Rusia Tarik Mundur Pasukannya dari Perbatasan Ukraina dan Crimea
Rusia akhirnya menarik mundur puluhan ribu tentaranya dari perbatasan Ukraina dan di Crimea yang telah memantik kecaman dari negara-negara Barat.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
MOSKWA, JUMAT — Menteri Pertahanan Rusia menghentikan latihan militer di dekat perbatasan Ukraina yang melibatkan puluhan ribu personel militer dan puluhan kapal perang serta menarik mundur pasukannya dari lokasi latihan militer, Jumat (23/4/2021). Perintah itu muncul saat Presiden Rusia Vladimir Putin mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk berunding di Moskwa setelah pertempuran baru antara pasukan pemerintah dengan kelompok separatis pro-Moskwa pecah di Ukraina bagian timur.
Akan tetapi, Putin menolak usulan Zelensky untuk bertemu di Ukraina timur. Menurut dia, negosiasi konflik bertahun-tahun harus dilakukan langsung dengan kelompok separatis.
Penarikan mundur pasukan Rusia itu akan disambut baik oleh negara-negara Barat yang telah menyatakan peringatannya atas konsekuensi intervensi Rusia di Ukraina timur.
Mata uang Rusia dan Ukraina pun menguat tajam, memberi sinyal kelegaan kepada para investor beberapa jam setelah Rusia mengakhiri latihan perangnya di Crimea, semenanjung yang mereka aneksasi dari Ukraina tahun 2014.
Bulan ini, seorang juru bicara Presiden Ukraina mengatakan bahwa Rusia telah mengerahkan 40.000 personel militernya di perbatasan timur Ukraina dan 40.000 personel di Crimea. Sekitar 50.000 personel di antaranya merupakan pasukan yang baru saja dikerahkan.
Dalam cuitannya di Twitter, Zelensky ”menyambut setiap langkah untuk mengurangi kehadiran militer dan menurunkan ketegangan di Donbas, wilayah timur Ukraina”. Ia juga berterima kasih kepada mitra internasional atas dukungannya.
Semetara Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba tidak mengetahui niatan Moskwa, apakah akan melancarkan serangan atau tidak. Ia juga mengatakan bahwa Barat harus bersedia membela Ukraina jika Rusia menyerang.
”Jadi, sekarang bisa dua arah,” ujar Kuleba. ”Itu sebabnya, reaksi terkonsolidasi dari Barat begitu penting untuk mencegah Putin… mengambil keputusan itu.”
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu meninjau latihan militer besar-besaran di Crimea yang dianeksasi Moskwa. Shoigu mengatakan, prajurit akan mulai kembali ke markasnya pada Jumat.
”Saya percaya tujuan inspeksi mendadak ini telah tercapai sepenuhnya. Pasukan telah menunjukkan kemampuannya untuk memberi perlindungan bagi negara kami,” kata Shoigu.
”Saya telah memutuskan untuk menghentikan inspeksi di distrik militer wilayah Selatan dan Barat,” tambahnya sambil mengatakan bahwa penarikan mundur pasukan harus selesai pada 1 Mei.
Barat telah berulang kali menyerukan Putin untuk menarik mundur pasukannya. Pada Kamis (22/4/2021), Amerika Serikat menyatakan, Washington akan menunggu Moskwa untuk menindaklanjuti pengumumannya menghentikan latihan militer dekat Ukraina.
”Kami sudah mendengar. Apa yang kami tunggu adalah tindakan,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.
Shoigu yang tiba di Crimea untuk meninjau latihan militer menyebutkan, Moskwa memantau pergerakan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan akan tetap waspada. Shoigu memantau latihan secara langsung bersama Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Valery Gerasimov.
Pengerahan pasukan di dekat Ukraina hanyalah satu dari sekian masalah yang memicu meningkatnya ketegangan Rusia dan negara-negara Barat. Minggu lalu, AS memperketat sanksinya terhadap Rusia atas tuduhan peretasan komputer dan ikut campur dalam Pemilu AS. Republik Ceko juga menuduh Moskwa berperan dalam ledakan mematikan di pembuangan senjata tahun 2014.
AS dan Ceko mengusir diplomat Rusia yang memicu kemarahan Moskwa. Negara-negara Barat juga telah mendesak Rusia untuk membebaskan tokoh oposisi yang mogok makan dalam tahanan, Alexei Navalny. Washington memperingatkan bahwa ”konsekuensinya” Navalny bisa meninggal di dalam penjara. Menurut Rusia, Barat tidak usah turut campur. (AFP/REUTERS)