China Sebut AS Seharusnya Diselidiki Soal Asal-usul Covid-19
China menilai sudah saatnya penyelidikan asal-usul Covid-19 diarahkan pada Amerika Serikat. Namun, negara-negara di dunia tetap harus bekerja sama untuk mengungkap awal mula penyebaran wabah ini.
Oleh
Fransisca Romana Ninik
·2 menit baca
SHANGHAI, KAMIS — Epidemiolog China menyebut bahwa Amerika Serikat seharusnya menjadi prioritas penyelidikan asal-usul Covid-19 berikutnya. Asal-usul penyakit ini telah menjadi sumber ketegangan baru bagi AS dan China.
Sebuah studi menunjukkan, penyakit ini kemungkinan telah beredar di negara tersebut pada Desember 2019. Studi yang dipublikasikan Institut Kesehatan Nasional (NIH) AS pekan ini menemukan bahwa sedikitnya tujuh orang di lima negara bagian AS telah terinfeksi virus SARS-CoV-2, pembawa Covid-19, beberapa pekan sebelum AS secara resmi mengumumkan kasus pertama.
Zeng Guang, kepala epidemiolog pada Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, kepada media milik pemerintah, Global Times, mengatakan, perhatian harus dialihkan ke AS lantaran AS lambat melakukan pengetesan terhadap warganya saat tahap awal wabah menyebar. Selain itu, AS merupakan tempat bagi banyak laboratorium biologis.
”Semua subyek terkait senjata biologi membuat AS seharusnya jadi sasaran penyelidikan,” katanya.
Mengomentari studi terbaru di AS, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mengatakan, sekarang sudah jelas bahwa kemunculan Covid-19 berasal dari banyak tempat dan negara-negara lain harus bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Studi bersama China-WHO yang dipublikasikan pada Maret lalu menyatakan, kemungkinan besar Covid-19 berasal dari perdagangan satwa liar di China. Virus itu lalu menular kepada manusia dari kelelawar lewat spesies perantara.
Namun, Beijing telah menyebarkan teori bahwa Covid-19 masuk ke China dari luar negeri lewat makanan beku. Sejumlah politisi dari negara-negara lain menyerukan investigasi lebih dalam atas kemungkinan bocornya virus dari sebuah laboratorium.
Asal muasal pandemi telah menjadi sumber ketegangan antara China dan AS. Fokusnya pada Wuhan Institute of Virology (WIV) yang berlokasi di Wuhan, tempat wabah pertama kali diidentifikasi pada akhir tahun 2019. China dikritik karena kurang transparan saat mengungkap data tentang kasus-kasus awal, begitu pula tentang virus-virus yang dipelajari di WIV.
Sebuah laporan dari laboratorium nasional Pemerintah AS, seperti dikutip Wall Street Journal awal bulan ini, menyimpulkan bahwa sangat masuk akal virus itu bocor dari laboratorium di Wuhan. Studi sebelumnya telah meningkatkan kemungkinan bahwa SARS-CoV-2 telah menyebar di Eropa awal September 2019. Namun, para ahli menyatakan, itu tidak berarti virus itu bukan dari China.
Para pakar sebelumnya juga sepakat bahwa virus pembawa Covid-19 bisa saja datang dari tempat-tempat lain. Kemungkinan utama adalah dari negara-negara tetangga China di Asia Tenggara. WHO telah menyarankan agar penelitian lanjutan guna mencari asal-usul pandemi ini terus dilanjutkan dengan lokasi tambahan, termasuk Asia Tenggara. (REUTERS)