Covid-19 Relatif Terkendali, Eropa Mulai Bernapas Lagi
Eropa menghidupkan kegiatan sosial masyarakatnya mulai Juni ini seiring dengan turunnya kasus terkonfirmasi dan meningkatnya rasio vaksinasi Covid-19. Sektor pariwisata menjadi salah satu yang akan digairahkan.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
PARIS, KAMIS — Negara-negara di Eropa menghidupkan kegiatan sosial masyarakatnya mulai Juni ini seiring dengan turunnya kasus terkonfirmasi dan meningkatnya rasio vaksinasi Covid-19. Sejumlah negara juga siap-siap menyambut liburan musim panas dengan menerima turis dari mancanegara, termasuk kemungkinan besar turis dari Amerika Serikat.
Eropa adalah kawasan dengan jumlah warga terinfeksi dan meninggal terbanyak kedua di dunia setelah Benua Amerika. Berdasarkan data Organisasai Kesehatan Dunia (WHO) per Kamis (17/6/2021), total warga terinfeksi di Eropa 55,12 juta orang dengan 1,17 juta kasus di antaranya berakhir dengan kematian.
Sejak tahun lalu, negara-negara di Eropa menerapkan penguncian. Pil pahit ini bahkan dilakukan sampai dua hingga tiga kali menyusul gelombang kasus susulan. Swedia, yang awalnya menolak menerapkan cara tersebut, belakangan juga memberlakukannya.
Sejalan dengan itu, vaksinasi terus digenjot. Negara-negara Eropa termasuk yang tertinggi tingkat vaksinasinya. Rasionya mencapai 46 persen dari penduduk dewasa telah divaksinasi minimal satu dosis.
Perancis mencabut kewajiban penggunaan masker dengan pengecualian per 17 Juni dan pencabutan jam malam per 20 Juni. Memasuki pertengahan triwulan II-2021, negara-negara Eropa mulai merasakan buah usahanya. Jumlah kasus baru pun berangsur-angsur berkurang sehingga satu per satu negara mulai melonggarkan protokol pembatasan kegiatan sosial.
Kebijakan terbaru dibuat Pemerintah Perancis. Lebih cepat dari rencana, pemerintah negara itu mencabut kewajiban penggunaan masker dengan pengecualian untuk kondisi tertentu. Kebijakan ini berlaku per 17 Juni waktu setempat.
Pemerintah Perancis juga mencabut jam malam per 20 Juni. Penerapan jam malam sebagaimana diterapkan Perancis selama ini banyak dikeluhkan, terutama oleh penggemar sepak bola sehubungan dengan gelaran Euro 2020. Jam malam menghalangi mereka berkumpul dan menonton pertandingan bersama.
Pelonggaran kebijakan pembatan kegiatan sosial itu lebih cepat 10 hari dari yang diperkirakan warga. ”Situasi kesehatan di negara kami membaik dan bahkan membaik lebih cepat dari yang kami harapkan,” kata Perdana Menteri Perancis Jean Castex, dalam sebuah pernyataan yang dikutip The New York Times, Kamis (17/6/2021).
Kebijakan itu diambil setelah lebih dari 58 persen populasi orang dewasa Perancis telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19. Adapun kasus terkonfirmasi harian Covid-19 turun menjadi 3.200 kasus pada Selasa (15/6/2021). Ini adalah level terendah sejak Agustus 2020.
Angka itu juga jauh di bawah batas atas 5.000 kasus yang telah ditetapkan Presiden Emmanuel Macron pada akhir tahun lalu. Namun, sebagaimana dikutip media Perancis, France 24, masker masih harus dipakai warga di transportasi umum, stadion, dan tempat-tempat ramai lainnya.
Sebelumnya sejumlah negara Eropa juga telah melonggarkan pembatasan kegiatan sosial, seperti Jerman, Denmark, Portugal, Belanda, dan Swedia. Namun, pelonggaran tetap dengan standar kewaspadaan tinggi.
Pemimpin Eropa juga berencana menghidupkan kembali perjalanan antarnegara di Eropa sekaligus pariwisata internasional pada awal bulan depan. Ini menjadi bagian integral dari upaya pemulihan ekonomi kawasan.
Pariwisata di Eropa menghidupi 2,3 juta usaha, terutama usaha kecil dan menengah yang menjadi lapangan kerja bagi 12,3 juta orang. Pada 2019, jumlah kedatangan wisatawan internasional 1,5 miliar di seluruh dunia. Sebanyak 745 juta di antaranya atau 50 persen ke Eropa.
Komisi Eropa pada Senin (14/6/2021) mengusulkan bahwa para pelancong yang sepenuhnya divaksinasi dengan vaksin yang disetujui Uni Eropa—Pfizer/BioNTech, Moderna, Johnson & Johnson dan AstraZeneca—harus diizinkan memasuki wilayah UE, khususnya jika mereka berasal dari negara-negara yang mampu mengontrol pandemi Covid-19.
Setidaknya, dua negara yang sangat mengharapkan kedatangan wisatawan, yakni Yunani dan Spanyol. Yunani telah mengizinkan restauran yang memiliki tempat makan di luar ruangan untuk membuka layanan mereka setelah enam bulan tutup. Layanan-layanan makan luar ruangan seperti di distrik Kolonaki, Athena, dipenuhi pelanggan mereka.
Perjalanan dari luar negara-negara UE ke wilayah UE praktis ditangguhkan sejak tahun lalu untuk membatasi penyebaran Covid-19. Pengecualian diberikan pada beberapa negara yang memenuhi kriteria tertentu, seperti tingkat infeksi yang rendah dan respons keseluruhan mereka terhadap pandemi.
Hingga tengah pekan ini, daftar negara yang masuk kategori tersebut belum banyak. Di antaranya adalah Australia, Jepang, dan Korea Selatan. Sejumlah negara yang akan dimasukkan dalam daftar itu, antara lain, Serbia, Lebanon, Albania, dan Makedonia Utara.
Turis asal Amerika Serikat (AS) kemungkinan besar juga akan diizinkan masuk ke wilayah UE. Keputusan itu diperkirakan akan diambil dan diumumkan paling cepat akhir pekan ini. Lebih dari 100 juta orang di AS saat ini telah divaksin secara penuh. Media AS juga melaporkan bahwa pihak berwenang diharapkan mengizinkan vaksin Pfizer/ BioNTech disuntikkan untuk anak-anak berusia 12 tahun ke atas.
Jika turis asal AS diizinkan masuk ke wilayah UE, kebijakan resiprokal kemungkinan belum akan berlaku. Warga UE baru akan dapat masuk ke AS jika Pemerintah AS mencabut larangannya terhadap pelancong Eropa.
Penutupan wilayah AS dari para pelancong Eropa pertama kali diumumkan lebih dari setahun yang lalu. AS melarang warga asing yang datang dari banyak negara di seluruh dunia, termasuk dari Eropa.
Di tengah tren positif negara-negara Eropa, Inggris menunda pembukaan kegiatan masyarakat. Kebijakan ini diambil menyusul peningkatan kasus Covid-19 varian Delta. Peningkatan kasus juga terjadi di Moskwa, Rusia. (AP/REUTERS/BEN)