Kandidat Pilpres Bersaing Ketat, Para Dukun Pun Beradu Azimat
Semakin dekat dengan hajatan pemilu presiden 6 Juni, bukan hanya pengurus partai yang sibuk di Peru. Bukan pula hanya pengamat politik yang gencar memaparkan analisis prediksi. Para dukun pun tak mau ketinggalan peran.
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA DAN MH SAMSUL HADI
·3 menit baca
Lima
Ketatnya persaingan dalam pemilihan umum (pemilu) presiden di Peru membuat sejumlah dukun di negara itu tak mau ketinggalan mengintip masa depan. Sambil mengumbar mantra-mantra dan memperagakan azimat, seolah tak mau kalah dari pengamat politik, mereka pun berlomba melontarkan prediksi soal siapa pemenang pemilu presiden (pilpres) ke depan.
Di sebuah bukit batu di ibu kota Peru, Lima, Rabu (26/5/2021), mereka menerawang tentang siapa yang akan keluar sebagai pemenang pada pemilu, 6 Juni. Pedro Castillo yang sosialis atau Keiko Fujimori yang konservatif. Berdasarkan jajak pendapat, kedua kandidat itu bersaing ketat.
Para dukun, dengan mengenakan baju warna-warni, memulai ritual dengan membakar dupa dan memainkan alat musik tradisional. Beberapa dukun meniupkan asap dupa tradisional, yang disebut pututo atau caracola ke gambar kedua kandidat. Sementara dukun lain menebarkan kelopak bunga dan menyodok-nyodokkan pedang ke gambar kandidat presiden.
Meski demikian, setiap dukun pada akhirnya memiliki kesimpulan yang berbeda. ”Dua kandidat akan bertarung pada hari pencoblosan, Minggu, dan terlihat bahwa presiden berikutnya adalah seorang pria, seorang laki-laki, karena itu yang kami lihat pada kedua gambar itu,” ujar Walter Alarcón, seorang dukun warga pribumi.
Prediksinya merujuk pada Castillo, pria politisi kandidat partai Bebaskan Peru (Free Peru). Kemenangan Castillo, yang menjanjikan amendemen konstitusi dan sistem bagi hasil tambang yang lebih besar untuk negara, bakal membawa haluan politik Peru ke kiri.
Entah terpengaruh oleh jajak pendapat atau pas kebetulan saja, sejumlah jajak pendapat terbaru memang memperlihatkan keunggulan Castillo yang lebih lebar atas Keiko Fujimori, anak perempuan mantan Presiden Alberto Fujimori. Selama satu bulan sebelumnya, besarnya dukungan terhadap Castillo tak berbeda jauh dari dukungan terhadap Keiko Fujimori.
Namun, jangan kaget: beda dukun, beda mantra, beda azimat, beda pula kesimpulan penerawangannya. ”Saya melihat, Keiko (Fujimori) adalah orang yang bakal mencapai pucuk pemerintahan. Dan, jika ia akan mencapai posisi itu, kita harus membuat dia dapat menjalankan tugas dengan cara terbaik,” ujar Ana María Simeón, dukun lainnya.
”Itu sebabnya, mengapa kami di sini membuat persembahan-persembahan,” ujar Ana María Simeón. Kemenangan Fujimori akan menandai kembalinya keluarga Fujimori yang pernah mendominasi politik Peru, tetapi akhirnya tersandung skandal korupsi.
Juan de Dios, dukun di wilayah Peru utara, kantong basis pendukung Castillo, menyatakan terang-terangan bahwa dirinya mendukung kandidat sosialis, yakni Castillo. ”Kami sudah siapkan mantra dengan empat unsur. Kami hadir untuk mengangkat Bapak Pedro Castillo karena banyak orang tidak ingin melihat dia atau tidak ingin dia memimpin Peru,” kata De Dios.
”Kami harus menguatkan dia dengan dupa-dupa yang bagus.”
Sang dukun itu menambahkan, pihaknya juga telah menggelar ritual dengan menggunakan tanaman wachuma, yang juga kerap mereka sebut dengan kaktus San Pedro, dan biasa digunakan sebagai obat tradisional di negara kawasan Andea itu. ”Ini tanaman sakral. Dari visualisasi yang kami peroleh, kami dapat melihat bahwa bapak yang terhormat itu (Castillo) yang akan menjadi presiden Peru pada 6 Juni mendatang,” lanjut De Dios.
Sama-sama menggelar ritual, sama-sama membakar dupa, serta sama-sama merapal mantra, tetapi hasil penerawangan mereka berbeda. Mungkin ada faktor lain yang bicara, yaitu... wani piro? (REUTERS)