logo Kompas.id
InternasionalAfghanistan, di Antara Perang ...
Iklan

Afghanistan, di Antara Perang dan Narkotika

Setelah bertahun-tahun operasi, sebagian melibatkan serangan udara berbiaya jutaan dollar AS sekali jalan, industri narkotika terus berkembang di Afghanistan.

Oleh
kris mada
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/lRBgNv7ZXsfGEMcZGb8TzT52fJg=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2FAfghanistan-The-Cost_95977008_1619972873.jpg
AP PHOTOS/ALLAUDDIN KHAN, FILE

Dalam foto pada April 2016 ini, petani memanem getah poppy di Kandahar, provinsi di Afghanistan yang dikendalikan Taliban. Lewat laporan pada 3 Mei 2020,  Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kejahatan dan Narkotika (UNODC) menyebut ladang poppy di Afghanistan tersebar di 22 dari 34 provinsi. Total luasnya 234.000 hektar, naik 37 persen dibanding pada 2019.

Amerika Serikat menghabiskan hampir 9 miliar dollar AS untuk pemberantasan narkotika di Afghanistan. Walakin, Afghanistan bertahan sebagai salah satu produsen utama heroin dan sabu-sabu.

Hal itu terekam dalam laporan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kejahatan dan Narkotika (UNDOC) yang diluncurkan pada Senin (3/5/2021) siang waktu New York atau Selasa dini hari WIB. Sepanjang 2020 ada tambahan 61.000 hektar lahan poppy atau tanaman untuk bahan baku heroin. Total 234.000 hektar lahan poppy tersebar di 22 dari 34 provinsi di Afghanistan. Helmand, Baghdis, dan Kandahar yang dikontrol Taliban menjadi tempat terluas kebun poppy.

Editor:
Bonifasius Josie Susilo H
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000