China Makin Keras, Keyakinan Investor terhadap Bitcoin Makin Goyah
Pemerintah China telah meningkatkan tindakan kerasnya terhadap mata uang kripto, termasuk penutupan proyek penambangan bitcoin di Provinsi Sichuan. Awal pekan ini bitcoin jatuh level terendah dalam dua pekan terakhir.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·5 menit baca
TOKYO, SELASA — Harga bitcoin dan aset-aset kripto lainnya jatuh, beriringan pada perdagangan awal pekan ini, ke level terendahnya dalam kurun waktu dua pekan terakhir. Tindakan keras China yang meluas terhadap penambangan bitcoin kembali menggoyahkan keyakinan investor terhadap aset-aset kripto sebagai aset investasi.
Harga bitcoin sempat turun hingga ke level 31.333 dollar AS pada Senin (21/6/2021) WIB sebelum kembali ke level 32.000 dollar AS pada Selasa pagi ini. Harga bitcoin anjlok ke level terendahnya dalam dua pekan terakhir dan menyeret jatuh harga-harga kripto lain. Harga ethereum turun hingga ke level 1.861 dollar AS. Adapun aset kripto yang dipopulerkan pemilik Tesla, Elon Musk, yakni dogecoin, ambles ke level 0,17 dollar AS.
Harga bitcoin—mata uang kripto dengan kapitalisasi terbesar global—telah turun lebih dari 20 persen dalam kurun waktu sepekan terakhir. Bitcoin sempat mencapai level tertingginya di level 65.000 dollar AS pada April lalu.
Jika dilihat sejak awal tahun ini, harga bitcoin hingga pagi ini mencatat kenaikan sekitar 11 persen. Beberapa investor bitcoin khawatir, penurunan harga bitcoin lebih lanjut dapat terjadi karena formasi grafik yang dikenal sebagai death cross, yang terjadi ketika garis tren rata-rata pergerakan jangka pendek melintasi di bawah garis tren pergerakan rata-rata jangka panjangnya.
Pemerintah China telah meningkatkan tindakan kerasnya terhadap mata uang kripto. Pada Jumat (18/6/2021) pihak berwenang di Provinsi Sichuan, China barat daya, memerintahkan penutupan proyek penambangan bitcoin. Bulan lalu Dewan Negara China berjanji untuk menekan aktivitas pertambangan dan perdagangan aset kripto sebagai bagian dari langkah mengendalikan risiko keuangan di negara itu.
Media Pemerintah China, Global Times, menyebutkan penutupan proyek penambangan bitcoin selesai dilakukan pada hari Minggu. Dengan langkah terbaru ini, lebih dari 90 persen kapasitas penambangan bitcoin di China diperkirakan akan ditutup, setidaknya untuk jangka pendek. Badan regulator di pusat penambangan utama lainnya di wilayah utara dan barat daya China juga telah mengambil langkah keras yang serupa.
Beberapa pelaku industri berharap, badan regulator di Sichuan dapat mengambil pendekatan yang lebih lunak. Namun, larangan terbaru pekan lalu menggarisbawahi tekad regulator China untuk mengekang perdagangan spekulatif kripto dalam upaya mengendalikan risiko keuangan, meskipun ada manfaat tertentu bagi ekonomi lokal.
Larangan terbaru terhadap proyek penambangan bitcoin di Sichuan pekan lalu menggarisbawahi tekad badan regulator China untuk mengekang perdagangan spekulatif kripto dalam upaya mengendalikan risiko keuangan.
”Jendela keluarnya ditutup dan kami berebut menemukan tambang luar negeri untuk menempatkan perangkat pertambangan kami,” kata sumber dari kalangan penambang bitcoin yang berbasis di Sichuan. Ia menyatakan, sejumlah penambang mengalami kerugian besar akibat penutupan itu.
