Tak Mau Disamakan dengan Netanyahu, Erdogan Berang dan Gugat Pesaingnya
Presiden Erdogan menggugat pesaingnya dari kalangan nasionalis konservatif Turki, Meral Aksener. Aksener secara tidak langsung menyamakan Erdogan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
ANKARA, KAMIS — Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan murka saat disamakan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Ia pun menggugat pesaingnya dari kalangan nasionalis konservatif Turki, Meral Aksener, yang mengatakan Erdogan mirip Netanyahu itu, ke pengadilan.
Aksener adalah pemimpin Partai Iyi dan dijuluki sebagai Si Nyonya Besi Turki. Dalam sebuah pernyataannya di parlemen Turki, Selasa (18/5/2021), ia menilai Erdogan menggunakan strategi layaknya Netanyahu untuk mempertahankan kekuasaan. Aksener mengatakan kampanye Netanyahu baru-baru ini melawan kelompok-kelompok bersenjata Palestina di Gaza semata didorong oleh motif politik dan keinginan untuk mendapatkan dukungan publik setelah empat pemilihan yang tidak meyakinkan dalam dua tahun.
”Erdogan versi Israel, Benjamin Netanyahu, tidak ragu-ragu menargetkan nyawa warga sipil dan anak-anak untuk mengalahkan pesaing politiknya dan melindungi kursinya,” katanya.
Erdogan menyebut komentar Aksener itu ”tidak bermoral”. Hal itu dikatakan Erdogan dalam sebuah acara televisi yang berisi obrolannya dengan anak muda pada Rabu (19/5/2021) malam. ”Saya belum bertemu Netanyahu,” kata Erdogan. ”Netanyahu tidak pernah dan tidak akan pernah menjadi teman kita.”
Atas pernyataan Aksener itu, Erdogan mengajukan gugatan ganti rugi senilai 250.000 lira atau sekitar 30.000 dollar AS. Pernyataan Aksener itu keluar saat Erdogan berupaya meraih perhatian dunia internasional atas kecamannya terhadap konflik Israel-Palestina. Erdogan sebelumnya juga telah beberapa kali menyebut Netanyahu sebagai ”pencuri”, ”tiran”, dan ”teroris”.
Erdogan sebelumnya juga telah beberapa kali menyebut Netanyahu sebagai ”pencuri”, ”tiran”, dan ”teroris”.
Sejumlah pejabat partai Erdogan, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), bereaksi keras terhadap pernyataan Akşener. Hal itu, antara lain, terungkap melalui unggahan mereka di media sosial Twitter. Seperti dilaporkan media Ahval News, Menteri Kehakiman Turki Abdulhamit Gül mendesak Akşener untuk meminta maaf atas analogi yang disampaikannya.
Direktur Komunikasi Kepresidenan Turki Fahrettin Altun mengatakan, menyamakan Presiden Turki dengan ”pembunuh yang berlepotan darah” bukanlah metode yang pas untuk berpolitik. Juru Bicara Kepresidenan Turki İbrahim Kalın menilai penyebutan Erdogan dan Netanyahu dalam frasa kalimat yang sama akan membuat para zionis bahagia. Sementara mantan sekutu Erdogan dan pendahulunya, Abdullah Gül, menilai analogi itu ”tidak terukur dan tidak pantas”.
Melawan Israel
Media Turki, Anadolu, melaporkan, Presiden Erdogan menyatakan Turki akan melanjutkan upayanya melawan Netanyahu dan Israel. Berbicara di sebuah acara di ibu kota Ankara untuk memperingati Hari Ataturk yang jatuh setiap tanggal 19 Mei, Erdogan menceritakan kembali pernyataan kerasnya atas Presiden Israel kala itu, Simon Peres. Pada Forum Ekonomi Dunia tahun itu di Davos, Swiss, Erdogan turun dari panggung setelah mengkritik Peres atas serangan militer Israel di Gaza saat itu.
Pernyataan yang terekam dalam video itu membuat Erdogan lebih terkenal di dunia internasional. Erdogan juga mengatakan bahwa dukungan Turki kepada warga Palestina akan terus berlanjut. Dukungan itu akan diberikan dalam wujud bantuan kemanusiaan maupun dalam bentuk lainnya.
Kecaman keras Erdogan atas operasi militer Israel telah menuai kecaman tajam dari Amerika Serikat, yang menuduh pemimpin Turki itu membuat pernyataan”anti-Semit”. Erdogan membela diri dan bersumpah untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina. Ia pun kembali mengecam langkah militer Israel di Gaza. ”Mereka adalah pembunuh, sampai-sampai mereka membunuh anak-anak yang berusia lima atau enam tahun,” kata Erdogan.
Erdogan mengecam Presiden AS Joe Biden secara langsung dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi secara nasional. ”Anda sedang menulis sejarah dengan tangan berdarah Anda,” kata Erdogan. ”Kamu memaksa kami untuk mengatakan ini. Karena kami tidak bisa diam lagi tentang ini.”
Erdogan telah mendapatkan dukungan di seluruh Timur Tengah dengan memperjuangkan perjuangan Palestina selama 18 tahun pemerintahannya. Dia menuduh Israel pekan lalu melancarkan ”terorisme” dan berjanji untuk menggalang dukungan dunia untuk membela Gaza. ”Hari ini kami melihat tanda tangan Biden pada penjualan senjata ke Israel,” kata Erdogan pada Senin lalu, mengacu pada laporan media AS tentang pengiriman senjata baru yang disetujui oleh pemerintahan Biden. (AFP/REUTERS)