Hingga 33 persen ekspor Selandia Baru ditujukan ke China. Gabungan ekspor ke Australia, AS, dan Inggris sekalipun tidak bisa mengalahkan total ekspor Selandia Baru ke China. Selandia Baru tetap keras soal China.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
AUCKLAND, SENIN — Selandia Baru kembali menunjukkan sikap berbeda dari Australia dan sekutunya soal China. Alih-alih ikut arus para sekutunya dalam aliansi Five Eyes, Wellington memilih membuat pendekatan sendiri kepada Beijing.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern memastikan negaranya akan tetap mandiri dan tidak akan membuat pernyataan bersama anggota Five Eyes soal China. ”Saya sering ditanya, kami berenang di jalur mana? Kami berenang di jalur sendiri,” ujarnya, Senin (3/5/2021), dalam China Business Summit di Auckland.
Five Eyes merupakan forum kerja sama intelijen Australia, Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Selandia Baru. Dari lima anggotanya, hanya Selandia Baru yang menolak secara terbuka mengkritik China. Sampai sekarang, Wellington menolak menggunakan istilah genosida untuk Xinjiang.
Sementara empat anggota Pancanetra cenderung menggunakan istilah itu. Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta mengungkap keengganan menggunakan istilah itu lewat pernyataan pada April 2021.
Meski menegaskan kemandirian politik luar negeri, Ardern juga menyebut bahwa negaranya telah menunjukkan keprihatinan serius pada isu HAM di China. Selandia Baru dan China juga dinyatakan punya sistem berbeda. Karena itu, ada beberapa hal yang tidak akan bisa disepakati oleh kedua negara.
Direktur Pusat Studi China pada Universitas Auckland Stephen Noakes menyebut bahwa pernyataan Ardern adalah isyarat untuk China dan Five Eyes. Ardern disebut ingin menunjukkan bahwa Selandia Baru tetap bisa bersikap keras soal China sekaligus mandiri dari para sekutunya. Sikap itu akan membantu Wellington mengelola hubungan dengan Beijing dan mitra di Five Eyes di masa mendatang.
Dari lima anggota aliansi tersebut, hubungan Australia dan Kanada dengan China paling kelihatan menegang. Kanada dipusingkan soal penahanan warganya selepas Ottawa menangkap pimpinan raksasa teknologi China, Huawei atas permintaan AS.
Sementara China mengenakan aneka hambatan impor pada berbagai komoditas dari Australia. Padahal, sebanyak 33 persen ekspor negeri Kanguru itu ditujukan ke China. Dari 254 miliar dollar AS hasil ekspor Australia pada 2020, 90,5 miliar dollar AS didapat dari China. Sementara dari AS dan Inggris, Australia hanya mendapat total 23 miliar dollar AS.
Porsi agak mirip juga terlihat pada Selandia Baru yang punya perjanjian dagang dengan China sejak 2008. Dalam beberapa tahun terakhir, 33 persen ekspor Selandia Baru ditujukan ke China. Gabungan ekspor ke Australia, AS, dan Inggris sekalipun tidak bisa mengalahkan total ekspor Selandia Baru ke China.
Lebih lunak
Bukan hanya Ardern yang menunjukkan Selandia Baru cenderung lebih lunak pada China. Bahkan, Mahuta dan Menteri Perdagangan Selandia Baru Damien O’Connor membuat banyak pihak terkejut dalam beberapa bulan terakhir.
Pada Desember 2020, Mahuta menawarkan menjadi penengah bagi Beijing dan Canberra. Wellington akan memanfaatkan status sebagai tuan rumah pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) untuk menjalankan peran itu.
Bahkan, O’Connor membuat publik Australia lebih terkejut pada Januari 2021. Ia menyarankan, Australia lebih diplomatis dalam berhubungan dengan China. ”Saya tidak bisa berbicara atas nama Australia dan caranya menjalankan hubungan diplomatik. Namun, jelas jika mereka mengikuti kami dan menunjukkan penghormatan, saya kira akan ada (ruang) diplomasi dan lebih berhati-hati dalam pemilihan kata,” ujarnya.
Seperti Ardern, Mahuta juga menyebut bahwa Selandia Baru berulang kali mengungkap keprihatinan kepada China. Bedanya, Wellington memilih menyampaikan langsung secara tertutup. Sebaliknya, Australia cenderung secara terbuka menunjukkan perbedaan dengan China. ”Kalau ada ketegangan di antara Naga dan Taniwha, kami mengambil langkah terukur melalui diplomasi dan dialog,” ujar Mahuta.
Ia menggambarkan hubungan China-Selandia Baru dengan hewan mitologi kedua negara, yakni naga dan taniwha. Naga dan taniwha dinyatakan bisa berhubungan dengan saling menghormati dan menghargai nilai masing-masing.
”Hubungan Beijing-Wellington disebut amat luas dan sampai tahap dekat di aras masyarakat kedua negara. Selandia Baru akan terus membangun kerja sama dalam berbagai kepentingan bersama, membawa manfaat bagi warga kedua negara, dan saya harap daya lenting di Pasifik, sembari melindungi dan mendorong kesejahteraan dan keamanan warga Selandia Baru,” ujarnya.
Menurut dia, hubungan dengan China amat penting. ”Ini hubungan menyangkut kepentingan semua warga Selandia Baru. Ini hubungan yang dikelola pemerintah demi kepentingan jangka panjang Selandia Baru,” katanya.
Dalam kesempatan terpisah, ia menegaskan bahwa China dan AS sama-sama penting untuk Selandia Baru. China penting karena posisinya sebagai mitra dagang terbesar. Sementara AS penting untuk alasan keamanan.
Ia juga mengingatkan kepada China untuk menjalankan tanggung jawab sebagai negara besar. Selandia Baru berharap China menjalankan peran itu secara serius terutama di masa komunitas internasional perlu bekerja sama pada aneka isu.
Ia menyebut pandemi Covid-19 dan perubahan iklim adalah sebagian area kerja sama China, Selandia Baru, dan komunitas internasional. Ia juga berharap China ikut menjaga tatanan internasional yang berdasarkan hukum dan norma. (AFP/REUTERS)