Pendiri usaha rintisan di Korea Selatan, Lee Jun-seok (36), terpilih sebagai ketua umum partai politik oposisi utama di negara itu. Presiden Moon Jae-in mengucapkan selamat kepada Lee.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
SEOUL, JUMAT — Pendiri usaha rintisan di Korea Selatan, Lee Jun-seok (36), terpilih sebagai ketua umum partai oposisi utama, Partai Kekuatan Rakyat. Pemimpin termuda dari semua partai politik besar dalam sejarah demokrasi ”Negeri Gingseng” itu mengincar kursi presiden dalam pemilu presiden tahun 2022 dan ingin mengakhiri politik pecah belah selama beberapa dekade terakhir.
Lee dipilih oleh delegasi partai dan jajak pendapat publik untuk memimpin Partai Kekuatan Rakyat (People Power Party/PPP), Jumat (11/6/2021), di Seoul. Ia berhasil memenangi 43,8 persen suara, hasil penghitungan gabungan dari pemungutan suara anggota partai dan hasil jajak pendapat masyarakat, seperti dilaporkan kantor berita Yonhap.
Menurut KBS Word Radio, sebenarnya Lee menang tipis dari kandidat lain, Na Kyung-won, dalam pemungutan suara anggota partai. Na, menurut Yonhap, merupakan mantan anggota parlemen empat periode. Ia meraih 37,1 persen suara diikuti oleh anggota parlemen lima periode, Ju Ho-young, yang mengantongi 14 persen dan anggota parlemen, Cho Kyoung-tae, sebesar 2,8 persen.
Namun, Lee unggul dalam dukungan publik. Pengusaha muda itu mendapat dukungan besar, yakni 60 persen, dari jajak pendapat masyarakat. Perolehan dukungan publik ini menjadi modal besar baginya untuk lebih percaya diri dalam melihat peluang kursi kepemimpinan Korsel ke depan.
Dengan perolehan suara tersebut, Lee menjadi pemimpin termuda pertama tidak saja di partai oposisi utama Korsel. Yonhap menyebutkan, dengan perolehan tersebut, Lee tercatat sebagai pemimpin politik termuda yang pernah dimiliki semua partai politik besar dalam sejarah politik modern negara itu.
Pimpinan baru PPP ini bertekad memenangi pemilu presiden, Maret 2022. ”Tugas terbesar kita adalah memenangi pilpres,” kata Lee dalam pidato penerimaan sebagai Ketua Umum PPP. ”Komitmen kita menyediakan kesempatan yang adil bagi siapa saja akan membawa kita pada kemenangan dalam pilpres nanti,” kata Lee lagi.
Publik Korsel dilaporkan sudah semakin kecewa dengan politik tradisional yang kasar dan memecah belah. Lee berjanji akan mengakhiri politik yang memecah belah dan kasar; adab buruk yang telah dikenal masyarakat Korsel selama beberapa dekade.
Dalam pidatonya, Lee mengatakan, tugas utama PPP selain memenangi pemilu presiden mendatang juga menciptakan partai yang dapat hidup harmonis dengan sejumlah calon presiden dan pendukung mereka. Namun, PPP belum menentukan atau belum memilih calon presiden untuk maju dalam pemilu presiden tahun depan. Ia menegaskan, tugas utama lainnya adalah mempersiapkan pemilu presiden dengan menarik calon presiden dari luar partai dan menyatukan kubu oposisi.
Lee sebenarnya terlalu muda untuk mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilu untuk menggantikan Presiden Moon Jae-in. Konstitusi Korsel mengharuskan kandidat presiden paling rendah berusia 40 tahun. Namun, Lee mengatakan dia akan mencermati kandidat partainya.
Lee, lulusan Harvard University, telah menjadi konsultan untuk partainya sejak 2011 setelah ia mendirikan aplikasi pendidikan untuk telepon pintar. Kemenangannya yang mengejutkan datang ketika pemilih muda dan berhaluan tengah muncul sebagai blok kunci di tengah meningkatnya kekecewaan terhadap pemimpin saat ini.
Melejitnya posisi Lee secara luas dilihat karena didorong oleh pemilih muda yang tidak puas dengan partai politik yang kaku dan adab berpolitik yang kotor. Pemilih muda berusia 20-30 tahun mengharapkan reformasi drastis di tubuh partai konservatif dan pembentukan politik yang lebih luas.
Partai Demokrat yang mengusung Presiden Moon memiliki tiga kandidat kelas berat, termasuk dua mantan perdana menteri dan gubernur provinsi terpadat, Gyeonggi. Mereka akan menjadi saingan utama Lee dan PPP.
Harga rumah yang melonjak dan ketidaksetaraan yang semakin dalam telah berkontribusi pada penurunan popularitas Moon ke rekor terendah. Faktor ini juga yang membuat partai berkuasa kalah dalam pemilihan wali kota Seoul, yang menjadi barometer politik lokal, April lalu.
Moon memberi selamat kepada Lee dan mengatakan kepadanya bahwa kemenangannya adalah tanda perubahan, kata sekretaris pers presiden. Moon juga menyerukan kerja sama ”meskipun beberapa konfrontasi politik mungkin tak terelakkan” menjelang pilpres. (REUTERS)