OECD menyatakan kesepakatan penting reformasi pembayaran pajak global tidak akan menguntungkan sejumlah pihak tertentu, khususnya AS. Pasar saham merespons secara variatif kesepakatan yang dicapai G-7 itu.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
TOKYO, SENIN – Pasar modal global bergerak variatif pada perdagangan awal pekan, Senin (7/6/2021). Dua sentimen utama yang mewarnai perdagangan saham secara global, yakni tercapainya kesepakatan tentang batas minimum pajak untuk korporasi global dan komentar Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen tentang suku bunga acuan The Federal Reserve. Saham-saham perusahaan raksasa teknologi di pasar saham Wall Street turun di sesi sebelum perdagangan dimulai.
Sebagaimana diwartakan, negara-negara Kelompok Tujuh (G-7) pada Sabtu (5/6) mencapai kata sepakat tentang batas minimum pajak bagi korporasi global. Perusahaan multinasional harus membayar pajak minimal 15 persen ke negara asal dan negara tempat unit usahanya beroperasi. Negara-negara anggota G-7 meliputi AS, Kanada, Inggris, Perancis, Jerman, Italia dan Jepang.
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menyatakan kesepakatan penting reformasi pembayaran pajak itu tidak akan menguntungkan sejumlah pihak tertentu, khususnya AS. "Saya tidak setuju dengan pandangan Anda bahwa ini sangat menguntungkan AS," kata Sekretaris Jenderal OECD Mathias Cormann kepada stasiun radio BBC.
"Saya pikir Anda akan menemukan bahwa ada sejumlah perusahaan multinasional AS yang sangat besar yang pada akhirnya akan membayar lebih banyak pajak di negara-negara di seluruh dunia, yang mungkin saat ini tidak demikian," tambah Cormann. Ia mengungkapkan harapannya bahwa perusahaan seperti Amazon akan menjadi salah satu perusahaan yang tercakup dalam aturan baru. OECD telah berperan penting dalam menyusun proposal pajak internasional baru.
Indeks saham Hang Seng di Hong Kong ditutup turun 0,5 persen, pasar modal Sydney juga ditutup melemah 0,2 persen bersama indeks saham Taipei yang turun 0,4 persen.
Indeks saham Hang Seng di Hong Kong ditutup turun 0,5 persen, pasar modal Sydney juga ditutup melemah 0,2 persen, bersama indeks saham Taipei yang turun 0,4 persen. Indeks saham Tokyo juga memangkas kenaikan sebelumnya namun masih dapat ditutup naik 0,3 persen, indeks saham Seoul menguat 0,4 persen, dan indeks saham Singapura menanjak 0,7 persen. Indeks saham Shanghai berhasil ditutup menguat setelah melemah pada hampir sepanjang sesi perdagangan.
Menteri Keuangan Siprus Constantinos Petrides mengaku, pemberlakuan tarif pajak minimum global tidak serta-merta memengaruhi negara itu. Petrides mengatakan, Siprus akan melindungi kepentingannya. Kepentingan negara-negara anggota UE yang lebih kecil perlu diakui dan dipertimbangkan. Tarif pajak di Siprus sebesar 12,5 persen, tetapi Petrides mengatakan, pajak efektifnya lebih tinggi dari 15 persen.
"Keputusan G-7 memang merupakan terobosan yang bagaimana pun tampaknya tidak secara langsung memengaruhi Siprus," kata Petrides, seraya menambahkan bahwa pulau itu "bukan surga pajak". "Siprus adalah ekonomi terbuka dan tujuan yang kompetitif, berdasarkan kemampuannya sendiri, dan akan menunjukkan semangat konstruktif pada diskusi di tingkat UE," katanya. "Pada saat yang sama (itu) akan menjaga kepentingannya dan keberlanjutan ekonomi. Kepentingan negara-negara kecil anggota UE harus diakui dan dipertimbangkan."
Petrides mengatakan kepada anggota parlemen Eropa pekan lalu bahwa negara itu percaya perpajakan adalah masalah kompetensi nasional. Siprus terakhir dipaksa untuk meninjau kembali rezim pajaknya pada tahun 2013 ketika negara itu menaikkan ambang batas pajak menjadi 12,5 persen dari 10 persen di bawah ketentuan dana talangan keuangan internasional.
Suku bunga The Fed
Dari Washington diberitakan, Pemerintah AS terus berupaya melanjutkan rencana-rencana pemulihan ekonominya. Yellen mengatakan kepada Bloomberg News bahwa Presiden Joe Biden harus terus maju dengan rencana pemulihan senilai 4 triliun dollar AS bagi negara itu. Bahkan jika rencana pemulihan itu memicu inflasi dan mengarah pada kemungkinan dinaikkannya tingkat suku bunga acuan.
Yellen mengatakan, setiap kenaikan harga karena rencana besar Biden untuk merevitalisasi ekonomi AS akan bersifat sementara dan suku bunga yang lebih tinggi sebenarnya akan positif. "Jika kita berakhir dengan tingkat suku bunga yang sedikit lebih tinggi, itu sebenarnya akan menjadi nilai tambah bagi masyarakat dan The Fed,” kata mantan Gubernur The Fed itu dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg pada Minggu (6/6). “Kita telah memerangi inflasi yang terlalu rendah dan suku bunga yang terlalu rendah selama satu dekade," katanya, seraya menambahkan bahwa dia ingin kondisi itu ke tingkat normal.
Wall Street membukukan kenaikan yang solid dengan ketiga indeks utama ditutup lebih tinggi pada akhir perdagangan, Jumat pekan lalu. Ini setelah data ketenagakerjaan meredakan kekhawatiran ekonomi yang berkembang akan memaksa The Fed untuk menarik kembali stimulus. Namun, sejumlah saham perusahaan teknologi diperkirakan rawan tertekan akibat kebijakan perpajakan global terbaru.
Dari China dilaporkan, angka pertumbuhan perdagangan tercatat lebih rendah dari perkiraan pada bulan Mei. Data impor berkembang pada laju tercepat dalam lebih dari satu dekade, naik 51 persen tahun ke tahun. Ekspor meningkat beberapa kali lipat hingga sebesar 28 persen. Otoritas bea dan cukai China menyatakan, impor dan ekspor ke mitra dagang utama China, termasuk ASEAN, Uni Eropa, dan AS, telah meningkat dalam lima bulan pertama tahun ini.
"Kami tahu bahwa permintaan global sedang pulih dan tren itu kemungkinan akan berlanjut menjelang akhir triwulan kedua dan triwulan ketiga karena ekonomi negara-negara maju utama terbuka," Jonathan Cavenagh, ahli strategi pasar senior di Informa Global Markets sebagaimana dimuat Bloomberg. (AFP/REUTERS)