Varian Delta Meluas di Afrika Selatan, Ketersediaan Vaksin Mendesak
Jumlah kasus Covid-19 di Afrika Selatan terus meningkat dan didominasi penyebaran varian delta, sementara vaksinasi berjalan lambat.
Oleh
Mahdi Muhammad
·5 menit baca
AP PHOTO/THEMBA HADEBE
Seorang tenaga kesehatan berjalan di depan sebuah instalasi farmasi di Alberton, dekat Johannesburg, Afrika Selatan, 7 Januari 2021. Kini, jumlah kasus harian Covid-19 telah menembus angka 18 ribuan, jumlah tertinggi sejak Januari 2021, dan didominasi varian delta yang pertama kali terdeteksi di India.
JOHANNESBURG, MINGGU — Varian Delta yang sangat menular mendorong lonjakan infeksi Covid-19 di Afrika Selatan. Lonjakan ini kini menguji kemampuan penanganan dan kapasitas rumah sakit di seluruh negeri. Ketersediaan vaksin Covid-19 untuk membantu mengatasi laju infeksi di negara ini dan Benua Afrika mendesak.
Pada Sabtu (26/6/2021), jumlah kasus baru di Afrika Selatan mencapai 18.762 kasus, angka harian tertinggi sejak bulan Januari 2021. Tambahan kasus baru tersebut menjadikan jumlah kasus di negara ini mencapai 1,895 juta kasus, tertinggi di antara seluruh negara di Benua Afrika. Jumlah kematian nyaris menyentuh angka 60.000 jiwa. Sejumlah ahli mengatakan, Afrika Selatan tengah berada pada fase gelombang ketiga penularan Covid-19.
”Kami berada dalam fase eksponensial pandemi dengan jumlah kasus yang tumbuh sangat, sangat, sangat cepat dan akan terus bertambah dalam beberapa minggu ke depan,” Tulio de Oliveira, ahli virologi dari Universitas KwaZulu-Natal.
De Oliveira mengatakan, varian delta yang pertama kali terdeteksi di India mendominasi infeksi baru Covid-19 di Afsel. Hal ini dikonfirmasi Koleka Mlisana, Kepala Komite Penasihat Menteri Pemerintah untuk Covid-19, yang menyatakan bahwa ada bukti varian delta mungkin mempercepat penularan di negara ini.
SIPHIWE SIBEKO/POOL/AFP
Dalam foto tanggal 24 Juni 2020, salah seorang peserta uji coba vaksin Oxford Afrika Selatan melihat pada petugas kesehatan yang menyuntikkan vaksin potensial melawan Covid-19.
Mlisana menyarankan agar pemerintah melakukan pembatasan kegiatan warga dengan lebih keras dan ketat. ”Dan, hal itu perlu dilakukan segera,” kata Mlisana.
Penjabat Menteri Kesehatan Mmamoloko Kubayi-Ngubane mengatakan, karena prevalensi varian Delta, jumlah infeksi kemungkinan akan melampaui puncak gelombang kedua pada Januari.
Peningkatan jumlah kasus di beberapa wilayah yang padat penduduk, seperti Ibu Kota Johannesburg dan Pretoria, membuat tenaga kesehatan dan rumah sakit yang ada di wilayah ini bekerja ekstra keras. Di dua kota ini, bagian dari Provinsi Gauteng, menyumbang 60 persen dari jumlah kasus di Afsel.
Rata-rata kasus baru tujuh harian di Afrika Selatan telah berlipat ganda selama dua minggu terakhir, dari 10 kasus baru per 100.000 orang pada 10 Juni menjadi 22 kasus per 100.000 orang pada 24 Juni, menurut Universitas Johns Hopkins.
AP PHOTO/DENIS FARRELL, FILE
Seorang perempuan lanjut usia baru saja mendapatkan vaksinasi Covid-19, sedangkan beberapa warga lanjut usia lainnya masih antre di Orange Farm, dekat Johannesburg, Afrika Selatan, beberapa waktu lalu.
Ketidakmampuan rumah sakit untuk menampung pasien Covid-19 membuat tenaga kesehatan kini memilih mentransfer pasien yang membutuhkan perawatan ke rumah-rumah sakit di provinsi lain, seperti Provinsi Mpumalanga dan beberapa provinsi di wilayah barat laut Afsel, yang masih memiliki ruang dan fasilitas perawatan. Tekanan kenaikan jumlah pasien yang terus terjadi, dikhawatirkan Kubayi-Ngubane, akan memberikan banyak tekanan pada sistem perawatan kesehatan negara ini.
