KM Bandar Nelayan 188 tenggelam di Samudera Hindia, Jumat (15/05/2021). Sebanyak 20 warga negara Indonesia sebagai awaknya berhasil diselamatkan kapal ikan Jepang.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·2 menit baca
PERTH, MINGGU - Kapal penangkap ikan dari Indonesia, KM Bandar Nelayan 188, tenggelam di Samudera Hindia, Jumat (15/05/2021). Seluruh awak kapal, yakni 20 warga negara Indonesia, berhasil diselamatkan kapal ikan berbendera Jepang yang kebetulan posisinya berada tak terlalu jauh dari lokasi kapal tenggelam. Selanjutnya, seluruh awak kapal ditransfer ke Kapal Kerajaan Australia untuk dibawa ke Perth, Australia.
Kabar penyelamatan ini diterima Badan SAR Nasional dari Pusat Koordinasi Penyelamatan Gabungan (The Joint Rescue Coordination Centre/JRCC) Australia, Minggu (14/05/2021). Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mengumumkan kabar kecelakaan KM Bandar Nelayan 188 di situs resminya, Jumat (14/05/2021). Dalam informasi awal disebutkan bahwa awak kapal semuanya berjumlah 26 orang. Semuanya warga negara Indonesia.
Informasi terbaru dari JRCC tersebut sekaligus meluruskan bahwa awak kapal berjumlah 20 orang, bukan 26 orang. Ini dipastikan setelah JRCC mengonfirmasi perusahaan pelayaran PT Bandar Nelayan yang berkantor di Benoa, Bali.
Adalah kapal penangkap ikan asal Jepang, FV Fukuseki Maru 15, yang menyelamatkan awak KM Bandar Nelayan 188. Kebetulan lokasinya sejak awal lebih dekat dengan lokasi tenggelam KM Bandar Nelayan 188. Selanjutnya, 20 awak kapal tersebut dipindah ke kapal Angkatan Laut Kerajaan Australia, HMAS Anzac.
"Di atas HMAS Anzac akan dilakukan pemeriksaan kesehatan. Para awak akan dibawa dulu ke Perth untuk diobservasi. Pelayaran ke sana memakan waktu 36 jam," demikian tertulis dalam pemberitaan dari JRCC Australia.
Awalnya, Angkatan Laut Kerajaan Australia menangkap sinyal darurat dari KM Bandar Nelayan 188 pada saat kecelakaan. Selanjutnya, Angkatan Laut Kerajaan Australia segera mengerahkan dua pesawat P8 Poseidon untuk mencari lokasi kapal. Masing-masing tinggal landas dari Melbourne dan Sidney. Angkatan Laut Kerajaan Australia juga mengirim kapal HMAS Anzac. Kapal-kapal ikan lain yang berada di sekitar lokasi juga diminta mencari dan memberikan pertolongan.
Lokasi kecelakaan kapal teridentifikasi sekitar 1.200 kilometer sebelah barat Kota Perth, Australia. Kapal HMAS Anzac diperkirakan tiba di lokasi paling cepat Sabtu siang. Untuk itu, merujuk 7news.com.au, skenario penyelamatannya adalah dengan secepat mungkin menemukan lokasi kapal dengan pesawat. Kemudian, pesawat menerjunkan sekoci darurat berikut perlengkapan bertahan hidup untuk menyelamatkan nyawa awak kapal. Harapannya, kondisi seluruh awak kapal selamat saat HMAS Anzac tiba.
Dalam operasinya, pesawat Australia menemukan lokasi kapal. Identifikasi melalui citra dalam teknologi pesawat, KM Bandar Nelayan 188 saat itu dalam posisi setengah tenggelam sehingga kecelakaan diduga akibat kebocoran. Pesawat kemudian menerjunkan sekoci darurat dan melakukan komunikasi radio tetapi belum mendapatkan respon.
Menurut portal berita Perth Now, belum ada penjelasan mengenai posisi kapal yang berada terlalu jauh ke selatan dari perairan Indonesia. Akan tetapi, setelah melakukan pengecekan dan komunikasi dengan perusahaan pemilik kapal di Indonesia, Kementerian Pertahanan Australia menyimpulkan KM Bandar Nelayan 188 bukan kapal yang digunakan untuk menyelundupkan orang. (DNE)