Petugas Imunisasi Polio di Afghanistan Tewas Ditembak Kelompok Bersenjata
Serangan terhadap pekerja kesehatan kembali terjadi di Afghanistan. Otoritas keamanan menuduh Taliban sebagai kelompok yang bertanggung jawab atas serangan tersebut. Taliban membantah tuduhan itu.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
AP PHOTO/RAHMAT GUL
Seorang petugas kesehatan membuka pintu untuk menemui warga dalam program vaksinasi polio di Kabul, Afghanistan, Selasa (15/6/2021).
KABUL, SELASA — Empat perempuan yang bertugas melakukan vaksinasi polio di Afghanistan tewas ditembak sejumlah laki-laki bersenjata. Pemerintah menuduh pembunuhan itu dilakukan oleh Taliban meskipun pihak Taliban menyangkalnya. Afghanistan bersama Pakistan adalah dua negara di dunia, tempat penyakit polio masih endemik sehingga mengancam keselamatan jiwa anak-anak.
Penembakan itu terjadi pada Senin (14/6/2021) di wilayah Nangarhar yang berada di bagian timur negara itu. Serangan terjadi di tiga tempat yang berbeda dalam kurun dua jam. Kepolisian Nangarhar menyatakan bahwa aksi penembakan itu terkoordinasi.
”Ini jelas-jelas perbuatan Taliban,” kata Juru Bicara Kepolisian Nangarhar Farid Khan. Taliban sejauh ini menyangkal tuduhan itu.
Serangan tersebut adalah serangan kedua terhadap para petugas vaksinasi polio yang mayoritas merupakan perempuan. Sebelumnya, pada 30 maret juga terjadi penembakan di Jalalabad yang menewaskan tiga petugas. Sistem imunisasi di Afghanistan ialah dari rumah ke rumah. Para petugas membawa vaksin tetes polio dan mengetuk pintu rumah warga. Apabila warga mengizinkan mereka masuk, anak-anak segera diimunisasi. Jika warga menolak, petugas pergi dan melanjutkan ke rumah lain.
AP PHOTO/RAHMAT GUL
Seorang petugas kesehatan tengah meneteskan vaksin polio kepada anak balita di sebuah kampung di Kabul, Afghanistan pada Selasa (15/6/2021).
Saifullah, seorang petani yang menjadi saksi mata penembakan tanggal 30 Maret mengungkapkan bahwa ketiga perempuan itu dibuntuti segerombolan laki-laki. Ketika para petugas hendak mengetuk pintu rumah warga, gerombolan melepaskan tembakan. Warga tidak bisa mencegah karena mereka ketakutan disakiti, bahkan dibunuh kalau ikut campur.
Ketua Komisi Hak Asasi Manusia Afghanistan Shaharzad Akbar mengecam peristiwa tersebut. ”Dokter, perawat, bidan, dan relawan kesehatan menjadi target kekejian,” ujarnya.
Endemik
Dari 194 negara di dunia, tinggal Afghanistan dan Pakistan yang masih memiliki kasus polio endemik. Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak (Unicef) pada tahun 2020 mencatat, di kedua negara ini ada 50 juta anak yang terancam terkena polio apabila tidak diimunisasi. Afghanistan mengabarkan ada 56 kasus polio pada tahun 2020. Padahal, terakhir kali mereka memiliki kasus polio adalah pada tahun 2011 dengan 80 kasus.
Palang Merah Afghanistan mencatat ada 5.000 orang dengan polio yang mengikuti program rehabilitasi fisik di klinik-klinik mereka. Para pasien ini belajar menggerakkan anggota badan dan ada juga yang diberi kaki palsu untuk membantu mobilitas.
AP PHOTO/RAHMAT GUL
Petugas kesehatan memberi tanda di rumah keluarga yang anaknya telah menerima vaksin polio pada Selasa (15/6/2021) di Kabul, Afghanistan.
Program imunisasi polio di Afghanistan mulai digencarkan sejak tahun 2010 dengan bantuan Unicef serta Yayasan Bill dan Melinda Gates. Data Kementerian Kesehatan Afghanistan tahun 2020 mengungkapkan ada 10 juta anak yang belum pernah menerima imunisasi.
Dilansir dari media Bakhtar News, Juru Bicara Kemenkes Afghanistan Ghulam Dastagir Nazari mengatakan, per April 2021 pemerintah berhasil mengimunisasi 6 juta anak. ”Kendala terbesar adalah menjangkau 3,5 juta anak yang tinggal di delapan wilayah yang dikuasai Taliban,” katanya.
Taliban menolak program imunisasi untuk penyakit apa pun. Mereka menyebarkan teori bahwa imunisasi merupakan program negara-negara Barat untuk memandulkan generasi penerus Afghanistan. Meskipun demikian, Taliban tidak pernah menyerang para petugas kesehatan, hingga terjadi kasus penembakan pada 30 Maret dan 15 Juni ini. (AP/AFP)