Berasal dari Panti Asuhan yang Sama di China, Bertemu 15 Tahun Kemudian di AS
Tanpa mereka tahu sebelumnya, dua mahasiswa di kampus yang sama, Ally Cole dan Ruby Wierzbicki, ternyata sama-sama pernah tinggal di sebuah panti asuhan di China, 15 tahun lampau. Lalu sama-sama diadopsi oleh warga AS.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·2 menit baca
LYNCHBURG — Pertemuan tanpa sengaja dua mahasiswi sebuah universitas di Virginia, Amerika Serikat, di sebuah bus saat menuju kampus mereka mengungkap fakta unik tentang asal-usul keduanya.
Ally Cole dan Ruby Wierzbicki, kedua mahasiswi itu, ternyata sama-sama pernah tinggal di sebuah panti asuhan di China, 15 tahun lampau. Mereka pun diadopsi oleh keluarga berbeda asal AS dan kemudian tinggal bersama keluarga pengadopsi itu di ”Negeri Paman Sam”.
Cole, mahasiswa tahun kedua di Universitas Liberty di Lynchburg, duduk di sebelah Wierzbicki yang adalah seorang mahasiswa baru. Mereka terkejut menemukan sejumlah fakta yang mirip di antara keduanya. Mereka berasal dari kota yang sama di China, Jinan. Dari foto-foto yang sama mereka miliki dan simpan, mereka juga ternyata pernah tinggal di panti asuhan yang sama.
”Kami memegang foto-foto itu secara berdampingan di ponsel kami dan kami menyadari bahwa semuanya cocok, dan kami tahu bahwa itu pasti di tempat yang sama,” kata Wierzbicki dalam rilis berita Universitas Liberty dan dikutip UPI.
Keduanya lalu menemukan fakta bahwa mereka diadopsi hanya berselang satu pekan satu sama lain. Waktu itu, Cole berusia 6 tahun, sedangkan Wierzbicki 4 tahun. ”Kami mulai menelusuri foto-foto kami di ponsel kami, dan saya menyadari bahwa Ruby memiliki banyak foto diri saya yang belum pernah saya lihat sebelumnya,” kata Cole.
”Kami bahkan memiliki teman bersama dari panti asuhan, Emma, yang masing-masing kami berfoto dengannya. Kami memiliki lembaran foto yang sama ketika kami berdiri berdampingan, dan saya tidak tahu siapa gadis di sebelah saya. Namun, sekarang saya tahu,” tutur Cole.
Keduanya yakin tidak ada yang kebetulan dalam kejadian yang tidak terduga itu. Mereka bersyukur dapat bertemu di AS, sebuah negara yang berjarak ribuan kilometer dari asal mereka. ”Ada orang yang saya ajak bicara tentang hal ini dan mereka berkata, ’sungguh kebetulan’. Namun, kami pikir ini 100 persen berkat dari Tuhan,” kata Wierzbicki.