Covid-19 Melonjak, Negara-negara Kian Perketat Pembatasan
Sejumlah negara memberlakukan pengetatan wilayah dan kegiatan untuk meredam penularan Covid-19. Negara yang sudah memberlakukan ”lockdown” pun kembali memperpanjang pembatasan sosial.
Oleh
Fransisca Romana Ninik
·4 menit baca
DHAKA, MINGGU — Lonjakan kasus positif Covid-19 membuat sejumlah negara semakin memperketat pembatasan wilayah dan aktivitas. Australia, Selandia Baru, Thailand, Malaysia, dan Bangladesh berupaya menekan penyebaran virus korona varian baru dengan kebijakan pengetatan ini.
Bangladesh telah mengumumkan akan memberlakukan pembatasan yang lebih ketat mulai Senin (28/6/2021) menyusul lonjakan kasus varian Delta yang berbahaya. Semua kantor pemerintah dan swasta akan ditutup selama sepekan. Hanya transportasi terkait medis yang diperbolehkan beroperasi.
”Tidak boleh ada yang keluar dari rumahnya kecuali kasus darurat,” sebut pernyataan pemerintah, Minggu (27/6/2021).
Juru bicara Kementerian Kesehatan Bangladesh, Robed Amin, mengatakan, polisi dan petugas penjaga perbatasan akan dikerahkan untuk menjaga jalannya lockdown (pembatasan wilayah). Militer kemungkinan akan dilibatkan apabila perlu.
”Ini situasi yang berbahaya dan mengkhawatirkan. Jika kita tidak meredamnya sekarang, kita akan menghadapi situasi seperti India,” kata Amin.
Laju infeksi meningkat tajam di Bangladesh sejak pertengahan Mei. Pada Jumat, pemerintah melaporkan hampir 6.000 kasus baru dan 108 kematian. Jumlah ini merupakan jumlah tertinggi kedua selama pandemi di negara itu.
Otoritas mengatakan, situasi di distrik-distrik dekat perbatasan India kacau balau. Rumah sakit di kota Khulna dan Rajshahi sudah kewalahan.
Australia
Warga Sydney, Australia, memulai lockdown atau pembatasan wilayah dan aktivitas secara ketat, Minggu (27/6/2021), menyusul meningkatnya kasus penularan virus korona varian Delta. ”Berhubung virus ini sangat cepat menular, kami mengantisipasi kenaikan jumlah kasus dalam beberapa hari ke depan yang jauh lebih tinggi dibandingkan saat ini,” kata Menteri Besar New South Wales Gladys Berejiklian saat pengarahan kepada media di Sydney.
Kawasan pelabuhan Sydney yang biasanya sibuk kini nyaris lengang setelah lockdown diberlakukan. ”Saat ada varian yang sangat menular, seperti varian Delta, lockdown tiga hari tidak akan berhasil. Jika kita akan melakukannya (lockdown), kita harus melakukannya dengan benar,” ujar Berejiklian.
Kebijakan pembatasan ketat yang baru ini membuat sekitar 5 juta warga Sydney terenyak. Mereka terkejut dengan begitu cepatnya penularan virus ini, padahal mereka baru saja kembali ke kehidupan yang relatif normal. Selama berbulan-bulan kasus baru yang muncul sangat sedikit.
”Kami baru saja bangkit kembali dari lockdown tahun lalu. Hari ini rasanya seperti ditendang lagi saat kamu baru mau bangun kembali,” kata Chris Kriketos, pemilik toko roti di Sydney.
Selain Sydney, kota Darwin di Australia bagian utara juga memberlakukan perintah bagi warganya untuk tinggal di rumah saja selama dua hari. Di Teritori Utara, lokasi sejumlah tempat peninggalan budaya asli Aborigin dan sektor pertambangan, kasus positif pertama muncul pada Sabtu dengan empat penularan lokal yang tidak terkait dengan Sydney. Virus varian Delta menginfeksi seorang pekerja di tambang emas milik Newmont Corp. Tambang tersebut saat ini ditutup untuk sementara.
Tetangga Australia, Selandia Baru, juga akan memperpanjang level siaga Covid-19 di ibu kota Wellington selama dua hari. Otoritas menyatakan masih ada risiko penularan dari seorang turis asal Australia yang dites positif Covid-19 setelah mengunjungi Wellington.
”Sudah jelas bahwa kita belum keluar dari bahaya. Lebih banyak tes dan hasil diperlukan supaya kita lebih yakin dalam membuat keputusan untuk menurunkan level siaga,” kata Menteri Urusan Respons Covid-19 Chris Hipkins.
Level siaga ini artinya pembatasan sosial akan diberlakukan di seluruh Wellington, tetapi kantor, sekolah, dan unit usaha bisa tetap buka. Selandia Baru menghentikan perjalanan bebas karantina dari Australia selama tiga hari mulai Sabtu karena terlalu banyak kasus baru bermunculan.
Thailand
Dari Bangkok dilaporkan, Thailand akan memberlakukan pembatasan aktivitas untuk restoran, lokasi konstruksi, dan kegiatan kumpul-kumpul untuk wilayah Bangkok dan sekitarnya mulai Senin (28/6/2021).
Setelah lebih kurang setahun relatif sukses meredam laju pandemi, gelombang penularan baru menghantam Thailand pada April. Sebuah kluster baru ditemukan di kelab kelas atas di Bangkok yang biasa dikunjungi kaum elite. Sejak itu telah ditemukan kasus baru di penjara dan pekerja migran.
Perintah pembatasan wilayah dan kegiatan yang dirilis pada Sabtu akan diberlakukan selama sebulan. Pembatasan ini meliputi penutupan lokasi-lokasi pembangunan di Bangkok dan area sekitarnya, pelarangan pekerja untuk pergi dari lokasi, larangan makan di restoran, dan pembatasan perkumpulan maksimal 20 orang.
Pos-pos pengecekan akan didirikan di provinsi-provinsi sebelah selatan Thailand, yakni Narathiwat, Pattani, Yala, dan Songkhla. Pelaku perjalanan harus membawa surat izin keluar dan masuk wilayah.
Pemerintah Thailand menuai kritik lantaran lambannya proses vaksinasi. Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha berencana akan membuka sepenuhnya negara itu pada Oktober 2021. Syaratnya, target 50 juta penduduk Thailand sudah divaksinasi. Namun, sejauh ini baru 10 persen penduduk yang menerima vaksin.
Malaysia, yang bertetangga dengan Thailand juga akan memperpanjang lockdown nasional mulai Senin pekan depan. Kantor berita Bernama, mengutip Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin, melaporkan, perpanjangan lockdown diberlakukan untuk meredam penyebaran kasus Covid-19.
Seharusnya lockdown yang diberlakukan sebelumnya akan berakhir pada Senin. Namun, Muhyiddin menyatakan, perpanjangan tidak akan dicabut sampai kasus harian berjumlah kurang dari 4.000 kasus. Pada Sabtu, Malaysia melaporkan 5.803 kasus. (AFP/REUTERS)