Lucky Mpeko, Direktur Layanan Ambulans QRS, mengatakan, biasanya pasien dibawa ke rumah sakit terdekat. Akan tetapi, hal itu tidak mungkin dilakukan saat ini karena semua rumah sakit penuh dan tidak ada tempat tidur. ”Anda harus menunggu dua atau tiga jam ketika mereka mencoba mencari ruangan untuk pasien,” kata Mpeko.
Dia mengatakan, dalam keadaan normal, taksi membutuhkan waktu 30 hingga 45 menit untuk mengangkut pasien ke rumah sakit, tetapi sekarang waktunya sering berjam-jam karena harus menempuh jarak yang jauh.
Pemindahan calon pasien ke berbagai fasilitas kesehatan di provinsi lain tidak terlepas dari masih masih ditutupnya Rumah Skait Charlotte Maxeke di Johannesburg, rumah sakit khusus perawatan pasien Covid-19, karena kebakaran pada April lalu. Semula, rumah sakit ditutup selama dua pekan untuk perbaikan. Akan tetapi, hingga saat ini, tidak ada kejelasan kapan rumah sakit itu akan beroperasi kembali. Warga pun berdemonstrasi menuntut pengoperasian kembali rumah sakit itu.
”Penutupan itu berdampak besar. Kita berbicara tentang rumah sakit berkapasitas 1.000 tempat tidur yang ditutup di tengah pandemi, dengan gelombang yang tidak sebanding dengan yang kita miliki sebelumnya,” kata Profesor Johnny Mahlangu, Kepala Sekolah Patologi Universitas Witswatrsrand. Dia mengatakan, pengoperasian kembali rumah sakit itu akan membantu Pemerintah Afrika Selatan mengelola pandemi dengan lebih baik dibanding sekarang ini.
Vaksinasi mendesak
Naiknya kasus Covid-19 varian delta di Afrika Selatan memaksa ribuan aktivis oposisi di negara itu turun ke jalan-jalan di Pretoria menuntut percepatan program vaksinasi, Jumat (25/6/2021). Mereka menyerukan kepada pemerintah dan regulator untuk menyetujui penggunaan vaksin yang lebih banyak dan mempercepat laju vaksinasi untuk melindungi warga serta perekonomian negara.
”Keinginan kami sederhana: berikan vaksin kepada rakyat,” kata Julius Malema, pemimpin sayap kiri Pejuang Kebebasan Ekonomi, di hadapan para pengunjuk rasa.
AP PHOTO/THEMBA HADEBE
Petugas keamanan mengukur suhu tubuh seorang laki-laki sebelum menukar barang bekasnya dengan uang tunai di Johannesburg, Afrika Selatan, Kamis (7/5/2020). Afrika Selatan mulai melonggarkan karantina wilayahnya per 1 Mei 2020.
Afrika Selatan sejauh ini mengandalkan ketersediaan vaksin Pfizer dan Johnson&Johnson untuk rakyat mereka. Berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Uni Afrika, cakupan vaksinasi di negara ini hanya 0,8 persen darit total 60-an juta penduduk.
Angka cakupan vaksinasi di Afrika berbeda jauh dengan negara-negara kaya dan memiliki akses vaksin nyaris tidak terbatas. Di Amerika Serikat dan Inggris, misalnya, angka cakupan vaksinasi penuh (dua kali vaksinasi) telah mencapai lebih dari 40 persen populasi mereka, terutama untuk orang dewasa dan orang-orang yang berisiko tinggi. Di Eropa, cakupan vaksinasi telah mendekati angka 20 persen dan warganya telah memikirkan ke mana sertifikat vaksin bisa membawa mereka pada liburan musim panas.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, situasi Covid-19 di Afrika sangat mengkhawatirkan.
AP PHOTO/THEMBA HADEBE
Pedagang kaki lima menjual buah sambil memakai masker untuk mencegah penyebaran Covid-19 di kawasan Kathelong, Afrika Selatan, Rabu (6/5/2020).
Penjabat Menkes Kubayi-Ngubane mengumumkan Afrika Selatan akan segera memasukkan orang-orang berusia 50 tahun ke atas yang memenuhi syarat untuk bisa memperoleh vaksin sebagai bagian dari upaya perluasan vaksinasi. Sejauh ini vaksinasi terbatas pada petugas kesehatan, orang berusia 60 tahun ke atas, dan guru sekolah.
Minggu ini, 300.000 dosis vaksin Johnson & Johnson dialokasikan untuk mulai memvaksinasi guru dan pekerja lain di sektor pendidikan. (AP/AFP)