Indonesia Ingatkan Peran dan Fungsi Penting Kerja Sama Global untuk Atasi Pandemi
Indonesia mengingatkan peran penting G-20 sebagai jembatan untuk membantu untuk mengatasi perbedaan ketika dunia tengah menghadapi tantangan kemanusiaan yang sangat besar. Afrika harus jadi perhatian G-20.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
KOMINFO
Kedatangan 3,8 juta dosis vaksin AstraZeneca yang didapatkan dari kerja sama multilateral dengan Fasilitas Covax di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (26/4/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia mengingatkan negara-negara anggota G-20 untuk menjadikan organisasi ini jembatan untuk mengatasi perbedaan, terutama saat ini, ketika dunia tengah menghadapi tantangan kemanusiaan yang sangat besar, mulai dari pandemi Covid-19, pemulihan ekonomi, hingga persoalan ketahanan pangan. Kemitraan global saat ini menjadi sangat penting agar dunia bisa pulih bersama dan lebih kuat.
Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat berbicara pada pertemuan Menlu Negara-negara Anggota G-20 yang berlangsung di Kota Matera, Italia selatan, Senin (28/6/2021). Meski sebagian besar hadir langsung di Matera, beberapa negara memutuskan berpartisipasi secara daring, seperti China, Rusia, dan Brasil.
Retno dalam jumpa pers daring dengan media, Selasa (29/6/2021), mengatakan, G-20 harus dapat berfungsi sebagai katalis perkuatan multilateralisme, mengirim pesan tunggal bahwa dunia harus maju bersama. Perbedaan, kata Retno, harus dikesampingkan.
Selain itu, Retno juga menyatakan, kemitraan global harus diwujudkan dengan tetap memberikan ruang bagi setiap negara untuk berkreasi. Pendekatan satu pihak semata dipandang Retno tidak akan memberikan hasil optimal dari sebuah kemitraan.
Indonesia, kata Retno, dalam pertemuan itu berharap agar G-20 sebagai sebuah institusi multilateral berani merevitalisasi diri agar lebih responsif dan adaptif terhadap perubahan global yang tengah berlangsung.
Kompas
Seorang laki-laki tengah membetulkan penutup kepalanya di depan logo lembaga kerja sama multilateral G-20 di Riyadh, Arab Saudi, 18 November 2020.
Pernyataan Retno soal kerja sama global senada dengan pernyataan Menlu Italia Luigi Di Maio. ”Dalam dunia yang saling terhubung, multilateralisme dan kerja sama internasional adalah satu-satunya instrumen yang efektif dalam menghadapi tantangan global. Kita telah memiliki contohnya dengan vaksin,” kata Di Maio.
Menlu AS Antony Blinken memperkuat pandangan Retno dan Di Maio soal kerja sama global. ”Untuk mengakhiri pandemi, kita harus bisa mengirimkan lebih banyak vaksin ke lebih banyak tempat. Kerja sama multilateral akan menjadi kunci untuk menghentikan krisis kesehatan global ini,” kata Blinken.
Afrika
Pada pertemuan sesi II, Retno mengingatkan negara-negara G-20 untuk lebih memperhatikan Afrika yang kini dalam kondisi memprihatinkan akibat dampak pandemi Covid-19. Dalam pandangan Retno, Covid-19 memiliki dampak besar terhadap Afrika, yaitu kesehatan dan sosial-ekonomi, dan berujung pada semakin lebarnya kesenjangan antara Afrika dan belahan dunia lainnya.
AP PHOTO/DENIS FARRELL, FILE
Seorang perempuan lanjut usia baru saja mendapatkan vaksinasi Covid-19 sedangkan beberapa warga lanjut usia lainnya masih antre di di Orange Farm, dekat Johannesburg, Afrika Selatan, Kamis (03/2021). (AP Photo/Denis Farrell, File)
Untuk bisa membantu Afrika keluar dari berbagai masalah yang kini dihadapinya, Retno mengatakan, Indonesia berpandangan bahwa dukungan terhadap Afrika haruslah berdasar pada kebutuhan dan prioritas di kawasan itu. Selain itu, pandangan bahwa Afrika selalu membutuhkan bantuan harus diubah konsepsinya menjadi berjalan bersama, beriringan, sebagai mitra sejajar.
Selain itu, Retno juga menekankan pentingnya untuk memastikan terciptanya lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan yang berkelanjutan, termasuk di dalamnya dukungan bagi adaptasi terhadap kondisi iklim dan cuaca yang terus berubah, keamanan pasokan bahan pangan serta terciptanya suasana damai.
Menlu Republik Demokratik Congo Christophe Lutundula yang berpartisipasi dalam pertemuan itu memperingatkan infeksi Covid-19 di benua itu jauh dari selesai dan menyerukan tindakan segera untuk bisa menekan laju pertambahan kasus. Selain bantuan segera, ia menyerukan agar G-20 untuk mendukung kapasitas negara-negara berkembang untuk memproduksi vaksin sendiri dan untuk membantu kemunculan lembaga yang mendorong kerja sama ilmiah di seluruh negeri.
”G-20 harus membantu” secara konkret dan rinci sehingga kami bergerak melampaui pidato ke tindakan mendesak di lapangan,” katanya.
Dia mengatakan, kerja sama yang nyata akan membantu negara-negara di Afrika melawan dampak menghancurkan yang telah ditimbulkan oleh pandemi global ini, terutama menghidupkan kembali ekonomi. (AP/AFP)