Polisi Hong Kong Tangkap Kolumnisnya, ”Apple Daily” Pastikan Tutup Edisi Cetak
Tindakan keras aparat keamanan di Hong Kong memaksa koran ”The Apple Daily”, salah satu media pembela kebebasan sipil paling vokal di Hong Kong, akan menutup edisi cetaknya dan beralih ke edisi daring.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
HONG KONG, RABU — Penerapan keras Undang-Undang Keamanan Nasional terus berlanjut di Hong Kong. Pada Rabu (23/6/2021) pagi, seorang kolumnis surat kabar prodemokrasi Hong Kong, Apple Daily, ditangkap aparat setelah pada pekan lalu aparat menggerebek ruang redaksi surat kabar itu serta menangkap lima eksekutif dan kemudian membekukan aset perusahaan tersebut.
Akibat tindakan keras aparat, manajemen Apple Daily menyatakan akan menutup versi cetak surat kabar itu dan menggantinya dengan versi daring sepenuhnya.
Polisi mengatakan, seorang pria berusia 55 tahun ditangkap aparat. Pria itu dinyatakan telah dicurigai berkolusi dengan kekuatan asing sehingga membahayakan keamanan nasional. Seorang sumber polisi mengatakan kepada AFP bahwa pria yang ditangkap itu menulis kolom untuk Apple Daily dengan nama pena Li Ping.
Koresponden The Strait Times di Hong Kong menyebutkan, pria itu bernama asli Yang Qing Qi. Ia adalah sosok yang paling bertanggung jawab di sebuah desk kolom dan pemberitaan tentang China. Menurut manajemen Apple Daily, pria itu adalah salah satu kolumnis papan atas dan penulis utama editorial mereka. Media lokal menyebutkan penulis itu ditangkap di kawasan Tseung Kwan O, Hong Kong.
Catatan menunjukkan Li Ping telah menulis hampir 800 artikel editorial selama lima tahun terakhir. Tulisan terakhirnya sebelum ditangkap, terbit pada Selasa (22/6/2021), menyentuh kebebasan akademik di daratan China. Lima eksekutif Apple Daily, termasuk Pemimpin Redaksi Ryan Law dan CEO Cheung Kim-hung, juga telah ditangkap aparat dan menghadapi tuduhan sama, yakni berkolusi dengan kekuatan asing.
The Apple Daily telah lama menjadi salah satu media pembela kebebasan sipil paling vokal di Hong Kong. Media itu mendukung protes besar-besaran yang menuntut lebih banyak ruang demokrasi pada 2019. Media itu juga telah mengkritik tindakan keras pemerintah berikutnya, termasuk pemberlakuan UU Keamanan Nasional pada tahun lalu.
Catatan menunjukkan Li Ping telah menulis hampir 800 artikel editorial selama lima tahun terakhir. Tulisan terakhirnya sebelum ditangkap, terbit pada Selasa (22/6/2021), menyentuh kebebasan akademik di daratan China.
Pemerintah pusat di Beijing telah membela pemberlakuan UU itu dan tindakan keras terhadap suara-suara oposisi yang diperlukan untuk memulihkan ketertiban dan stabilitas. Protes pada tahun 2019 yang menentang pemerintahan Beijing sering dimulai dengan pawai damai pada siang hari, tetapi berubah menjadi bentrokan keras antara demonstran garis keras dan polisi pada malam hari.
Pendiri Apple Daily, Jimmy Lai, saat ini menjalani hukuman penjara 20 bulan. Ia dinyatakan bersalah memainkan peran dalam majelis yang tidak sah, berupa rapat umum dan pawai yang belum mendapat persetujuan polisi, dalam unjuk rasa tahun 2019. Dia juga didakwa berdasarkan UU Keamanan Nasional itu.
Akhir pekan lalu pemerintah telah membekukan aset Apple Daily. Manajemen media itu pada awal pekan ini pun mengaku tidak dapat membayar staf dan bahkan siap menutup media mereka. Hanya berselang dua hari kemudian, pada Rabu manajemen media itu mengumumkan bahwa mereka akan mencetak edisi terakhirnya pada pekan ini. Selanjutnya media itu akan terbit sepenuhnya secara daring.
Keputusan tersebut merupakan pukulan terakhir bagi kebebasan Hong Kong. Hal itu juga dinilai oleh sejumlah pihak akan memperdalam kegelisahan, apakah Hong Kong sebagai pusat keuangan internasional itu dapat tetap menjadi pusat media ketika China berusaha untuk membasmi perbedaan pendapat.
Tidak semata karena aset yang dibekukan, dalam pernyataannya, Apple Daily menyatakan keselamatan para stafnya adalah pertimbangan utama langkah perusahaan itu. ”Apple Daily memutuskan bahwa surat kabar tersebut akan berhenti beroperasi mulai tengah malam, dan besok (24/6/2021) akan menjadi hari publikasi terakhir,” tulis surat kabar itu di situs webnya.
Kritik media pro-Beijing
”Serangan” terhadap Apple Daily juga dilakukan melalui media yang dinilai pro-Beijing di Hong Kong. Salah satu yang tampak adalah kritik terhadap Jimmy Lai secara personal. Ilustrasi media menggambarkan Lai sebagai binatang anjing dan penyemir sepatu yang menawarkan jasanya kepada sosok yang digambarkan mewakili Amerika Serikat. Serangan seperti itu dilaporkan meningkat sejak aparat menggerebek kantor Lai pekan lalu.
Surat kabar Wen Wei Po pada Rabu, misalnya, menampilkan gambar Lai sebagai kritikus Beijing di halaman depan. Judul berita utama surat kabar itu berbunyi ”Kejahatan-Catatan Perilaku Mengerikan Pengkhianat China Lai di Apel Beracun”.
Di halaman dalam juga ditampilkan sebuah gambar berupa sosok ”binatang seperti anjing” dengan kepala yang membesar, gigi harimau, dan bendera Amerika melilit tubuh berkaki empatnya. ”Jangan remehkan gigi macan saya, itu barang asli AS,” demikian keterangan ilustrasi itu tertulis.
Kartun lain menunjukkan Lai mengenakan topi Amerika Serikat. Ia tengah merokok cerutu sambil mengendarai keledai berkaki manusia dengan stiker bertuliskan ”Kemerdekaan” di atasnya dan memegang pancing yang menjuntai seikat uang tunai. Judulnya berbunyi: ”Keterampilan memancing”. Ditampilkan pula foto-foto Lai ketika dia bertemu mantan Wakil Presiden AS Mike Pence dan mantan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton. (AFP/REUTERS)