Netanyahu Buka Peluang Kerusuhan di Jerusalem Timur
Pernyataan PM Netanyahu yang mengizinkan pawai bendera di Jerusalem berpeluang memicu kerusuhan baru. Palestina memberi peringatan keras atas langkah Israel tersebut.
Oleh
Musthafa Abd Rahman
·3 menit baca
Kairo, Kompas - Suhu politik di Israel dan hubungan Israel-Palestina, Senin (7/6/2021), semakin memanas. Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membuka peluang meletusnya kembali kerusuhan di Jerusalem Timur dengan memberi lampu hijau kepada kaum ektremis Yahudi untuk menggelar pawai bendera di kawasan Masjid Al Aqsa pada 10 Juni mendatang.
Pawai Bendera merupakan peringatan jatuhnya kota Jerusalem Timur ke tangan Israel pada perang Arab-Israel tahun 1967. Rute pawai akan melewati area kota lama di Jerusalem Timur yang berpenduduk mayoritas Arab Palestina, seperti area Bab Al-Amud, Pintu Damaskus, dan berakhir di Tembok Ratapan yang menjadi tempat ibadah kaum Yahudi.
Area yang akan dilewati parade bendera tersebut selama ini dikenal sering menjadi area bentrok sengit antara warga Palestina dan aparat keamanan Israel, termasuk yang mengantarkan meletusnya perang Gaza pada Mei lalu.
Kepolisian Israel, Senin, menolak pelaksanaan pawai pada tanggal dan rute yang telah dipilih penyelenggara. Polisi akan mempertimbangkan apabila penyelenggara mendaftarkan alternatif peringatan.
Namun, sejumlah politisi sayap kanan menyatakan tetap akan berjalan sesuai rute. Pawai bendera oleh kaum ekstremis Yahudi, yang sedianya terjadwal digelar pada 10 Mei lalu, dibatalkan Netanyahu atas tekanan masyarakat internasional menyusul meletusnya perang Gaza.
Perang Gaza yang berlangsung selama 11 hari (10-20 Mei) telah mengakibatkan 290 warga Palestina tewas dan sekitar 7.000 lainnya luka-luka, serta 12 warga Israel tewas dan 600 lainnya luka-luka.
Netanyahu secara mengejutkan Jumat (4/6) lalu memberi lampu hijau kepada aparat keamanan Israel agar memberi izin kepada kaum ekstremis Yahudi menggelar pawai bendera yang kontroversial itu pada Kamis.
Tak pelak lagi kubu kontra Netanyahu yang berhasil membentuk koalisi baru pada Rabu lalu menuduh PM Israel itu menggunakan segala cara untuk menggagalkan koalisi baru mendapat pengesahan dari Knesset (parlemen). Pihak Palestina pun memberi peringatan keras bahwa pawai bendera bisa menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza yang dimediasi Mesir.
Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi, yang juga pejabat teras partai Biru-Putih, kepada stasiun televisi Israel Channer 12, menyerukan Netanyahu membatalkan pawai bendera atau mengubah rute pawai bendera itu. Ashkenazi memberi peringatan keras kepada Netanyahu yang dinilai bermain api dengan meledakkan situasi di kompleks Masjid Al Aqsa melalui pemberian izin kepada kaum ektremis Yahudi menggelar pawai di area kompleks itu.
Ashkenazi lalu mengajak Netanyahu membuka dialog terkait isu sensitif kompleks Masjid Al Aqsa. Menlu Israel itu juga meminta Netanyahu memperhatikan dan mempertimbangkan perasaan sensitif masyarakat internasional atas kompleks Masjid Al Aqsa.
Bumi Hangus
Adapun ketua Partai Yamina, yang juga kandidat PM Israel mendatang, Naftali Bennett, menuduh Netanyahu menggunakan segala cara sistematis untuk menggagalkan koalisi baru membentuk pemerintahan. Bennett menyebut Netanyahu hendak meninggalkan bumi hangus kepada pemerintahan baru dengan berusaha mengobarkan kekerasan di Jerusalam Timur.
Sebelum muncul isu panas pawai bendera kaum ekstremis Yahudi, Netanyahu pada Jumat pekan lalu seperti dilansir harian The Jerusalem Post, Minggu (6/6), telah berusaha membujuk ketua partai kanan New Hope, Gideon Sa’ar, mundur dari koalisi baru dan membangun koalisi dengan partai Likud. Netanyahu menawarkan jabatan perdana menteri kepada Sa’ar dengan dijabat secara bergantian dengan Netanyahu, jika bersedia memnbangun koalisi dengan partai Likud. Namun, Sa’ar menolak bujukan Netanyahu itu.
Dari pihak Palestina, faksi Fatah seperti dilansir kantor berita Turki, Anadolu, menyerukan segenap rakyat Palestina siaga umum pada hari Kamis depan untuk menghadapi aksi provokasi kaum ektremis Yahudi di kompleks Masjid Al Aqsa. Juru bicara faksi Hamas di Tepi Barat, Muhammad Hamada, kepada Anadolu juga menyerukan rakyat Palestina datang berbondong-bondong ke kompleks Masjid Al Aqsa pada Kamis itu untuk melawan aksi provokasi kaum ekstremis Yahudi.
Gerakan Jihad Islami menyerukan pula rakyat Palestina membangun barisan pertahanan di kompleks Masjid Al Aqsa pada Kamis depan untuk menghadang aksi kaum ektremis Yahudi mendobrak kompleks masjid tersebut. (REUTERS/FRO)