Terpilih Jadi Presiden Iran, Ebrahim Raisi Hadapi Aneka Tugas Berat
Ebrahim Raisi bersumpah untuk menebus kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh para pemilih. Ia juga mengatakan akan menggunakan pengalaman pemimpin-pemimpin Iran sebelumnya dalam masa kepemimpinannya.
Oleh
BENNY D KOESTANTO, B JOSIE SUSILO HARDIANTO
·4 menit baca
TEHERAN, SABTU — Ulama ultrakonservatif Ebrahim Raisi (60), Sabtu (19/6/2021), dinyatakan memenangi pemilihan presiden Iran menggantikan Presiden Hassan Rouhani. Raisi meraup 62 persen suara dalam pemilihan yang digelar sehari sebelumnya. Harapan warga untuk lepas dari tekanan ekonomi dan nasib kesepakatan nuklir Iran menjadi tugas-tugas utama yang dihadapi Raisi.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan, Raisi adalah presiden terpilih baru Iran dan semua orang harus bekerja dengannya. Ia yakin Raisi akan memimpin Iran dengan baik. Pernyataan itu disampaikan Zarif dalam sebuah forum diplomasi di Ankara, Turki.
Al Jazeera melaporkan, Presiden Rouhani mengunjungi Raisi di kantornya di Teheran untuk memberi selamat kepadanya secara langsung. ”Saya mengucapkan selamat kepada rakyat atas pilihan mereka,” kata Rouhani. Rouhani telah menjabat maksimal sebagai presiden, yakni dua kali masa jabatan empat tahun secara berturut-turut. Ia akan meninggalkan kantornya pada Agustus mendatang.
Setelah bertemu Rouhani, Raisi bersumpah untuk menebus kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh para pemilih. Ia juga mengatakan akan menggunakan pengalaman Rouhani dan para ahli serta pemikir lainnya dalam masa kepemimpinannya. ”Saya berharap kita dapat melaksanakan tanggung jawab berat yang dipikul oleh rakyat dengan cara terbaik,” katanya.
Seorang petugas pemungutan suara di Teheran menyebutkan, Raisi memenangi 62 persen suara dengan sekitar 90 persen suara dihitung dari pemilihan hari Jumat. Tiga kandidat lainnya, yakni dua tokoh ultrakonservatif, Mohsen Rezai dan Amirhossein Qazizadeh Hashemi, serta sosok reformis, Abdolnasser Hemmati, mengakui kekalahan mereka dan sekaligus mengucapkan selamat kepada Raisi. Raisi meraup 17,8 juta suara dari 28,6 juta suara sah. Kepala Kantor Pemilihan Iran Jamal Orf, dalam pengumuman di televisi pemerintah, mengatakan, posisi kedua diraih Rezai yang meraup 3,3 juta suara pemilih.
Raisi meraup 17,8 juta suara dari 28,6 juta suara sah. Kepala Kantor Pemilihan Iran Jamal Orf, dalam pengumuman di televisi pemerintah, mengatakan, posisi kedua diraih oleh Rezai yang meraup 3,3 juta suara pemilih.
”Saya mengucapkan selamat, Raisi, dipilih oleh bangsa,” kata Qazizadeh-Hashemi sebagaimana dikutip media Iran. Rezai dalam akun Twitternya menyatakan harapannya agar Raisi dapat membangun pemerintahan yang kuat, terutama untuk menyelesaikan beragam persoalan yang dihadapi Iran.
Ucapan selamat juga dilayangkan oleh satu-satunya kandidat dari kelompok reformis, Abdolnasser Hemmati. ”Saya berharap pemerintahan Anda, di bawah kepemimpinan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, akan membuat Republik Islam bangga, meningkatkan peluang kerja, serta memastikan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa,” kata Hemmati, yang pernah duduk sebagai Gubernur Bank Sentral Iran, dalam sebuah pernyataan tertulis.
Raisi juga langsung mendapatkan ucapan selamat dari luar negeri. Presiden Rusia Vladimir Putin adalah pemimpin pertama yang mengucapkan selamat atas kemenangan Raisi. Ucapan selamat itu disampaikan Kedutaan Besar Rusia di Teheran, sebagaimana dikutip kantor berita RIA. Putin juga menyatakan harapan untuk ”pengembangan lebih lanjut dari kerja sama bilateral yang konstruktif” antara Teheran dan Moskwa.
Raisi mengambil alih kepemimpinan pada saat Iran berada dalam sebuah kondisi kritis. Teheran berusaha untuk menyelamatkan kesepakatan nuklirnya yang compang-camping dengan negara-negara besar. Kelindan hal itu telah membuat Iran berada dalam deraan akibat hukuman sanksi AS yang telah mendorong Iran mengalami penurunan ekonomi yang tajam.
”Tingkat inflasi Iran hampir 50 persen; diprediksi pemerintah akan mengalami defisit anggaran yang besar tahun ini,” kata Hamed Mousavi, profesor ilmu politik di Universitas Teheran, menggambarkan kesulitan besar Iran. Aneka kesulitan besar Iran itu, menurut Mousavi, akan dihadapi sejak hari pertama Raisi terpilih. ”JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama), lebih dikenal sebagai kesepakatan nuklir Iran, juga berantakan. Negosiasi tentu saja sedang berlangsung, tetapi tidak mendekati sebuah kesepakatan.”
Raisi adalah hakim dari kelompok garis keras. Ia masuk dalam daftar individu yang dikenai sanksi oleh Amerika Serikat. Nama Raisi masuk dalam daftar itu karena dituduh terlibat dalam kasus dugaan pelanggaran hak asasi manusia. Kasus yang dituduhkan kepadanya antara lain mengawasi eksekusi ribuan tahanan politik pada 1988.
Amnesty International langsung memperbarui seruan agar presiden terpilih Iran itu diselidiki atas perannya dalam apa yang disebut Washington dan kelompok hak asasi manusia sebagai eksekutor di luar proses hukum terhadap ribuan tahanan politik Iran pada 1988 itu. Iran tidak pernah mengakui eksekusi massal dan Raisi tidak pernah secara terbuka membahas tuduhan tentang perannya.
Beberapa ulama mengatakan pengadilan itu adil, memuji ”penghapusan” oposisi bersenjata pada tahun-tahun awal revolusi Islam 1979. ”Keadaan seputar nasib para korban dan keberadaan mereka yang, hingga hari ini, disembunyikan secara sistematis oleh pihak berwenang Iran merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata Sekretaris Jenderal Amnesty International Agns Callamard dalam sebuah pernyataan.
Pemilihan presiden di Iran dibayang-bayangi oleh minimnya pemilih. Banyak warga yang marah pada situasi ekonomi dan pembatasan kebebasan—baik di dalam maupun luar negeri—enggan keluar rumah untuk memberikan suara. Kendala lain adalah minimnya kandidat dari kelompok reformasi dan oposisi. Sebelumnya, lembaga pemilihan melarang kandidat dari kelompok moderat dan konservatif mencalonkan diri. Dari sebuah jajak pendapat disebutkan bahwa jumlah pemilih yang turut memberikan suara hanya 44 persen dari total pemilik suara, lebih sedikit daripada pada pemilihan presiden tahun 2017. (AP/AFP/REUTERS)