Hamas Janji Tak Akan Ambil Dana Bantuan Rekonstruksi Gaza
Hamas menyatakan dukungannya terhadap upaya rekonstruksi Gaza yang hancur akibat serangan Israel. Kelompok itu juga menjanjikan distribusi bantuan secara transparan dan tidak memihak.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
GAZA, KAMIS — Hamas menegaskan bahwa kelompoknya tidak akan menyentuh satu sen pun dana bantuan internasional untuk pembangunan kembali atau rekonstruksi Gaza yang mengalami kerusakan akibat Perang Gaza selama sebelas hari dengan Israel. Pernyataan Hamas pada Rabu (26/5/2021) dikeluarkan di tengah upaya-upaya diplomatik yang terus digelar di kawasan maupun di Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memperkuat gencatan senjata di antara kedua pihak.
”Kami menyambut baik setiap upaya internasional atau Arab untuk membangun kembali Jalur Gaza,” kata kepala sayap politik kelompok Hamas, Yahya Sinwar, dalam sebuah konferensi pers di Gaza City. Ia pun menjanjikan distribusi bantuan secara transparan dan tidak memihak.
”Saya menegaskan komitmen kami untuk tidak mengambil satu sen pun (bantuan) yang ditujukan untuk rekonstruksi dan upaya kemanusiaan. Kami tidak pernah mengambil satu sen pun di masa lalu,” katanya.
Konflik terbaru antara Israel dan kelompok Hamas meletus pada 10 Mei lalu ketika Hamas menembakkan roket-roket ke Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap ratusan warga Palestina yang terluka dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Israel di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa. Kekerasan di Jerusalem timur yang diduduki Israel itu kemudian memantik solidaritas.
Merujuk pihak berwenang di Gaza, sepanjang baku serangan Israel menewaskan 254 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak. Serangan udara Israel juga telah merusak infrastruktur dan bangunan-bangunan di Gaza. Sementara di kubu Israel, tembakan roket-roket Hamas dilaporkan telah merenggut 12 nyawa, termasuk satu orang anak, satu remaja Israel keturunan Arab, dan seorang tentara Israel.
Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Israel mengatakan semua dana yang ditujukan dan masuk ke Gaza harus mengalir melalui mekanisme internasional untuk menjangkau orang-orang secara langsung.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken dalam lawatannya ke Timur Tengah pada tengah pekan ini menegaskan, semua bantuan akan diberikan dengan cara yang menguntungkan rakyat Palestina, bukan Hamas. Hamas di mata Washington adalah kelompok teroris.
Israel menuduh bahwa Hamas selama ini telah mengalihkan bantuan internasional untuk tujuan militer. Untuk itu, seorang pejabat Kementerian Pertahanan Israel mengatakan, semua dana yang akan ditujukan dan masuk ke Gaza harus mengalir melalui mekanisme internasional untuk menjangkau warga Palestina secara langsung.
Kejahatan perang
Dari Geneva dilaporkan, Kepala Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Michelle Bachelet pada Kamis (27/5/2021) mengatakan, serangan mematikan Israel di Gaza mungkin merupakan sebuah kejahatan perang jika terbukti tidak proporsional. Dalam pembukaan sebuah sesi khusus Dewan HAM PBB yang diinisiasi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Bachelet mengatakan, ia tidak melihat bukti bahwa bangunan sipil di Gaza yang terkena serangan Israel digunakan untuk tujuan militer.
Dewan HAM PBB membahas perlu tidaknya penyelidikan internasional yang luas terhadap kemungkinan pelanggaran HAM atas Perang Gaza. Pembahasan juga menyangkut ada tidaknya pelanggaran sistematis di wilayah Palestina dan di dalam Israel dalam konflik kedua pihak.
”Jika ditemukan tidak proporsional, serangan semacam itu mungkin merupakan sebuah kejahatan perang,” katanya dalam forum Geneva yang beranggotakan 47 orang. Dia juga mendesak kelompok Hamas di Gaza untuk menahan diri dari tindakan menembakkan roket tanpa pandang bulu ke Israel.
Bachelet menyuarakan keprihatinan yang mendalam tentang lonjakan kekerasan mematikan antara Israel dan Palestina awal bulan ini. ”Meskipun Israel melakukan sejumlah tindakan pencegahan, seperti peringatan dini serangan dalam beberapa kasus, serangan udara di daerah padat penduduk mengakibatkan tingginya kematian dan cedera warga sipil serta luasnya kerusakan infrastruktur sipil. Jika ditemukan tidak pandang bulu dan tidak proporsional dalam pengaruhnya terhadap warga sipil dan obyek sipil, serangan semacam itu dapat dianggap sebagai kejahatan perang,” katanya.
Ia juga menyoroti skala kehancuran di Gaza. Kerusakan menimpa, antara lain, gedung pemerintah, rumah hunian, gedung organisasi kemanusiaan internasional, fasilitas medis, dan kantor media massa. ”Meskipun dilaporkan menargetkan anggota kelompok bersenjata dan infrastruktur militer mereka, serangan Israel mengakibatkan kematian dan cedera sipil yang luas serta kerusakan besar-besaran pada obyek sipil,” katanya.
Israel mengklaim bahwa banyak dari bangunan tersebut menjadi tempat kelompok bersenjata atau digunakan untuk tujuan militer Hamas. Namun, menurut Bachelet, pihaknya belum melihat buktinya.
Sementara itu, OKI menyerukan pengawasan terhadap pelanggaran dan akar penyebab konflik Timur Tengah yang telah berlangsung selama beberapa dekade itu. Rancangan resolusi itu bakal diperdebatkan dengan fokus pada lonjakan kekerasan mematikan antara Israel dan Palestina, khususnya selama Perang Gaza.
Meirav Eilon Shahar, Duta Besar Israel untuk PBB di Geneva, menilai draf resolusi bermotif menyerang Israel. ”Satu-satunya tujuan mereka adalah untuk menyalahkan Israel, menutupi kejahatan yang dilakukan oleh Hamas, dan agar Otoritas Palestina menghindari mengambil tanggung jawabnya terhadap warganya sendiri.” (AFP/REUTERS)