Korban Terus Berjatuhan, Dewan Keamanan PBB Segera Bahas Palestina-Israel
Sejumlah sumber dari kalangan diplomat di PBB menyebutkan kesepakatan soal waktu pelaksanaan pertemuan DK PBB itu diperoleh melalui sebuah kompromi. Awalnya Amerika Serikat menyarankan pertemuan publik pekan depan.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
NEW YORK, KAMIS -- Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa akan secara terbuka membahas kekerasan yang memburuk antara Israel dan militan Palestina pada Minggu (16/5/2021). Pembahasan oleh DK PBB mendesak dilakukan di tengah pertempuran yang terus berkecamuk. Jumlah korban tewas di Jalur Gaza telah menembus 109 jiwa.
Sejumlah sumber dari kalangan diplomat di PBB menyebutkan kesepakatan soal waktu pelaksanaan pertemuan DK PBB itu diperoleh melalui sebuah kompromi. Awalnya Amerika Serikat (AS) menyarankan pertemuan publik virtual dapat diadakan pada Selasa (18/5) mendatang. Namun kemudian muncul usulan agar pertemuan itu diadakan Jumat (14/5) yang justru tidak didukung AS. ”Jalan tengah” atas usulan-usulan itu adalah pertemuan digelar pada Minggu nanti.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, Kamis kemarin mengatakan, ia masih membutuhkan waktu. Waktu tambahan itu diperlukan untuk memungkinkan menggelar langkah-langkah diplomasi. Upaya itu diperlukan untuk mengkaji lebih dalam situasi di lapangan, khususnya di Jalur Gaza. Namun, aa juga menambahkan bahwa Washington terbuka dan mendukung diskusi terbuka di PBB.
DK PBB yang beranggotakan 15 negara -lima di antaranya merupakan anggota tetap: AS, China, Perancis, Inggris, dan Rusia- itu telah bertemu dua kali pada pekan ini. Mereka juga membahas perkembangan situasi di Jalur Gaza. Namun pertemuan itu belum mencapai kesepakatan, termasuk soal perlu tidaknya pernyataan publik DK PBB tentang aksi saling serang Israel melawan kelompok Hamas.
Persetujuan pernyataan publik membutuhkan konsensus dan hal itu sulit tercapai karena Amerika Serikat cenderung tidak mendukung. Untuk menembus hambatan, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa kemudian menyepakati pertemuan publik yang digelar secara daring pada hari Minggu mendatang.
Kisruh di Jalur Gaza dipicu bentrokan polisi Israel dan warga Palestina di dekat Masjid Al-Aqsa di Jerusalem Timur pada penghujung Ramadhan. Eskalasi dari insiden itu terus meningkat hingga kelompok Hamas terlibat dengan menembakkan roket ke Jerusalem dan Tel Aviv sebagai aksi pembalasan. Aksi itu dibalas Israel dengan mengerahkan serangan atas sejumlah posisi Hamas di Jalur Gaza.
Kisruh di Jalur Gaza terbaru dipicu bentrokan polisi Israel dengan warga Palestina di dekat Masjid Al-Aqsa di Jerusalem Timur pada bulan puasa Ramadhan. Kelompok Hamas lalu menembakkan roket ke Jerusalem dan Tel Aviv sebagai pembalasan.
Menurut pejabat medis Palestina, setidaknya 109 orang tewas di Gaza, termasuk di antaranya 29 anak-anak. Pada Kamis saja 52 warga Palestina tewas di daerah kantong itu, angka tertinggi dalam satu hari sejak Senin lalu. Dari Israel dilaporkan tujuh orang tewas. Mereka terdiri dari seorang tentara yang berpatroli di perbatasan Gaza, lima warga sipil Israel, termasuk dua anak, dan seorang pekerja India.
Upaya Mesir, Qatar, dan PBB yang mendorong adanya gencatan senjata sejauh ini tidak menunjukkan kemajuan. Dipicu kekhawatiran bahwa perseteruan Israel dan militan Palestina dapat lepas kendali, AS pun mengirimkan utusan ke Timur Tengah. ”AS akan terus secara aktif terlibat dalam diplomasi di tingkat tertinggi untuk mencoba meredakan ketegangan,” kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield lewat Twitter.
Belum mereda
Aksi saling balas Israel melawan Hamas terus berlanjut dan tidak ada tanda-tanda mereda. Israel bahkan telah mengerahkan artileri dan meningkatkan lebih banyak serangan udara pada Hamas. Lepas Kamis tengah malam militer Israel menyatakan angkatan udara dan darat menyerang wilayah yang menjadi kantong Hamas.
Militer Israel menembakkan artileri dari sisi perbatasan Israel. Penduduk Gaza utara, di dekat perbatasan Israel, mengatakan, mereka tidak melihat tanda-tanda pasukan darat Israel di dalam daerah kantong itu, tetapi melaporkan tembakan artileri berat dan lusinan serangan udara.
Suara tembakan artileri dan ledakan menggema di bagian utara dan timur Gaza hingga Jumat pagi. Saksi mata mengatakan, banyak keluarga yang tinggal di daerah dekat perbatasan keluar dari rumah mereka. Beberapa dari mereka dilaporkan mencari perlindungan di sekolah-sekolah yang dikelola PBB.
Sebaliknya, serangan roket Hamas tidak mengendur. Bahkan, pusat-pusat komersioal di Israel menjadi target mereka.
Kekerasan juga menyebar ke komunitas campuran Yahudi dan Arab di Israel. Hal itu menjadi sebuah front baru dalam konflik berkepanjangan kedua kubu. Sinagoga diserang dan pertempuran pecah di jalan-jalan beberapa kota, mendorong Presiden Israel untuk memperingatkan kemungkinan terjadinya perang saudara.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Kamis bahwa langkah militer Israel masih akan dilanjutkan. Para pejabat Israel menegaskan bahwa Hamas, kelompok militan paling kuat di Gaza, harus mendapat pukulan yang kuat sebelum gencatan senjata. (AFP/AP/REUTERS)