Kasus Positif Covid-19 pada Anak-anak di Malaysia Meningkat
Malaysia melaporkan kenaikan kasus infeksi Covid-19 di kalangan anak-anak. Hal ini memicu kekhawatiran akan varian baru virus korona yang lebih mudah menulari anak-anak.
Oleh
Fransisca Romana Ninik
·3 menit baca
KUALA LUMPUR, JUMAT — Otoritas kesehatan Malaysia mengungkapkan kekhawatiran atas naiknya kasus positif Covid-19 di kalangan anak-anak. Pada lima bulan pertama tahun 2021, Malaysia mencatat kematian tiga anak berusia di bawah lima tahun. Jumlah ini sama dengan korban anak-anak sepanjang tahun 2020.
Noor Hisham Abdullah, Direktur Jenderal pada Kementerian Kesehatan Malaysia, menyebutkan, 27 anak-anak, termasuk 19 anak balita, harus dirawat di unit perawatan intensif antara Januari 2021 dan Mei 2021 karena tertular virus korona. Jumlah ini naik dari delapan anak pada tahun lalu.
”Kementerian Kesehatan berharap semua pihak, terutama orangtua dan wali, turut berperan dalam melindungi mereka dengan tingkat imunitas rendah, seperti bayi dan anak-anak, dari Covid-19,” kata Noor Hisham, dalam pernyataan yang dikutip kantor berita Reuters, Jumat (4/6/2021).
Tidak disebutkan berapa jumlah anak yang telah dites untuk Covid-19. Belum jelas pula rencana otoritas kesehatan untuk meningkatkan tes bagi anak-anak.
Pada Senin, Menteri Kesehatan Malaysia Adham Baba mengatakan, total 82.341 anak-anak terinfeksi virus korona sepanjang Januari 2020-Mei 2021.
Singapura, negara tetangga Malaysia, bulan lalu memperingatkan bahwa virus korona varian India lebih mudah menulari anak-anak. Hal itu memicu pemberlakuan kembali sekolah jarak jauh di Singapura karena muncul kluster siswa sekolah.
Lonjakan kasus infeksi dan kematian harian di Malaysia membuat Malaysia menerapkan karantina wilayah total selama dua pekan pada 1-14 Juni 2021. Pemerintah Malaysia juga memperingatkan bahwa lonjakan kasus itu kemungkinan terkait dengan varian virus korona yang lebih menular.
Pada akhir pekan lalu, jumlah kasus infeksi harian melonjak mencapai 9.020 kasus, tertinggi sepanjang pandemi. Jumlah kematian harian juga mencapai angka tertinggi, 126 orang, pada Rabu. Hingga Jumat ini, total kasus infeksi Covid-19 di Malaysia menjadi lebih dari 600.000 kasus, ketiga terbanyak di kawasan Asia Tenggara setelah Indonesia dan Filipina.
Wajib vaksin
Lantaran lonjakan ini, Pemerintah Malaysia mempertimbangkan untuk mewajibkan vaksinasi guna mencapai target 80 persen dari 32 juta penduduk. Ada kemungkinan diberlakukan tindakan hukum bagi penduduk yang tidak bersedia divaksin.
”Saya harap kita bisa mempercepat vaksinasi. Yang paling penting adalah jangan sampai ada orang yang bilang jangan divaksin,” kata Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin, seperti dikutip kantor berita Bernama.
Hingga Jumat, sekitar 2,2 juta penduduk telah menerima setidaknya satu dosis vaksin. Malaysia telah mengeluarkan persetujuan dengan syarat atas vaksin AstraZeneca yang diproduksi Siam Bioscience Co di Thailand. Suplai vaksin dari Thailand ini diharapkan bisa mempercepat implementasi program vaksinasi nasional.
Malaysia telah membeli 12,8 juta dosis vaksin AstraZeneca, separuhnya melalui fasilitas Covax. Selebihnya vaksin didatangkan langsung dari produsennya. Sebelumnya, Pemerintah Malaysia menjadikan vaksin AstraZeneca pilihan, menyusul laporan kemungkinan keterkaitan dengan kasus pembekuan darah. Namun, vaksin ini kembali digunakan dalam program imunisasi nasional, pekan lalu, setelah ratusan ribu orang berebut untuk divaksinasi. (REUTERS)