Serangan Udara Warnai Perayaan Idul Fitri di Jalur Gaza
Enam bangunan perumahan di tengah Gaza City hancur terkena serangan udara Israel menjelang perayaan Idul Fitri. Kubu Israel berdalih serangan udara dilakukan setelah serangan roket Hamas ke wilayahnya terus berlanjut.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
GAZA CITY, KAMIS — Serangan udara militer Israel pada Kamis (13/5/2021) dini hari mengagetkan suasana persiapan akhir perayaan Idul Fitri di Jalur Gaza. Israel berdalih serangan udara itu digelar setelah kelompok Hamas meluncurkan roket ke wilayah Israel selatan beberapa saat sebelumnya. Serangan ini yang terparah di wilayah Palestina dan Israel sejak perang kedua pihak terjadi tahun 2014.
Enam bangunan perumahan enam lantai di tengah Gaza City dilaporkan hancur terkena serangan udara Israel. Sejauh ini belum ada laporan resmi tentang ada tidaknya korban tewas ataupun luka-luka akibat peristiwa itu.
Berdasarkan laporan pemerintah setempat, sebelum serangan pada Kamis dini hari itu, setidaknya 67 orang tewas di Gaza sejak kekerasan meningkat pada Senin (10/5/2021). Adapun militer Israel melaporkan tujuh warga Israel tewas akibat serangan Hamas.
”Sebagian besar Gaza tidak tidur,” demikian dilaporkan media Al Jazeera, yang melaporkan bahwa pengeboman terus terjadi hingga Kamis pagi. ”Dari waktu ke waktu Anda mendengar ledakan keras dan gedung-gedung terguncang.”
Hamas membenarkan bahwa komandannya di Kota Gaza, Bassem Issa, tewas dalam serangan udara Israel bersama dengan anggota senior lainnya. Kantor keamanan nasional Hamas dilaporkan juga dilanda serangan Israel pada Kamis pagi.
Kubu Israel berdalih serangan udara dilakukan setelah serangan roket di wilayahnya terus berlanjut. Sirene peringatan adanya serangan meraung semalaman pada Rabu dan militer negara itu menembak jatuh roket-roket yang diarahkan ke wilayah Israel. Militer Israel dilaporkan menerjunkan pasukan daratnya di sepanjangan perbatasan dengan Gaza pada Kamis pagi.
Israel tengah menyiapkan pasukan tempur di sepanjang perbatasan Gaza dan berada dalam ”berbagai tahap persiapan operasi darat”.
Ribuan anggota jemaah Muslim Palestina berkumpul di kompleks Masjid Al-Aqsa di Jerusalem, Kamis pagi, merujuk pada unggahan akun Twitter @aljarmaqnet. Mereka menggelar shalat Id. Akun itu juga menampilkan suasana-suasana shalat Id di sejumlah wilayah lain, seperti di kota Lod dan Jaffa. Hal serupa terlihat di antaranya di kota Tamra.
Israel tengah menyiapkan pasukan tempur di sepanjang perbatasan Gaza dan berada dalam ”berbagai tahap persiapan operasi darat”. Hal itu dikatakan juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Jonathan Conricus, yang mengingatkan langkah serupa dalam perang Israel-Gaza tahun 2014 dan 2008-2009.
”Kepala Staf kami tengah memastikan persiapan dan memberi arahan. Markas divisi dan tiga brigade manuver di Gaza mempersiapkan diri untuk berbagai kemungkinan,” kata Conricus.
Di tengah kekhawatiran kekerasan bisa semakin tidak terkendali, Washington berencana mengirim utusannya, Hady Amr, untuk berbicara dengan Israel dan Palestina. ”Keinginan dan harapan saya ini akan berhasil lebih cepat, tetapi Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri,” kata Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, pada Rabu setelah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Biden tidak menjelaskan alasan di balik optimismenya.
Gencatan di Afghanistan
Dari Afghanistan dilaporkan, gencatan senjata tiga hari yang disepakati Taliban dan Pemerintah Afghanistan mulai berlaku pada Kamis ketika negara itu merayakan Idul Fitri. Presiden Ashraf Ghani menggunakan pidato Idul Fitri tahunannya mendesak Taliban agar menyetujui gencatan senjata yang langgeng. Perdamaian langgeng diharapkan terwujud setelah pasukan internasional meninggalkan negara itu.
Gencatan senjata memberi kelonggaran bagi warga Afghanistan saat mereka merayakan hari raya. Kekerasan meningkat di negara itu sejak AS melewatkan tenggat 1 Mei, yang disepakati dengan Taliban tahun lalu, untuk menarik semua tentaranya. Jika gencatan senjata bertahan, hal itu akan menjadi jeda keempat selama hampir 20 tahun konflik.
Pada Kamis pagi, pria, perempuan, dan anak-anak Afghanistan di seluruh negeri berbondong-bondong ke masjid lingkungan atau berkumpul di tempat terbuka untuk menggelar shalat Id. Pihak berwenang mengerahkan personel keamanan ke beberapa masjid terkemuka di ibu kota Kabul. Mereka menggeledah setiap jemaah saat tiba.
”Kami menginginkan gencatan senjata permanen. Itu akan membuat kami lebih bahagia karena lebih banyak nyawa akan diselamatkan,” kata Amir Jan Sulaimankhil, warga Provinsi Nangarhar.
Suasana di Saudi
Di Arab Saudi, media Arab News melaporkan, perayaan tahun ini terasa lebih hidup dibandingkan tahun lalu. Idul Fitri tahun lalu terbatas pada perayaan kecil di rumah karena jam malam 24 jam yang diberlakukan di seluruh Kerajaan selama liburan lima hari untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Pada tahun ini, suasananya lebih semarak dan warga merasa lebih tenang. Warga pun dilaporkan bersemangat untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga mereka. Haneen Fahad, seorang ibu berusia 40-an tahun, mengatakan bahwa shalat Idul Fitri dinantikan banyak warga Saudi. Shalat berjemaah itu merupakan pertemuan sosial pertama, tatkala mereka bertemu dan menyapa orang-orang yang tinggal di sekitar mereka.
Banyak kunjungan keluarga kembali digelar warga Saudi. Mohammad Meshal, pemuda Saudi dari Khafji, mengaku menghabiskan Idul Fitri di antara keluarga dan kerabat di rumahnya di kota kecil perbatasan dekat Kuwait. Sebelum pandemi Covid-19, Meshal biasa melakukan perjalanan ke Kuwait untuk berjalan-jalan dan mengunjungi kerabat. Namun, hal itu tidak dapat dilakukan sepenuhnya pada saat-saat ini karena pandemi. (AFP/REUTERS/AP)