Militer dan intelijen AS menangkap sejumlah fenomena penerbangan yang bukan merupakan kejadian alam serta tidak bisa dijelaskan dengan memakai teknologi yang dimiliki negara itu.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·2 menit baca
WASHINGTON, SABTU — Lembaga intelijen Amerika Serikat melalui laporan terkini menyatakan bahwa di negara tersebut sejak tahun 2004 terdapat 143 penampakan benda terbang yang tidak dikenal atau lazim disebut sebagai UFO (unidentified flying object). Untuk pertama kalinya, laporan itu ditanggapi secara serius oleh pemerintah karena berkaitan dengan risiko keamanan nasional maupun internasional.
Laporan dikeluarkan oleh Direktorat Intelijen Nasional AS pada Jumat (25/6/2021) waktu setempat dan bisa diakses oleh masyarakat awam. Saat ini, laporan sepanjang sembilan halaman itu tengah diteruskan kepada Kongres untuk dibaca dan ditindaklanjuti.
”Militer dan Intelijen AS menangkap sejumlah fenomena penerbangan yang bukan merupakan kejadian alam serta tidak bisa dijelaskan dengan memakai teknologi yang kita miliki,” demikian kutipan dari laporan tersebut.
”Setelah melakukan verifikasi dengan sejumlah negara, seperti China, Rusia, dan Perancis yang juga memiliki teknologi kedirgantaraan paling maju di dunia, tidak ada penjelasan bahwa pola terbang benda-benda yang tertangkap sensor ini serupa dengan teknologi kedirgantaraan apa pun di Bumi.”
Laporan ini sama sekali tidak mengungkit mengenai makhluk hidup luar angkasa. Mereka hanya fokus kepada benda terbang yang bentuk dan pola pergerakannya tidak seperti teknologi yang tercatat di semua negara di dunia. Keberadaan benda-benda angkasa tidak dikenal ini memunculkan risiko keamanan, baik untuk industri penerbangan maupun bagi suatu negara.
Dalam harian Washington Post, mantan Kepala Program Pengenalan Ancaman Kedirgantaraan Tingkat Lanjut AS Luis Elizondo menjelaskan bahwa pengalaman lembaga yang pernah dipimpinnya menunjukkan sejumlah penampakan UFO ini mengakibatkan matinya beberapa perangkat teknologi bertenaga nuklir milik AS.
”Berdasarkan laporan-laporan dari negara lain, mereka juga memiliki pengalaman serupa. Peralatan nuklir mereka ada yang tiba-tiba mati dan ada pula yang mendadak hidup ketika terjadi penampakan UFO. Ini berbahaya,” tuturnya.
Elizondo mengundurkan diri pada tahun 2017 akibat frustrasi karena laporan-laporan itu tidak ditanggapi serius oleh Pemerintah AS, termasuk Departemen Pertahanan.
Ia kini cukup optimistis karena pemerintah menunjukkan perubahan perilaku. Laporan mengenai UFO tidak dianggap konyol lagi dan mulai dibahas secara serius. Meskipun demikian, harus ada tindak lanjut yang lebih bermakna, misalnya alokasi anggaran, sumber daya manusia, dan teknologi untuk mengkaji betul UFO dari aspek keamanan, teknologi, hingga antropologi.
Salah satu pejabat pemerintah yang menunjukkan dukungan terhadap kajian UFO adalah Senator Marco Rubio dari Partai Republik. Menurut dia, laporan ini membuka wawasan ketahanan negara yang baru.
Di sisi lain, masyarakat juga harus lebih awas terhadap fenomena-fenomena tersebut. Aparat keamanan juga jangan terburu-buru menafikan laporan penampakan UFO sebelum ada bukti dari para ilmuwan. (AP)