Presiden Putin merasa Rusia tidak punya masalah dengan AS. Aneka ketidaksepahaman AS-Rusia disebutnya buah dari tindakan-tindakan AS. Washington berulang kali menjatuhkan sanksi kepada Moskwa.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
ST PETERSBURG, SABTU — Presiden Rusia Vladimir Putin mengajak Presiden Amerika Serikat Joe Biden mencari cara menyelesaikan perbedaan Moskwa-Washington. Sebab, hubungan AS-Rusia kini di titik amat rendah sejak berakhirnya era Perang Dingin.
Biden-Putin dijadwalkan bersua di Geneva, Swiss, pada 16 Juni 2021. Biden menemui Putin selepas berjumpa beberapa pemimpin Eropa ditambah Jepang dan Turki pada 10-15 Juni di Inggris, dan Belgia. Selepas rangkaian pertemuan dengan para sekutu AS, baru Biden berjumpa Putin.
”Kami akan membahas masalah-masalah bilateral. Saya yakin kami akan mencoba mencari cara mengatur hubungan ini, yang sekarang di aras yang sangat rendah,” kata Putin, Jumat (4/6/2021) sore waktu St Petersburg.
Putin mengatakan, pertemuan di Geneva juga akan membahas isu lingkungan, terorisme, pandemi, hingga pengendalian senjata. Dalam pernyataan Kremlin, pertemuan itu juga untuk membahas kestabilan strategis dan penyelesaian konflik di kawasan.
Sementara Gedung Putih menyebut pertemuan itu untuk memulihkan hubungan AS-Rusia yang stabil dan terduga. Biden juga disebut akan membahas masalah Belarusia dan Ukraina. Selain itu, akan dibahas pula soal pengendalian senjata di antara AS-Rusia.
Putin menegaskan, Rusia tidak punya masalah dengan AS. Aneka ketidaksepahaman AS-Rusia disebutnya buah dari tindakan-tindakan AS. ”Mereka yang punya (masalah) dengan kami. Mereka mau menghambat perkembangan kami dan secara terbuka membahas itu. Membatasi ekonomi dan mencoba memengaruhi politik dalam negeri kami, memanfaatkan kekuatan yang dikira bersekutu dengan mereka,” tuturnya.
Ia mengaku tidak berharap ada terobosan dalam pertemuan di Geneva. ”Bukan kami yang memulai. Soal hubungan yang memburuk ini. Bukan kami yang menjatuhkan sanksi, AS yang melakukan dalam setiap kesempatan dan sering tanpa alasan selain karena kami ada,” kata Putin.
Ia mengkritik AS yang dinilai terlalu percaya diri dan mengalami masalah seperti Uni Soviet. ”Sebagai mantan warga Uni Soviet, saya bisa mengatakan ada masalah dengan kekaisaran. Mereka merasa terlalu kuat dan boleh salah berkali-kali. Jumlah (kesalahan) terus bertambah. Ada waktunya mereka tidak bisa lagi menghadapinya. AS, dengan kepercayaan diri, menuju ke arah itu,” tuturnya.
Pipa gas
Putin juga secara spesifik menyinggung soal proyek pipa gas Rusia-Eropa. Penuntasan dan penggunaan jalur pipa gas Nord Stream 2 menjadi salah satu syarat pemulihan hubungan AS-Rusia.
”Saya kira jaringan itu harus diselesaikan, khususnya karena pemerintahan baru AS ingin membangun hubungan lebih baik dengan mitranya di Eropa. Bagaimana bisa membangun hubungan baik jika mengabaikan kepentingan mereka?” ujarnya.
Rusia menjadi andalan pemasok energi Eropa. Dari hampir 400 miliar kaki kubik kebutuhan gas Eropa setiap tahun, hampir 150 miliar kaki kubik dipasok Rusia. Proyek Nord Stream 2 menjadi salah satu andalan untuk melancarkan pasokan itu. Rusia sebagai eksportir dan sejumlah negara yang dilalui jaringan pipa itu bisa mendapat miliaran dollar AS per tahun. Pendapatan itu diperoleh dari penjualan gas dan biaya penyaluran.
Proyek berbiaya 11 miliar dollar AS itu membentang 1.224 kilometer dari Rusia menuju Jerman dan sejumlah negara Eropa. Sebagian pipa ditanam di dasar Laut Baltik dan melewati Ukraina yang kini sedang bersitegang dengan Rusia.
Di masa pemerintahan Donald Trump, AS menjatuhkan sanksi kepada pihak-pihak yang terlibat di proyek itu. Di masa Biden, AS menangguhkan sanksi terhadap perusahaan Jerman di proyek itu.
Putin menyebut, AS tidak menghormati mata uangnya lewat serangkaian sanksi. ”Sebab, mereka memakainya sebagai alat persaingan politik, yang merusak dollar AS sebagai cadangan mata uang global,” katanya.
Oleh karena itu, Moskwa mulai meminta Eropa membayar gas dalam euro. Rusia berusaha mengurangi dollar AS dalam transaksi dan cadangan mata uang asingnya. Pengurangan dollar AS berarti memangkas peluang sanksi AS terhadap Rusia.
Sanksi dari Washington biasanya berupa larangan penggunaan sistem keuangan AS. Larangan itu berarti transaksi dalam dollar AS tidak bisa diproses. Sebab, semua transaksi dalam dollar AS harus diproses di sistem kliring AS. (AFP/REUTERS)