Langkah China
Spekulasi berkembang terkait langkah otoritas China bersikap keras terhadap aktivitas penambangan bitcoin. Harian Financial Times menyebutkan, pemerintah-pemerintah daerah di China berada di bawah tekanan dari Beijing untuk mengurangi intensitas energi yang dikeluarkan negara itu, termasuk yang dibutuhkan dalam proses penambangan aset kripto seperti bitcoin. Energi di sini adalah emisi karbon dioksida per unit produk domestik bruto, mengingat China bertujuan untuk mencapai output puncak gas rumah kaca pada tahun 2030 dan mencapai kondisi “netral karbon” pada tahun 2060.
Namun, muncul juga dugaan bahwa otoritas China akan menerbitkan jenis mata uang kripto atau digitalnya sendiri. Maka dari itu, Pemerintah China cenderung mengatur dan membatasi aktivitas perdagangan mata uang kripto. Yang jelas, terkait penambangan bitcoin, intervensi terbaru China menempatkan tekanan lebih lanjut pada para pelaku pasar kripto di negara itu. China selama ini dikenal sebagai salah satu pasar paling dinamis di dunia untuk perdagangan dan penambangan mata uang digital.
Langkah pelarangan itu juga memang datang pada saat banyak pemerintah meneliti efek industri itu terhadap lingkungan dan menentukan jenis pengawasan keuangan yang harus diterapkan pada mata uang kripto. Awal bulan ini, regulator global menyerukan mata uang digital untuk menerapkan aturan modal bank terberat dari aset apa pun. Komite Basel untuk Pengawasan Perbankan, misalnya, memperingatkan bahwa meningkatnya penggunaan aset kripto ”berpotensi meningkatkan masalah stabilitas keuangan”.
Pada Senin, bank sentral China mengatakan bahwa baru-baru ini telah memanggil beberapa bank dan perusahaan pembayaran. Termasuk yang dipanggil adalah China Construction Bank dan Alipay. Otoritas bank sentral mendesak bank dan perusahaan itu untuk bersikap lebih keras dan menindak pelaku-pelaku aktivitas perdagangan mata uang kripto.
”Orang-orang masih bereaksi keras terhadap tindakan dari China yang menciptakan ketidakpastian sehingga ini kemungkinan akan berdampak negatif pada harga bitcoin,” kata Ruud Feltkamp, Chief Executive Officer (CEO) di bot perdagangan kripto Cryptohopper, tentang gonjang-ganjing harga bitcoin.
”China meluncurkan mata uang kriptonya sendiri dan memiliki setiap insentif untuk memiliki kompetisi sesedikit mungkin. Saya pikir kita akan melihat penambang meninggalkan China dan pindah ke tempat yang ada energi cadangan atau murah.”
Data tentang penambangan bitcoin sendiri tergolong langka. Namun, bitcoin di China tahun lalu menyumbang sekitar 65 persen dari produksi global, menurut data dari University of Cambridge. Sichuan adalah provinsi tempat produsen terbesar kedua aktivitas penambangan bitcoin di negara itu, diduga di bawah Xinjiang.
Agricultural Bank of China (AgBank), pemberi pinjaman terbesar ketiga di China berdasarkan aset, mengatakan secara terpisah bahwa pihaknya mengikuti panduan Bank Sentral China. Untuk itu pihak AgBank akan melakukan uji tuntas pada klien-klien mereka sebelum pinjaman diberikan oleh bank itu. Hal itu semata untuk membasmi kegiatan ilegal yang melibatkan penambangan dan transaksi kripto.
Adapun manajemen Alipay, platform pembayaran yang dimiliki oleh raksasa fintek Ant Group, mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah bahwa pihaknya akan menyiapkan sistem pemantauan regulator yang menargetkan situs web dan akun utama untuk mendeteksi transaksi terkait kripto ilegal.
Secara terpisah dari New York dilaporkan, pada awal pekan ini rumah lelang Sotheby\'s justru mengumumkan kesempatan penggunaan mata uang kripto dalam aktivitas lelangnya. Sotheby’s menyatakan, berlian berbentuk buah pir langka yang diperkirakan akan terjual hingga 15 juta dollar AS dapat dibeli di lelang bulan depan menggunakan mata uang kripto. Ini akan menjadi pertama kalinya berlian dengan ukuran seperti itu ditawarkan kepada publik dengan mata uang kripto. (AFP/REUTERS)