Publik London masih memercayai Sadiq Khan menjadi wali kota untuk kedua kalinya. Berlatar belakang Muslim dan imigran, Khan menjadi wajah keberagaman di kota yang masih bergulat dengan krisis akibat pandemi.
Oleh
Luki Aulia
·5 menit baca
Sadiq Khan (50), wali kota Muslim pertama di London, Inggris, dari Partai Buruh kembali terpilih setelah mengalahkan Shaun Bailey, kandidat dari Partai Konservatif pimpinan Perdana Menteri Boris Johnson. Selama kampanye pemilu, Khan berjanji akan memperbanyak lapangan pekerjaan dan mendorong ekonomi pariwisata London.
”Saya merasa terhormat karena rakyat London masih memercayai saya untuk terus memimpin kota terbaik di dunia ini. Saya berjanji membangun masa depan London yang lebih baik setelah masa-masa suram akibat pandemi,” kata Khan, Sabtu (8/5/2021).
Anak sopir bus London, imigran dari Pakistan, itu pertama kali terpilih sebagai wali kota London pada tahun 2016. Nama Khan kian kondang karena kerap mengkritik kebijakan Brexit dan pernah ”ribut” dengan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Twitter. Khan mengecam kebijakan larangan bepergian kontroversial Trump bagi warga dari negara-negara Muslim.
Trump menuding Khan gagal menangani terorisme dan menyebut Khan sebagai pecundang yang memalukan bagi Inggris. BBC News menyebutkan, gara-gara perang kata-kata Trump-Khan itu, para pendukung Trump saat parade di London, September 2019, membuat balon udara raksasa berbentuk Khan yang memakai bikini.
Aksi itu sebagai bentuk ”balasan” buat Khan yang membiarkan balon udara raksasa berbentuk Trump yang berpakaian bayi dengan popok mengudara di Lapangan Parlemen saat Trump berkunjung ke Inggris pada 2018. ”Dia (Trump) pernah menyebut saya pecundang. Salah satu dari kita pecundang dan yang jelas itu bukan saya,” kata Khan saat kampanye.
Khan lahir di London pada 1970 dari keluarga imigran Pakistan. Anak kelima dari delapan bersaudara itu tinggal di Tooting, kawasan permukiman beragam etnis yang sederhana di London selatan. Lantaran rumahnya tak cukup besar, ia harus berbagi kamar tidur dengan saudara-saudaranya dan tidur di tempat tidur susun sampai berusia 24 tahun.
Latar belakang keluarga ”biasa-biasa” saja dan imigran ini yang membuat Khan bisa diterima publik London yang selama ini dikenal menghargai keberagaman. ”Saya warga London sejati. Saya besar di kompleks perumahan biasa, kelas pekerja, anak imigran, dan sekarang wali kota London,” kata Khan saat menyampaikan pidato kemenangan.
Khan tak sungkan menceritakan profesi ayahnya yang menjadi sopir bus merah London dan ibunya yang menjadi penjahit baju. Begitu pula saat menceritakan salah satu saudara laki-lakinya yang menjadi montir sepeda motor.
Di tengah-tengah kesibukannya, Khan masih kerap berlatih tinju. Awalnya, ia belajar tinju hanya untuk menjaga diri jika ada yang melecehkan atau melakukan kekerasan rasis terhadap dirinya. Tak cukup tinju, ia juga ikut lari maraton di ajang London Marathon pada 2014.
Semasa sekolah, Khan sebenarnya lebih ingin mempelajari sains lalu menjadi dokter. Namun, niatnya urung karena gurunya melihat Khan memiliki bakat berdebat lalu menyarankan ia mendalami hukum. Akhirnya, Khan meraih gelar sarjana hukum dari University of North London lalu magang menjadi pengacara pada 1994 di firma hukum Christian Fisher dan diangkat menjadi salah satu rekan.
Isu HAM
Sejak awal menekuni hukum, Khan selalu tertarik pada isu-isu hak asasi manusia. Selama tiga tahun ia memimpin kampanye kebebasan sipil di kelompok Liberty. Ia pernah mewakili pemimpin gerakan Bangsa Islam, Louis Farrakhan dan Babar Ahmad, yang dipenjara di AS setelah mengaku mendukung kelompok Taliban di Afghanistan.
Karier politiknya dimulai sejak ia bergabung dengan Partai Buruh tatkala masih berusia 15 tahun. Khan lalu menjadi anggota dewan lokal untuk Tooting di wilayah lokal Wandsworth yang didominasi Partai Konservatif pada 1994, kemudian menjadi anggota parlemen Wandsworth pada 2005. Sampai sekarang Khan masih tinggal di daerah itu bersama istrinya, Saadiya, yang juga pengacara, dan kedua anak perempuan mereka.
Pada 2008, PM Gordon Brown menunjuk Khan menjadi menteri masyarakat lalu menteri transportasi. Pada waktu itu, ia merupakan menteri Muslim pertama di kabinet dan beberapa pendapatnya kerap mengundang kontra dari Konservatif. Salah satunya, dukungan Khan pada pernikahan sejenis. Akibat sikapnya itu, Khan kerap menerima ancaman pembunuhan.
Tak semua sikap dan pandangannya kontroversial. Khan tetap didukung kuat publik London karena menjanjikan perumahan yang terjangkau bagi rakyat dan membekukan tarif transportasi karena alasan pandemi Covid-19. Pada periode kedua ini, Khan berjanji akan menyediakan lapangan pekerjaan dan mengatasi krisis akibat Brexit yang mengancam sektor finansial London.
Tidak mudah ada di posisi Khan sekarang. Terlebih karena London yang penduduknya sekitar 9 juta jiwa itu menjadi pusat gelombang pertama pandemi Covid-19 di Inggris. Sedikitnya 19.000 orang meninggal dan 720.000 orang terinfeksi Covid-19. Ditambah lagi, lebih dari 300.000 orang kehilangan pekerjaan. ”Ini masa-masa paling susah bagi London,” kata Khan.
Meski susah, Khan tetap berkomitmen menjadi wali kota sampai tuntas. Khan merupakan wali kota ketiga London setelah Ken Livingstone (2000-2008) dan Boris Johnson (2008-2016). Banyak pihak yang berspekulasi Khan akan melanjutkan karier politiknya sampai ke posisi PM.
Khan pernah memprediksi Inggris akan memiliki PM Muslim dalam waktu dekat, tetapi ia menegaskan bukan dirinya yang akan menjadi PM. ”Selama rakyat London masih terus memercayai saya untuk menjadi wali kota, saya akan tetap menjadi wali kota,” ujarnya. (REUTERS/AFP)
Nama: Sadiq Aman Khan
Lahir: Tooting, London, Inggris, 8 Oktober 1970
Kewarganegaraan: Inggris
Partai Politik: Partai Buruh
Istri: Saadiya Ahmed
Anak: Anisah Khan dan Ammarah Khan
Pendidikan: Ernest Bevin College, Fircroft Primary School, University of Law, University of North London
Perjalanan Karier Politik:
- Anggota parlemen Tooting (2005-2016)
- Menteri Transportasi (9 Juni 2009-11 Mei 2010)
- Menteri Bayangan untuk Kementerian Transportasi (12 Mei-8 Oktober 2010)
- Menteri Bayangan untuk Kementerian Kehakiman (8 Oktober 2010-11 Mei 2015)
- Menteri Bayangan untuk London (16 Januari 2013-11 Mei 2015)