Misteri Asal Muasal Virus Covid-19, dari Teori Konspirasi hingga Racun Politik
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, masuknya virus baru ke dalam populasi manusia merupakan salah satu misteri terbesar yang diharapkan akan bisa diungkapkan para pakar epidemiologi.
Oleh
Luki Aulia
·4 menit baca
Sejak dua tahun lalu, virus korona SARS-CoV-2 sudah membuat kehidupan masyarakat di seluruh dunia jungkir balik. Jutaan manusia kehilangan nyawa. Sistem layanan kesehatan di banyak negara pincang, bahkan lumpuh. Begitu pula perekonomian yang sampai sekarang masih jalan di tempat atau jalan terseok-seok.
Dan, sampai sekarang, kita masih juga belum tahu persis dari mana virus itu sebenarnya berasal?
Karena tidak ada jawaban yang jelas, beragam spekulasi beredar sejak awal pandemi. Informasi yang keliru, bahkan hoaks, pun bertebaran. Tak hanya itu. Teori konspirasi pun bermunculan, ditambah lagi dengan menguatnya ketegangan hubungan diplomatik antara China dan sejumlah negara, salah satunya Amerika Serikat.
Kepastian tentang asal muasal virus ini penting. Kepastian informasi soal itu diharapkan akan bisa membantu dunia mencegah pandemi lain yang bisa saja muncul setelah Covid-19.
Pertanyaan terpenting yang membutuhkan jawaban secepatnya adalah bagaimana bisa virus korona baru itu pada akhirnya masuk ke tubuh manusia. Dugaan awalnya, virus itu berasal dari kelelawar, lalu menulari manusia. Tetapi, kemudian para ilmuwan menduga virus itu berpindah dari mamalia bersayap ke spesies lain sebelum akhirnya sampai ke manusia.
Kemudian muncul dugaan selanjutnya yang menunjuk trenggiling sebagai penyebar virus. Spesies hewan liar itu dijual di pasar hewan di kota Wuhan, China.
Kasus-kasus Covid-19 awal berasal dari Wuhan. Teori ini masih diyakini benar oleh sebagian orang, tetapi belum ada bukti yang menguatkan. Selain trenggiling, tersangka yang lain termasuk cerpelai dan musang.
Untuk membuktikan dugaan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuka penyelidikan bersama antara tim ilmuwan WHO dan ilmuwan China. Tim itu sudah datang ke Wuhan pada Januari lalu. Namun, mereka tak menemukan jawabannya.
Buatan manusia?
Selain teori hewan sebagai penyebar virus, ada juga kecurigaan virus itu sebenarnya hasil rekayasa buatan manusia di laboratorium biologi rahasia di Wuhan yang kemudian bocor. Dugaan atau tuduhan itu menyebar cepat melalui daring.
Bahkan, ada yang menuduh virus itu sengaja dibuat dan disebarkan. Sejumlah publikasi di internet mengklaim adanya paten-paten terkait Covid-19, misalnya paten vaksin, membuktikan dugaan virus itu sengaja dibuat dan disebarkan untuk kepentingan pihak-pihak tertentu.
Ada juga dugaan lain yang populer di masyarakat, yakni adanya patogen lain yang dimasukkan ke dalam virus korona baru itu. Namun, para ilmuwan menjelaskan manipulasi genetik seperti itu akan terlihat dalam genom SARS-CoV-2. Guru Besar di Institut Pasteur, Olivier Schwartz, menilai, dugaan-dugaan yang beredar selama ini sama sekali tidak berdasar.
Meski demikian, tetap saja menyebar dugaan virus itu berasal dari kelelawar dan akhirnya bisa menyebar ke mana-mana karena terjadi kebocoran di laboratorium biologi rahasia di China.
Tim ilmuwan WHO dalam laporannya menyebutkan teori atau dugaan virus itu berasal dari hewan ”sangat mungkin”, tetapi dugaan telah terjadi kebocoran laboratorium ”sangat tidak mungkin”. Direktur WHO Tedros Ghebreyesus menyatakan bahwa teori kebocoran laboratorium itu masih harus diselidiki lebih jauh oleh tim ahli atau spesialis.
Menanggapi laporan tim ilmuwan WHO itu, ada kelompok yang terdiri dari 18 pakar menulis editorial di jurnal Science bahwa hipotesis mengenai kebocoran laboratorium dan penularan hewan itu tetap harus diselidiki sampai ada data atau bukti yang menguatkan ataupun sebaliknya.
”Harus ada penyelidikan yang benar, transparan, berdasarkan data, obyektif, beranggotakan peneliti dari berbagai bidang, diawasi secara independen, dan meminimalkan dampak konflik kepentingan,” tulis mereka.
Harian The Wall Street Journal mengutip laporan intelijen AS, Mei lalu, dan menyebutkan bahwa ada tiga peneliti Institut Virologi Wuhan yang dirawat di rumah sakit karena penyakit musiman pada November 2019 atau sebulan sebelum pemerintah China mengumumkan adanya wabah pneumonia misterius. Beberapa hari kemudian, Presiden AS Joe Biden meminta badan intelijen untuk menyelidiki apakah virus itu berasal dari hewan atau kecelakaan laboratorium.
”Sampai sekarang teori penularan alamiah atau melalui hewan masih menjadi penjelasan yang paling masuk akal,” kata Schwartz.
Racun politik
Tudingan AS pada China itu membuat hubungan keduanya kian tegang. Negara-negara Barat yang lain ikut menuding China tidak terbuka dalam urusan Covid-19 ini. AS pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump menuding virus itu menyebar gara-gara kebocoran laboratorium. China pun menuding balik dan menyebut virus itu justru datang dari laboratorium AS.
Direktur Kedaruratan WHO Michel Ryan meminta kedua pihak tidak saling tuding karena itu tidak membantu sama sekali. ”Isu ini mulai diracuni politik,” ujarnya.
WHO mengingatkan pentingnya memahami awal mula epidemi agar bisa mencegah dampak yang lebih parah pada manusia. Namun, proses penyelidikan cara penularan virus ini memang tidak akan mudah dan akan membutuhkan waktu lama.
”Masuknya virus baru ke populasi manusia merupakan salah satu misteri terbesar yang diharapkan akan bisa diungkapkan oleh para pakar epidemiologi,” sebut WHO dalam pernyataan tertulisnya. (AFP)