Perusahaan Farmasi Berlomba Siapkan Vaksin Covid-19 bagi Anak-anak
Sementara Pemerintah China telah menyetujui penggunaan vaksin Sinovac pada anak-anak usia tiga tahun ke atas, perusahaan farmasi AS, Pfizer, masih menguji klinis vaksin Covid-19 untuk anak-anak usia 2-11 tahun.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
WASHINGTON, KAMIS — Perusahaan farmasi dan bioteknologi terus berlomba-lomba menyiapkan vaksin Covid-19 yang aman bagi anak-anak dan balita. Vaksin yang saat ini digunakan diprioritaskan bagi orang lansia dan orang dewasa karena mereka dinilai sebagai kelompok paling rentan terinfeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Perusahaan farmasi Amerika Serikat, Pfizer Inc., Rabu (9/6/2021) waktu setempat, mengeluarkan pernyataan bahwa mereka akan mulai menguji vaksin Covid-19 yang diproduksi untuk kelompok anak-anak di bawah usia 12 tahun. Uji klinis fase kedua calon vaksin itu akan melibatkan sekitar 4.500 anak-anak dari 90 lokasi yang tersebar di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Finlandia, Polandia, dan Spanyol.
Dalam uji klinis tersebut, menurut pernyataan perusahaan tersebut, setiap anak akan mendapatkan dosis lebih rendah dibandingkan dosis yang diterima orang dewasa.
Uji klinis keamanan vaksin pada fase pertama terkait keamanan, toleransi, dan respons imun yang dihasilkan oleh 144 anak. Pada uji klinis fase kedua anak-anak dengan rentang usia 5-11 tahun akan mendapatkan dua kali suntikan dengan dosis masing-masing 10 mikrogram. Adapun untuk bayi berusia enam bulan hingga anak berusia maksimal lima tahun akan mendapatkan dua kali suntikan, masing-masing tiga mikrogram.
Seorang juru bicara Pfizer mengatakan, pihaknya mengharapkan data vaksin yang diujicobakan pada anak-anak usia 5-11 tahun bisa didapat pada September mendatang dan data uji klinis untuk anak dalam rentang usia 2-5 tahun menyusul setelahnya dengan jarak yang tidak terlalu lama. Penggunaan darurat vaksin untuk melindungi anak-anak di rentang usia 2-11 tahun diharapkan tidak terlalu lama setelah hasil itu keluar.
Sementara, untuk data uji coba anak balita dengan rentang usia enam bulan hingga dua tahun diharapkan bisa diperoleh pada Oktober atau November 2021.
Vaksin yang diproduksi oleh Pfizer dan mitra mereka asal Jerman, BioNTech SA, telah diizinkan untuk digunakan pada remaja berusia 12 tahun ke atas di Eropa, AS dan Kanada. Sama seperti halnya orang dewasa, mereka menerima dosis yang sama, yaitu 30 mikrogram.
Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, hampir tujuh juta remaja di AS telah mendapatkan setidaknya satu dosis vaksin sebagai upaya untuk mencapai kekebalan kelompok.
Sinovac untuk anak-anak
Sementara di China, pemerintah telah menyetujui penggunaan vaksin Sinovac pada anak-anak usia tiga tahun ke atas. ”Beberapa waktu lalu, vaksin Sinovac telah disetujui untuk penggunaan darurat pada anak-anak usia 3-17 tahun,” demikian pernyataan juru bicara Sinovac Biotech Ltd, Selasa (8/6/2021).
Meski sudah mendapatkan persetujuan untuk digunakan, jadwal peluncuran vaksinasi untuk anak-anak, menurut juru bicara Sinovac, akan diputuskan oleh Komisi Kesehatan Nasional. Dia juga mengatakan, hasil uji coba awal vaksin untuk anak-anak dan remaja telah dipublikasikan di jurnal ilmiah Lancet.
Dalam sebuah berita yang disiarkan televisi pemerintah, CCTV, akhir pekan lalu, seorang pejabat pada satuan tugas tanggap darurat epidemi pada Dewan Negara mengatakan bahwa vaksin itu telah disetujui untuk digunakan pada anak-anak. Pejabat tersebut menambahkan, keamanan dan efektivitas vaksin tersebut telah terbukti.
Selain Sinovac, produsen vaksin utama China lainnya, Sinopharm, juga mengatakan bahwa para ahli yang membantu penelitian mereka mengklaim vaksin yang dikembangkan menunjukkan efektivitas dalam melindungi anak-anak. Namun, perusahaan itu tidak mengonfirmasi apakah vaksin tersebut telah mendapat persetujuan untuk digunakan bagi anak-anak atau sebaliknya.
Hingga saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum merekomendasikan penyuntikan vaksin Covid-19 pada anak-anak. Meski demikian, Beijing mengatakan, target vaksinasi bagi penduduk negara itu—termasuk anak-anak dan bayi—diharapkan bisa mencapai 70 persen dari total populasi China yang sebanyak 1,4 miliar jiwa. (AFP/REUTERS)