Khawatirkan China, Uni Eropa dan India Kian ”Mesra”
Kebangkitan China dari posisi mitra dagang setara menjadi kekuatan saingan dengan kehadiran militernya membuat khawatir Barat dan sekutunya di Indo-Pasifik. Brussels pun berupaya meningkatkan pengaruh di kawasan itu.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
BRUSSELS, SABTU — Uni Eropa dan India sepakat menghidupkan kembali negosiasi perdagangan bebas dalam konferensi tingkat tinggi secara virtual pada Sabtu (8/5/2021). Negosiasi perdagangan bebas keduanya sempat macet, tetapi kekhawatiran bersama tentang sepak terjang China semakin mendekatkan hubungan Brussels dan New Delhi. Keberlanjutan negosiasi perdagangan bebas itu diharapkan diikuti kerja sama lebih erat dalam upaya keduanya memerangi dampak perubahan iklim.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa (UE)-India diikuti 27 pemimpin negara anggota UE dan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi. Di tengah bayang-bayang krisis pandemi Covid-19 yang tengah dihadapi India, KTT itu menjadi forum pertama yang akan digelar dan diikuti seluruh pemimpin negara UE-India. Hal itu sekaligus dinilai menjadi penanda minat baru UE terhadap kawasan Indo-Pasifik secara khusus dan keseluruhan.
Gelombang infeksi virus korona baru yang melanda India telah memengaruhi pertemuan tersebut. PM Modi terpaksa membatalkan rencana terbang ke Portugal untuk pembicaraan langsung.
KTT UE-India sebelumnya hanya melibatkan PM India dan dua pimpinan tertinggi UE. Dua pimpinan UE itu dalam KTT akhir pekan ini tetap akan ikut serta, tetapi hanya bertindak sebagai pendengar. KTT UE-India virtual, menurut rencana, digelar selama dua jam. ”Apa yang akan kita lihat adalah terobosan dalam hubungan UE-India,” kata seorang pejabat senior UE yang terlibat dalam persiapan pertemuan itu. ”Ada momentum dalam hubungan kita.”
Kebangkitan China dari posisi mitra dagang setara menjadi kekuatan saingan dengan kehadiran militernya yang meningkat telah membuat khawatir Barat dan sekutunya di Indo-Pasifik. Brussels tengah berupaya mencari lebih banyak pengaruh di kawasan itu.
Pembicaraan perdagangan UE-India dibekukan pada 2013 karena berbagai perbedaan, termasuk pengurangan tarif, perlindungan paten, keamanan data, dan hak profesional India untuk bekerja di Eropa. Masih harus dilihat apakah India sekarang bersedia membatalkan pendekatan yang dipandang sangat proteksionis oleh UE untuk menyegel kesepakatan perdagangan bebas keduanya kali ini.
Ketegangan yang meningkat dengan China dapat menciptakan dorongan baru untuk pembicaraan itu. Bagi UE, dorongan memulai kembali negosiasi dengan New Delhi datang ketika upaya UE meratifikasi kesepakatan investasi dengan China terlihat mandek dan cenderung panas lewat penerapan aneka sanksi.
Masih harus dilihat apakah India sekarang bersedia untuk membatalkan pendekatan yang dipandang sangat proteksionis oleh UE untuk menyegel kesepakatan perdagangan bebas keduanya kali ini. Ketegangan yang meningkat dengan China dapat menciptakan dorongan baru untuk pembicaraan itu.
”India pada bagiannya juga telah memutuskan untuk berinvestasi lebih banyak dalam hubungannya dengan UE, sebagian didorong oleh meningkatnya ketegasan China dan Brexit, yang mengharuskan New Delhi tidak lagi melihat London sebagai satu-satunya pintu masuk ke Eropa,” kata Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell dalam unggahannya di sebuah blog.
Pemerintah Inggris pada Selasa (4/5/2021) menyatakan akan memulai pembicaraan bebas resmi dengan India akhir tahun ini setelah kedua belah pihak menyetujui paket awal untuk meningkatkan perdagangan dan investasi. ”Indo-Pasifik adalah kawasan penting. Semua orang meningkatkan pengaruhnya di kawasan ini,” kata Stefania Benaglia, analis dari Pusat Kajian Kebijakan Eropa di Brussels.
Para pemimpin negara UE, yang tengah berkumpul untuk KTT Uni Eropa di Portugal, dilaporkan menghadapi tekanan dari kelompok-kelompok pembela masyarakat sipil. Kritik ditujukan pada tekanan keras pemerintahan Modi terhadap perbedaan pendapat di India. Sejumlah kelompok pembela hak masyarakat sipil, seperti Amnesty International, menggelar aksi berupa penyalaan lilin di luar tempat pertemuan KTT UE pada Jumat (7/5/2021) malam.
”Intoleransi atas perbedaan pendapat telah menjadi ciri khas PM Modi selama menjabat; kami berharap para pemimpin UE menuntut agar India menghayati nilai-nilai bersama mereka dan memenuhi komitmen atas hak asasi manusianya,” kata Eve Geddie, Direktur Amnesty International untuk wilayah UE.
Terkait pandemi Covid-19, negara-negara UE telah mengirim peralatan medis dan obat-obatan senilai sekitar 100 juta euro (120 juta dollar AS) ke India sebagai bagian dari upaya internasional untuk membantu New Delhi melawan banjir kasus Covid-19. Pembicaraan tentang upaya lebih lanjut atas Covid-19 di India dipastikan masuk dalam agenda KTT UE-India. Apalagi, India dan UE adalah dua wilayah yang menjadi tempat produksi utama vaksin Covid-19.
”Kami jelas perlu bersama melanjutkan upaya kami untuk meningkatkan produksi (vaksin Covid-19), mengamankan bahan baku yang diperlukan, dan menjaga rantai pasokan tetap terbuka,” kata seorang pejabat senior UE. ”Para pemimpin akan berkomitmen untuk bekerja sama agar lebih siap dan tanggap atas kondisi darurat kesehatan global, termasuk upaya memperkuat dan mereformasi Organisasi Kesehatan Dunia.”
Modi juga dapat mendorong UE mencabut hak paten untuk Covid-19 setelah AS mendukung proposal tersebut. Namun, kekuatan ekonomi utama Eropa, yakni Jerman, terlihat bergeming dengan ide itu. Berlin menilai perlindungan atas paten harus tetap ada di saat perusahaan-perusahaan pengembang vaksin dan obat meningkatkan produksi mereka. (AFP/REUTERS)