UE mengucurkan hibah untuk berbagai program pemberdayaan masyarakat di Indonesia. Indonesia bukan mitra dagang terpenting UE di Asia Tenggara. Mitra dagang terbesar UE di kawasan ialah Singapura, Thailand, Malaysia.
Oleh
Kris Mada
·4 menit baca
Hubungan Indonesia-Uni Eropa pasang surut dalam empat dekade terakhir. Selain perbedaan-perbedaan, Indonesia-UE terus bekerja sama pada berbagai bidang.
Kerja sama Indonesia dengan organisasi 27 negara Eropa itu terekam dalam “Green Recovery : EU-Indonesia Partnership 2021”. Diluncurkan secara virtual pada Selasa (4/5/2021), buku itu merekam sejumlah upaya Brussels-Jakarta untuk pulih lagi dari dampak pandemi Covid-19. “Kerja sama UE-Indonesia sangat beragam untuk tumbuh dan pulih bersama,” kata Duta Besar UE untuk Indonesia Vincent Piket.
Selain Piket, peluncuran dihadiri Deputi Ekonomi pada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Amalia Adininggar Widyasanti. Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Marina Berg, juga hadir.
Piket menyebut, pandemi memang membawa banyak kesulitan di berbagai negara. Walakin, pandemi juga memberi peluang untuk melihat lagi perilaku selama ini dan beradaptasi dengan perkembangan terakhir.
Bagi Brussels, pandemi adalah kesempatan langka untuk mempercepat pembangunan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Di tengah pandemi, Eropa mengumumkan sejumlah langkah untuk mencapai target emisi nol pada 2050.
Brussels tidak mau sendirian mencapai target itu. Indonesia dan banyak negara lain juga diajak bekerja sama untuk mencapai target sejenis sesuai kondisi masing-masing. “Akan butuh biaya sedikit lebih banyak. Akan tetapi, manfaatnya akan terasa,” kata Berg.
Amalia mengatakan, pertumbuhan bersih dan ramah lingkungan adalah salah satu strategi Indonesia. Untuk mencapai target-target pertumbuhan dalam koridor itu, perlu kerja sama banyak pihak dan memanfaatkan semua jenis modal.
Kerja sama dengan Eropa adalah bagian dari upaya itu. Seperti direkam di Green Recovery, kerja sama sepanjang 2020 terutama terkait pandemi. Piket menekankan fakta UE menyumbangkan total 2,2 miliar euro untuk Covax. Dari fasilitas pengadaan dan pengiriman vaksin Covid-19 itu, Indonesia akan mendapat sedikitnya 13,5 juta dosis vaksin, terbesar di Asia Tenggara.
UE mengucurkan aneka hibah untuk berbagai program pemberdayaan masyarakat di Indonesia. Selain untuk penguatan kemampuan penyediaan layanan kesehatan, dana dari UE dan anggotanya dipakai untuk pemberdayaan kelompok rentan seperti perempuan dari keluarga miskin, kelompok disabilitas, dan warga perdesaan terpencil.
Perdagangan
UE juga menekan soal perdagangan. Pada periode 2018-2020, UE menanggung defisit total 17 miliar euro dari perdagangan barang dengan Indonesia. Sebaliknya dari perdagangan jasa, UE mendapat surplus 5,5 miliar euro. Surplus dari UE menjadi salah satu penolong neraca pembayaran Indonesia yang secara total konsisten dalam kondisi defisit.
Di sisi lain, meski memiliki produk domestik bruto (PDB) terbesar di kawasan, Indonesia bukan mitra dagang terpenting UE di Asia Tenggara. Mitra dagang terbesar UE di kawasan adalah Singapura, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Setelah itu, baru Indonesia. Ekspor barang UE ke Singapura, Thailand, dan Malaysia bernilai masing-masing di atas 10 miliar dollar AS per tahun pada 2020. Sebaliknya, ekspor barang UE ke Indonesia semakin menurun hanya 8,7 miliar dollar AS pada 2020.
Komoditas ekspor UE ke Indonesia tidak komplementer atau tidak begitu cocok dengan industri di Indonensia. Padahal, karakteristik impor Indonesia masih diwarnai barang modal yang tinggi. Hampir 50 persen impor Indonesia berupa produk setengah jadi untuk diolah lebih lanjut atau mesin-mesin produksi.
Untuk memacu perdagangan Indonesia-UE antara lain tengah dirundingkan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) sejak 2016. Kini, perundingan telah memasuki putaran ke-10. Dalam putaran terakhir yang berlangsung pada Maret 2021, ada 19 isu yang dibahas.
IEU-CEPA, serta aneka perjanjian dagang lain yang telah selesai dirundingkan Indonesia dan penerapan Undang-undang nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja, diharapkan bisa mendorong investasi dan peningkatan daya saing Indonesia.
IEU-CEPA akan menjadi satu-satunya perjanjian dagang antara Indonesia dengan 27 negara. Sebab, negara-negara anggota UE tidak boleh merundingkan sendiri perjanjian dagang bilateral sejak 2010 atau selepas Traktat Lisbon berlaku.
Digagas sejak masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan resmi mulai dirundingkan sejak 2016 atau di masa pemerintahan Joko Widodo, IEU-CEPA membahas 27 isu terkait perdagangan barang dan jasa, investasi, hingga penyelesaian perselisihan terkait investasi.
UE berharap, IEU-CEPA menjadi perjanjian dagang ketiga di Asia Tenggara setelah blok itu mengesahkan perjanjian sejenis dengan Singapura dan Vietnam. Meski data menunjukkan Indonesia bukan mitra dagang yang penting, baik di Asia Tenggara apalagi di tingkat global, UE tetap berusaha mengejar pengesahan perjanjian dagang dengan negara terbesar di Asia Tenggara ini.