Jumlah Kasus Covid-19 Melonjak, Malaysia-Singapura Perketat Protokol Kesehatan
Lonjakan kasus Covid-19 terjadi di Malaysia dan Singapura. Varian baru juga terdeteksi di dua negara tersebut. Setiap pemerintah mengetatkan protokol kesehatan.
Oleh
Luki Aulia-Mahdi Muhammad
·5 menit baca
KUALA LUMPUR, SELASA — Pemerintah Malaysia menerapkan pembatasan mobilitas masyarakat secara nasional, 12 Mei-7 Juni 2021, atau hanya dua hari menjelang hari raya Idul Fitri. Kebijakan ini dilakukan mengingat jumlah kasus Covid-19 terus meningkat. Varian baru virus korona atau SARS-CoV-2 yang lebih menular juga telah ditemukan di sejumlah negara bagian dalam beberapa hari terakhir.
Dalam 12 jam terakhir, Kementerian Kesehatan Malaysia mencatat jumlah kematian akibat Covid-19 sebanyak 22 orang. Dengan demikian, total korban meninggal mencapai 1.722 orang. Jumlah pasien yang dirawat di instalasi gawat darurat juga naik, yakni 453 orang. Sebanyak 224 orang di antaranya harus menggunakan alat bantu pernapasan.
Terhadap lonjakan kasus tersebut, Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah meminta warga untuk berdiam di rumah dan menghindari bepergian jika tidak memiliki masalah yang sangat mendesak. Menaati imbauan pemerintah untuk membatasi mobilitas akan membantu para pekerja garis depan, yakni dokter dan tenaga kesehatan lainnya, untuk menekan laju penularan.
”Yang Mulia mengulangi nasihatnya baru-baru ini kepada masyarakat untuk mengutamakan keselamatan dan kesehatan diri dan keluarganya dengan menjaga disiplin dan menaati semua petunjuk yang telah dikeluarkan Dewan Keamanan Nasional. Nasihat Sultan Abdullah dimaksudkan agar negara tidak terkena tsunami Covid-19 seperti yang dialami beberapa negara di Asia Selatan dan Eropa,” kata Ahmad Fadli Shamsuddin, Kepala Rumah Tangga Istana Negara, dikutip dari laman Channel News Asia.
Pernyataan Sultan Abdullah itu memperkuat kebijakan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin yang mengumumkan pembatasan mobilitas nasional pada Senin (10/5/2021). ”Malaysia menghadapi gelombang ketiga Covid-19 yang dapat memicu krisis nasional,” kata Muhyiddin dalam pernyataan tertulisnya.
Pembatasan mobilitas membuat warga Malaysia yang hendak pulang kampung menjelang Idul Fitri mengurungkan niatnya. Pemerintah menerapkan penyekatan-penyekatan di berbagai ruas jalan yang menghubungkan satu kota atau satu negara bagian dengan kota atau negara bagian lainnya.
Pembatasan mobilitas juga mengamanatkan lembaga pendidikan tutup, kecuali taman kanak-kanak dan tempat penitipan anak. Sementara sektor ekonomi tetap diizinkan beroperasi dengan sejumlah persyaratan ketat.
Sementara tempat-tempat ibadah, seperti masjid, juga tetap diizinkan buka dengan protokol kesehatan. Jemaah untuk masjid kecil, misalnya, maksimal 20 orang. Adapun untuk masjid besar maksimal 50 orang.
Varian Afrika Selatan
Dikutip dari laman kantor berita Malaysia, Bernama, saat ini varian virus korona baru dari Afrika Selatan telah terdeteksi di empat negara bagian, yaitu Kelantan, Selangor, Negeri Sembilan dan Perak. Varian ini mampu menular lebih cepat dan dinilai lebih berbahaya bagi anak-anak muda.
Salah satu korban Covid-19 yang meninggal, Selasa (11/5/2021), sebagaimana dikutip dari laman New Straits Times, adalah perempuan berusia 31 tahun yang menderita diabetes dan kelainan saraf otak sebagai penyakit bawaan.
Kementerian Kesehatan menyebutkan, dalam 24 jam terakhir, mereka berhasil mengidentifikasi kluster penularan terbaru di sejumlah kota di seluruh negeri. Kluster terbesar adalah tempat ibadah, tempat bekerja, dan lembaga pendidikan. Selangor adalah negara bagian dengan tingkat penularan tertinggi dalam 12 jam terakhir, yakni 1.328 kasus dari 3.973 kasus.
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah dalam konferensi pers Selasa petang menyatakan, Pemerintah Malaysia untuk sementara waktu menghentikan skema jalur hijau timbal balik (Malaysia-Singapore Reciprocal Green Lane Scheme) mulai 13 Mei 2021. Keputusan ini diambil setelah mempelajari laporan Kementerian Kesehatan Singapura yang menyebutkan bahwa di negara itu sudah ditemukan beberapa varian baru virus korona, yaitu varian Inggris, Afrika Selatan, Brasil, dan India.
Pengetatan di Singapura
Pemerintah Singapura mewaspadai gelombang baru Covid-9. Ini dilakukan menyusul penemuan beberapa kluster yang tidak berkaitan satu sama lain dalam sepekan terakhir.
Menteri Kesehatan Singapura Gan Kim Yong di hadapan parlemen, Selasa, mengatakan, varian B.1617 atau kluster India mengkhawatirkan karena bisa menyebar dengan cepat dan luas. ”Varian baru dan meningkatnya kasus yang tidak saling berkaitan bisa diartikan risiko penularan komunitas semakin meningkat,” kata Gan dikutip dari laman Channel News Asia.
Sejak pekan lalu, Pemerintah Singapura mengumumkan adanya kluster penularan baru. Salah satu yang terbesar adalah kluster Rumah Sakit Tan Tock Seng yang telah berkembang menjadi 60 kasus. Salah satu pasien berusia 88 tahun meninggal pada Sabtu akhir pekan lalu.
Munculnya varian baru di Singapura, menurut Gan, tidak mengherankan karena negara itu tidak bisa sepenuhnya menutup perbatasannya. ”Kami tidak dapat sepenuhnya menutup perbatasan kami, menutup jalan lintas, pelabuhan, dan bandara kami karena Singapura tidak swasembada dalam banyak hal. Kami perlu menjaga jalur pasokan dan koneksi global kami untuk bertahan hidup. Virus kemudian akan menemukan cara untuk menyusup ke kita,” kata Gan.
Menteri Perhubungan Ong Ye Kung mengatakan, kluster Bandara Changi yang berawal dari seorang petugas kesehatan telah meluar ke 10 orang lainnya. Pemerintah telah meminta manajemen untuk menerapkan protokol kesehatan. Salah satunya tes rutin para pekerja bandara setiap 7 hari dan 14 hari.
Pemerintah Singapura juga terus mengupayakan percepatan program vaksinasi seluruh penduduknya. Hingga Minggu (10/5/2021), sekitar 1,8 juta penduduk atau sepertiga populasi Singapura telah menerima setidaknya satu dosis vaksin. Sekitar 1,2 juta penduduk telah menyelesaikan vaksinasi Covid-19 secara penuh.
Program vaksinasi di Singapura menggunakan vaksin dari Pfizer-BioNTech dan Moderna. Negara ini sebenarnya telah menerima kiriman 200.000 dosis vaksin Sinovac asal China. Namun, sejauh ini, vaksin itu belum mendapatkan persetujuan untuk digunakan. Kini, mereka juga tengah mengupayakan vaksin AstraZeneca. (AP/AFP/REUTERS)