Taiwan meningkatkan status kedaruratan penanganan Covid-19, dari siaga 1 ke siaga 2. Kebijakan ini diterapkan menyusul munculnya 16 kasus positif Covid-19 di Taiwan dalam sehari pada Selasa (11/5/2021).
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·4 menit baca
TAIPEI, RABU — Taiwan meningkatkan kedaruratan penanganan Covid-19, dari Siaga 1 menjadi Siaga 2. Kebijakan ini diterapkan menyusul munculnya 16 kasus Covid-19 dalam sehari pada Selasa (11/05/2021). Jumlah ini menjadi rekor kasus harian terbanyak sejak pandemi mulai melanda Taiwan pada awal 2020. Tidak menutup kemungkinan, pemerintah setempat akan meningkatkan ke Siaga 3 dalam beberapa hari ke depan apabila situasi tidak membaik.
”Ini bukan main-main. Harap semua warga mematuhi protokol kesehatan. Semua tempat usaha juga wajib disiplin. Jika tidak mampu memenuhi protokol kesehatan, lebih baik tutup dulu,” kata Menteri Kesehatan Taiwan Chen Shih-chung seperti dikutip oleh Central News Agency (CNA), Rabu (12/5/2021).
Catatan 16 kasus baru tersebut muncul pada Selasa (11/5). Pusat Pengendalian Wabah Taiwan (Central Epidemic Command Center/CECC) masih menyelidiki asal-usul kasus, mengingat semuanya kasus domestik. Sebanyak lima kasus dari kluster warung internet di kota Yilan dan satu kasus seorang pegawai kantor di New Taipei City, misalnya, semua tidak punya riwayat ke luar negeri.
Berdasarkan situasi mutakhir itulah pemerintah menaikkan status negara dari Siaga 1 ke Siaga 2. Dalam Siaga 2, tempat-tempat usaha boleh buka dengan protokol kesehatan ketat. Restoran, kafe, salon, dan klinik wajib memiliki buku tamu guna mencatat nama, alamat, dan nomor telepon pengunjung. Kegiatan di dalam ruangan seperti aula hanya boleh dihadiri paling banyak 100 orang dan kegiatan di luar ruangan maksimal untuk 500 orang.
Dalam manajemen krisis penanganan Covid-19, Taiwan memiliki empat tingkat kesiagaan. Siaga 1 adalah kasus Covid-19 impor, yaitu warga negara Taiwan yang baru datang dari luar negeri atau orang asing yang datang ke Taiwan. Siaga 2 berarti muncul kasus domestik yang tidak terlacak asal-usulnya. Siaga 3 adalah jika dalam satu hari muncul sepuluh kasus domestik atau dalam satu pekan muncul tiga kluster penularan baru. Siaga 4 adalah ketika muncul 100 kasus baru dalam satu pekan dan negara akan menerapkan karantina total.
”Saat ini kita harus bersiap yang terburuk, yaitu jika status harus naik menjadi Siaga 3 dalam beberapa hari. Artinya, hanya sektor-sektor esensial yang boleh beroperasi,” kata Chen di hadapan parlemen.
Presiden Taiwan Tsai Ying-wen dalam siaran langsung yang ditayangkan semua stasiun televisi meminta masyarakat tidak panik. Warga tidak perlu memborong kebutuhan pokok di pasar ataupun toko swalayan. Ia menjanjikan Taiwan memiliki masker, alat kesehatan, rumah sakit, dan tenaga kesehatan yang cukup untuk menangani kasus.
Taiwan adalah negara pulau dengan penduduk berjumlah 24 juta jiwa. Sejak pandemi Covid-19 terjadi pada awal 2020, mereka telah menerapkan pembatasan ketat. Salah satunya adalah dengan menutup semua penerbangan menuju dan dari China serta sejumlah negara yang dinilai memiliki risiko penularan tinggi. Hingga kini, Taiwan mencatatkan 1.210 kasus Covid-19 dengan jumlah kematian 12 jiwa. Meskipun tergolong rendah dibandingkan dengan wilayah lain, pemerintah dan masyarakatnya tidak menganggap remeh risiko penularan virus korona jenis baru.
Sebelum 16 kasus domestik terungkap, empat kasus terdeteksi dalam sepekan. Semuanya adalah impor, tiga kasus dari Filipina dan satu kasus dari India. Semuanya ditangani dengan menjalani isolasi mandiri di hotel yang khusus disediakan pemerintah.
Kluster penularan terbesar di Taiwan adalah dari pilot maskapai penerbangan nasional, China Airlines, disusul dengan kluster hotel Novotel yang menjadi tempat isolasi bagi para awak pesawat. Sejak awal 2021, tercatat 30 kasus positif di dua kluster ini. Akibatnya, China Airlines memanggil 1.200 pilotnya untuk pulang ke Taiwan dan menjalani karantina 14 hari.
Dikutip dari surat kabar Taipei Times, jajaran direksi China Airlines mengeluarkan pernyataan resmi bahwa penerbangan penumpangnya berkurang 50 persen. Mereka akan fokus kepada penerbangan kargo internasional.
Salah satu pilot yang positif Covid-19 baru-baru ini sebelum menjalani tes reaksi berantai polimerase (PCR) sempat jalan-jalan ke sejumlah bar dan pusat perbelanjaan. Istrinya yang turut terdiagnosa positif juga pernah berbelanja ke sebuah pasar swalayan. Oleh sebab itu, CECC mengumumkan kepada masyarakat yang mengunjungi tempat-tempat itu agar melaporkan keadaan mereka ke fasilitas kesehatan terdekat sebelum 18 Mei. (AP/AFP)