Bantuan RI untuk India, Solidaritas untuk Sahabat Lama yang Sedang Susah
Pada awal pandemi, India membantu bahan baku obat Covid-19 untuk Indonesia. India juga berperan dalam penyediaan vaksin lewat Covax-19. Kini, ketika India kewalahan menghadapi pandemi, Indonesia giliran datang membantu.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Indonesia mengirimkan 200 unit alat penyaring oksigen ke India. Kiriman itu bagian dari wujud solidaritas Indonesia kepada India yang tengah kepayahan karena pandemi Covid-19.
Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi mengatakan, bukan kali ini saja Indonesia mengirim bantuan kepada India. Pada 10 Mei 2021, Indonesia mengirimkan 1.400 tabung oksigen.
“Bantuan kemanusiaan ini adalah wujud solidaritas bangsa dan rakyat Indonesia kepada India. Bantuan kemanusiaan ini diharapkan dapat membantu India dalam menangani pandemi covid-19,” ujarnya di sela pelepasan pengiriman paket bantuan ke Indonesia, Rabu (12/5/2021), di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Indonesia-India saling membantu di tengah pandemi. Pada awal masa pandemi, India ikut membantu penyediaan bahan baku obat Covid-19. India juga berperan dalam penyediaan vaksin lewat mekanisme Covax-19.
Bukan kali ini saja Indonesia-India saling bantu. India menyokong Indonesia kala Indonesia baru berdiri. “Persahabatan dua negara telah terjalin sejak masa Presiden Soekarno dan PM Jawaharlal Nehru, sampai sekarang di masa pemerintahan Presiden Jokowi dan PM Modi,” ujar Retno.
Duta Besar India di Jakarta, Manoj Kumar Bharti, menyebut bahwa negaranya kewalahan oleh gelombang lanjutan pandemi Covid-19. Layanan kesehatan amat tertekan dan ada kekurangan peralatan kesehatan. “Khususnya perangkat dan obat terkait oksigen,” ujarnya.
Ia menyebut, banyak negara membantu India dalam situasi sulit ini. Indonesia adalah salah satu negara yang mengulurkan tangan bagi New Delhi. Ia juga mendapat informasi bahwa Indonesia akan kembali mengirimkan tabung oksigen ke India. “Saya berterima kasih kepada pemerintah Indonesia atas bantuan di waktu yang sesuai ini,” kata Kumar Bharti.
Dalam pengumuman, Rabu, jumlah total korban tewas akibat Covid-19 di India mencapai 254.197 orang. Pada Selasa kemarin, tercatat 4.205 orang meninggal akibat virus penyebab penyakit itu di India. Sementara jumlah total kasus sudah menembus 23 juta orang. Pertambahan kasus harian di India melebihi 300.000 pasien per hari.
Varian virus
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, virus Covid-19 varian India berperan dalam lonjakan kasus di negara itu. Faktor lain adalah kumpulan massa yang beribadah bersama.
Beberapa waktu lalu, India menggelar sejumlah acara keagamaan yang dihadiri jutaan orang. Hadirin datang dari berbagai penjuru India dan mayoritas berdesakan di angkutan umum serta lokasi acara. “Kontribusi pasti faktor-faktor itu belum terlalu dipahami,” demikian pernyataan WHO.
Sampai akhir April 2021, 21 persen contoh data pasien Covid-19 terdeteksi virus B.1.617 atau dikenal sebagai virus Covid-19 varian India. Virus Covid-19 varian India sudah ditemukan di 44 negara.
Virus B.1.617 pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020. Selanjutnya, berdasarkan pemeriksaan 4.500 contoh dan data dari berbagai negara, WHO menemukan virus itu sudah menyebar di 44 negara. Jumlah lokasi persebaran dikhawatirkan terus bertambah dengan Bahrain sebagai lokasi terbanyak di luar India.
WHO telah mengumumkan B.1.617 sebagai varian virus korona baru yang mendapat perhatian serius. Sebelum ini, ada varian dari Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan. Virus-virus varian baru itu lebih berbahaya dibandingkan varian awal yang ditemukan di Wuhan. Sebab, varian baru lebih mudah menyebar, lebih mematikan, dan dikhawatirkan tidak bisa diatasi dengan vaksinasi Covid-19 yang sudah dilakukan di puluhan negara.
WHO juga cemas karena bukti awal menunjukkan bahwa varian India lebih tahan terhadap obat antibodi, seperti Bamlanivimab, yang digunakan untuk perawatan pasien. Kemangkusan vaksinasi Covid-19 juga bisa berkurang jika berhadapan dengan virus varian India.
Tingginya akan kematian membuat kremasi sulit dilakukan. Krematorium penuh, sementara pasokan kayu untuk kremasi mandiri sulit didapat. Akibatnya, sejumlah jenazah tidak dikremasi secara tuntas. Di tepi Sungai Gangga, terus ditemukan tubuh separuh terbakar. (AFP/REUTERS)