Arab Saudi telah memastikan penyelenggaraan haji 2021 akan tetap berlangsung. Namun, sampai sekarang Arab Saudi belum mengumumkan rincian teknis soal ibadah pada Juli 2021 itu, termasuk kuota negara.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meski memastikan penyelenggaraan haji 2021 akan tetap berlangsung, Arab Saudi belum mengumumkan perincian teknis soal ibadah pada Juli 2021 itu. Sejumlah negara belum bersikap soal ibadah itu.
Dalam surat kepada Ketua DPR RI Puan Maharani, Duta Besar Arab Saudi Esam bin Ahmed Abid Althaqafi menegaskan, Riyadh belum membuat keputusan apa pun soal jemaah haji dari negara luar Arab Saudi. Dalam surat bertanggal 3 Juni 2021 itu, Esam menyangkal pendapat sejumlah orang bahwa Indonesia tidak mendapat kuota haji pada 2021.
Pada 2020, pandemi Covid-19 memaksa Riyadh melarang jemaah haji dari luar Arab Saudi masuk. Hanya jemaah yang sudah di Arab Saudi boleh berhaji pada 2020.
Pada Maret 2021, Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengumumkan bahwa calon jemaah haji wajib divaksin Covid-19. Kementerian Kesehatan Arab Saudi juga menyatakan tengah menyusun panduan kesehatan untuk penyelenggaraan haji 2021. Sementara pada Mei 2021, Kementerian Haji Arab Saudi mengumumkan bahwa haji 2021 akan diselenggarakan dengan serangkaian pencegahan. Keselamatan jemaah dan penyelenggara akan menjadi prioritas utama. Meski demikian, hingga kini Riyadh belum kunjung membuat keputusan terbaru soal penyelenggaraan haji.
Sementara negara-negara Asia Selatan dilaporkan terus berkomunikasi dengan Arab Saudi soal penyelenggaraan haji 2021. Bersama Indonesia, alokasi haji terbesar biasanya didapat India, Pakistan, dan Bangladesh. Sebab, hampir 800 juta dari 1,9 miliar Muslim di Bumi tinggal di empat negara itu. Jumlah Muslim di seluruh penutur bahasa Arab di Timur Tengah dan Afrika Utara pun tidak sebanyak Muslim di empat negara itu.
Di antara empat negara itu, hanya Indonesia yang sudah memutuskan tidak mengirim jemaah haji 2021. Sementara New Delhi terus berkomunikasi dengan Riyadh untuk penyelenggaraan haji 2021.
Adapun Pakistan mengupayakan vaksin Pfizer bagi calon jemaah haji 2021. Sebab, vaksin itu sudah dipakai di Arab Saudi. Seperti New Delhi, Islamabad juga terus berkomunikasi dengan Riyadh soal penyelenggaraan haji 2021.
Upaya
Riyadh sudah menjalankan aneka upaya untuk menyelenggarakan haji dan umrah secara aman, di antaranya membuat aplikasi yang wajib diunduh jemaah umrah. Aplikasi itu terutama untuk melacak pergerakan jemaah.
Panduan kesehatan juga dimasukkan dalam aplikasi itu. Siapa pun dilarang masuk Masjidil Haram jika tidak mengunduh aplikasi itu dan belum divaksin Covid-19.
Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menyebut, 17,5 juta jemaah umrah mengunduh aplikasi itu. Mereka terpantau mendatangi Masjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Haram di Mekkah.
Penyelenggaraan haji dan umrah 2020-2021 sama sekali berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sampai 2019, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi selalu disesaki jemaah.
Pada waktu shalat, hampir seluruh sisi kedua masjid itu diisi jemaah yang beradu bahu. Kecuali pada jam pembersihan di area tertentu, kedua masjid itu dibuka setiap saat dan bisa dimasuki siapa pun. Hanya vaksin meningitis diperlukan untuk mendapat visa haji dan umrah sebelum 2020.
Kini jemaah asing wajib divaksinasi meningitis dan Covid-19 sebelum mendapat visa. Masjidil Haram dan Masjid Nabawi hanya bisa dimasuki mereka yang sudah divaksin dan mengunduh aplikasi khusus.
Selain itu, setiap jemaah wajib berjarak sekurangnya 1,5 meter dari orang lain selama di dalam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Akibatnya, jumlah jemaah di kedua masjid itu tidak pernah melebihi 5.000 orang di masa pandemi.
Padahal, kapasitas Masjidil Haram bisa mencapai 3 juta orang dan Masjid Nabawi bisa sampai 1 juta orang dalam kondisi normal. Sebab, jemaah bisa berdesakan sampai beradu bahu. (AFP/REUTERS)