis minoritas Uighur di Xinjiang. Beijing juga menghadapi kritik tajam karena tindakan semau gue dalam menghadapi konflik di Laut China Selatan.
Jaga kedaulatan
Walau demikian, Xi dalam pidatonya menegaskan, rakyat China tidak akan pernah membiarkan kekuatan asing untuk menggertak, menindas, atau menguasai mereka. ”Siapa pun yang berani mencoba melakukan itu, kepalanya dibenturkan ke Tembok Besar baja yang ditempa oleh lebih dari 1,4 miliar rakyat China,” katanya disambut aplaus meriah hadirin.
China, menurut Xi, akan membangun militer untuk menjaga kedaulatan, keamanan, dan pembangunan, serta mengangkat harkat untuk sejajar dengan bangsa lain. ”Kita harus mempercepat modernisasi pertahanan nasional dan angkatan bersenjata,” kata Xi, yang juga Ketua Komisi Militer Pusat, pengendali angkatan bersenjata negara itu.
Baca Juga: PKC Ultah Ke-100, Daerah Wisata Bersejarah Padat Pengunjung
Xi menegaskan, tidak ada yang boleh meremehkan tekad rakyat China untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorial China. Terkait Taiwan, China akan mewujudkan ”reunifikasi” sepenuhnya sebagai ”tugas sejarah yang teguh” dari partai.
”Semua putra dan putri China, termasuk rekan senegaranya di kedua sisi Selat Taiwan, harus bekerja sama dan bergerak maju dalam solidaritas, dengan tegas menghancurkan rencana ’kemerdekaan Taiwan’,” katanya.
Di Hong Kong dan Makau, Xi mengatakan, stabilitas sosial mereka akan terjamin. Kedua teritori sekaligus melindungi kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan China. ”Kami akan tetap setia pada prinsip ’Satu Negara, Dua Sistem’, di mana rakyat Hong Kong mengelola Hong Kong, dan rakyat Makau mengelola Makau, keduanya dengan otonomi tingkat tinggi,” kata Xi.
Perayaan puncak HUT ke-100 PKC ini diadakan di seluruh negeri, termasuk di Hong Kong, yang secara bersamaan memperingati 24 tahun penyerahan Hong Kong dari Inggris ke China pada 1997. China telah membatasi kebebasan berbicara dan tokoh oposisi politik Hong Kong, serta menolak semua kritik dan sanksi dari luar yang dikenakan kepada para pemimpinnya.
Upacara pada Kamis ini merupakan puncak dari semua upacara yang telah diselenggarakan selama berminggu-minggu di seluruh China. Juga puncak berbagai pertunjukan yang memuji peran dari sekitar 95 juta anggota PKC partai dalam memajukan kualitas hidup di dalam negeri dan memperkuat pengaruh ekonomi, politik, dan militer China di luar negeri.
Kemajuan yang ”dimuliakan” pertama berasal dari era reformasi ekonomi yang dijalankan Deng Xiaoping empat dekade lalu. Selain itu perayaan juga menyoroti peran Xi, yang telah membuktikan dirinya sebagai pemimpin paling kuat China sejak Mao Zedong, pendiri Republik Rakyat China pada tahun 1949 setelah merebut kekuasaan di tengah perang saudara.
Lihat Juga: Perayaan Jelang Satu Abad Partai Komunis China
Demi ”memuliakan masa lalu”, peringatan satu abad PKC menutupi keburukan selama kepemimpinan pendiri negara Komunis China, Mao Zedong. Sebagian besar kebijakan sosial dan ekonomi Mao menyebabkan jutaan orang tewas dan China menjadi miskin.
Ada periode kelaparan hebat pada 1958-1960 dan dekade kekacauan dalam ”Revolusi Kebudayaan” pada 1966. Pembunuhan massal terhadap aktivis pro-demokrasi di Tiananmen pada 1989 juga ”dilupakan”.
”Xiaokang”
Media Global Times melaporkan, Xi dalam pidatonya menegaskan, China sudah membangun dirinya menjadi negara dengan masyarakatnya makmur di segala bidang. Peringatan seabad PKC, partai yang berkuasa dalam 72 tahun terakhir ini, merupakan puncak dari perjalanan selama 2.500 tahun rakyat China mengejar xiaokang, kehidupan yang damai dan bahagia.
Suara tegas Xi di awal pidato tentang kemajuan China membuat puluhan ribu orang yang hadir larut dalam sorak sorai dan tepuk tangan meriah. Suasana ini, menurut Global Times, mewakili kebanggaan dan kegembiraan seluruh bangsa atas pencapaian yang diraih dengan perjuangan keras, bahkan dengan tetesan darah dari generasi ke generasi China.
Disebutkan, dalam empat dekade atau lebih belakangan ini, China diklaim berhasil mewujudkan xiaokang. Ekonomi China diklaim telah melampaui apa yang pernah dianggap sebagai keajaiban kemajuan ekonomi di Jerman, Jepang, dan Korea Selatan. Bahkan, China sudah memperlihatkan kemampuan untuk bisa menyalip ekonomi AS.
Media tersebut melaporkan, China berhasil membebaskan 770 juta orang keluar dari kemiskinan. Bahkan, Global Times menyebut, jumlah orang yang telah bebas dari kemiskinan di China itu kira-kira setara dengan gabungan populasi AS, Indonesia, dan Pakistan. Pencapaian ini terjadi karena pemerintahan yang berpusat pada rakyat yang dipimpin PKC.
Perayaan satu abad PKC ini tampaknya lebih banyak memuji kepemimpinan Xi, selain yang dilakukan Mao dan para pemimpin masa lalu China. Xi dinilai telah melakukan banyak terobosan penting dalam pengentasan warga dari kemiskinan dan kemajuan ekonomi sambil meningkatkan profil global China dan berdiri setara dengan Barat.
Baca Juga: Di Sri Lanka, Pompeo Sebut Partai Komunis China sebagai Predator
Presiden Xi dan partainya naik pamor ketika China pulih dengan cepat dari wabah Covid-19 dan mengambil sikap yang lebih tegas di panggung global. Meski Beijing menghadapi kritik atas tindakannya di Hong Kong dan Xinjiang, China saat ini mengalami pertumbuhan ekonomi, militer, dan kemampuan diplomasi yang semakin kuat.
Menurut Reuters, PKC yang berkuasa sejak tahun 1949 di bawah Mao Zedong awalnya merekrut petani dan pekerja. Namun, dalam perjalanannya, PKC merangkul pasar dan kewirausahaan di bawah ”sosialisme dengan karakteristik China” sambil mempertahankan model otoritarianisme Leninis. (AP/REUTERS/AFP)